26.7 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Jembatan Menuju Desa Pandiangan, Dairi, Sudah Setahun Rusak Tak Kunjung Diperbaiki Dinas PUPR

RUDY SITANGGANG/SUMUT POS
MINTA DIPERBAIKI:  Warga Desa Pandiangan, Kecamatan Lae Parira, Kabupaten Dairi, mendatangi Kantor Desa setempat, meminta supaya jembatan menuju desa mereka yang sudah setahun putus, segera diperbaiki.
MINTA DIPERBAIKI: Warga Desa Pandiangan, Kecamatan Lae Parira, Kabupaten Dairi, mendatangi Kantor Desa setempat, meminta supaya jembatan menuju desa mereka yang sudah setahun putus, segera diperbaiki.
RUDY SITANGGANG/SUMUT POS

DAIRI, SUMUTPOS.CO – Sudah setahun rusak, jembatan menuju Desa Pandiangan, Kecamatan Lae Parira, Kabupaten Dairi, tak kunjung diperbaiki Dinas PU Bina Marga Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Dairi. Akibatnya, akses keluar masuk perkampungan tersebut terkendala. Sementara Jembatan darurat dari batang pohon kelapa, yang dibangun pemerintah, sulit dilalui kendaraan dan dianggap mengancam keselamatan pengendara.

Masyarakat setempat sudah 2 kali melakukan aksi unjukrasa, termasuk Jumat (22/11) pagi. Warga mendatangi Kantor Kepala Desa Pandiangan, namun tak membuahkan hasil. Pasalnya, kepala desa tidak berada di tempat, saat warga hendak menyampaikan aspirasi terkait kerusakan infrastruktur dimaksud.

Hal ini disampaikan Monika Siregar, perwakilan Yayasan Diakones Pelangi Kasih (YDPK), saat mendampingi masyarakat menyampaikan aspirasi ke Kantor Kepala Desa Pandiangan.

“Masyarakat gelisah melihat jembatan rusak yang tak kunjung diperbaiki. Puluhan warga mendatangi Kantor Kepala Desa Pandiangan untuk mendesak pemerintah desa, terkait kejelasan perbaikan jembatan jalan utama yang sudah setahun rusak, dan tak kunjung diperbaiki,” ungkap Monika.

Monika juga mengungkapkan, akibat jembatan rusak, pengendara sepeda motor sering mengalami kecelakaan saat melintasi jembatan darurat yang terbuat dari batang pohon kelapa tersebut. Begitu juga mobil penumpang umum, serta mobil pribadi, sulit melintas. Warga pun menuding pemerintah desa tidak pernah menyurati Pemkab Dairi, sehingga penanganan berlangsung lama.

Sementara Ketua Organisasi Perempuan Desa Pandiangan, Rainim Purba mengatakan, jika pemerintah tidak segera melakukan perbaikan, warga mengancam akan berunjukrasa ke Kantor Bupati. “Ini sudah akhir tahun. Sebentar lagi arus mudik libur Natal dan Tahun Baru akan padat, sehingga warga mendesak Pemkab Dairi segera memperbaiki jembatan yang rusak, agar arus transportasi lancar,” jelasnya.

Sekretaris Dinas PUPR Kabupaten Dairi, Frianto Naibaho mengatakan, perbaikan jalan dilakukan tahun depan. Menurutnya, pihaknya sudah menampung anggaran perbaikan 2020 sebesar Rp500 juta lebih.

Dia mengakui, tahun ini sempat direncanakan diperbaiki, namun karena tidak akan selesai dikerjakan pada akhir tahun, jadi ditampung tahun depan. “Direncanakan kontruksi beton pelat, sekaligus pemeliharaan jalan sebelum dan sesudah lokasi jalan rusak tersebut,” pungkas Frianto. (rud/saz)

RUDY SITANGGANG/SUMUT POS
MINTA DIPERBAIKI:  Warga Desa Pandiangan, Kecamatan Lae Parira, Kabupaten Dairi, mendatangi Kantor Desa setempat, meminta supaya jembatan menuju desa mereka yang sudah setahun putus, segera diperbaiki.
MINTA DIPERBAIKI: Warga Desa Pandiangan, Kecamatan Lae Parira, Kabupaten Dairi, mendatangi Kantor Desa setempat, meminta supaya jembatan menuju desa mereka yang sudah setahun putus, segera diperbaiki.
RUDY SITANGGANG/SUMUT POS

DAIRI, SUMUTPOS.CO – Sudah setahun rusak, jembatan menuju Desa Pandiangan, Kecamatan Lae Parira, Kabupaten Dairi, tak kunjung diperbaiki Dinas PU Bina Marga Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Dairi. Akibatnya, akses keluar masuk perkampungan tersebut terkendala. Sementara Jembatan darurat dari batang pohon kelapa, yang dibangun pemerintah, sulit dilalui kendaraan dan dianggap mengancam keselamatan pengendara.

Masyarakat setempat sudah 2 kali melakukan aksi unjukrasa, termasuk Jumat (22/11) pagi. Warga mendatangi Kantor Kepala Desa Pandiangan, namun tak membuahkan hasil. Pasalnya, kepala desa tidak berada di tempat, saat warga hendak menyampaikan aspirasi terkait kerusakan infrastruktur dimaksud.

Hal ini disampaikan Monika Siregar, perwakilan Yayasan Diakones Pelangi Kasih (YDPK), saat mendampingi masyarakat menyampaikan aspirasi ke Kantor Kepala Desa Pandiangan.

“Masyarakat gelisah melihat jembatan rusak yang tak kunjung diperbaiki. Puluhan warga mendatangi Kantor Kepala Desa Pandiangan untuk mendesak pemerintah desa, terkait kejelasan perbaikan jembatan jalan utama yang sudah setahun rusak, dan tak kunjung diperbaiki,” ungkap Monika.

Monika juga mengungkapkan, akibat jembatan rusak, pengendara sepeda motor sering mengalami kecelakaan saat melintasi jembatan darurat yang terbuat dari batang pohon kelapa tersebut. Begitu juga mobil penumpang umum, serta mobil pribadi, sulit melintas. Warga pun menuding pemerintah desa tidak pernah menyurati Pemkab Dairi, sehingga penanganan berlangsung lama.

Sementara Ketua Organisasi Perempuan Desa Pandiangan, Rainim Purba mengatakan, jika pemerintah tidak segera melakukan perbaikan, warga mengancam akan berunjukrasa ke Kantor Bupati. “Ini sudah akhir tahun. Sebentar lagi arus mudik libur Natal dan Tahun Baru akan padat, sehingga warga mendesak Pemkab Dairi segera memperbaiki jembatan yang rusak, agar arus transportasi lancar,” jelasnya.

Sekretaris Dinas PUPR Kabupaten Dairi, Frianto Naibaho mengatakan, perbaikan jalan dilakukan tahun depan. Menurutnya, pihaknya sudah menampung anggaran perbaikan 2020 sebesar Rp500 juta lebih.

Dia mengakui, tahun ini sempat direncanakan diperbaiki, namun karena tidak akan selesai dikerjakan pada akhir tahun, jadi ditampung tahun depan. “Direncanakan kontruksi beton pelat, sekaligus pemeliharaan jalan sebelum dan sesudah lokasi jalan rusak tersebut,” pungkas Frianto. (rud/saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/