Site icon SumutPos

Pembantai ABK & Penumpang Ternyata Oknum Sintua

Aksi pembunuhan di atas Kapal Wira Glory milik PT Wira Jaya Logitama Line dari pelabuhan Sambas Sibolga menuju Gunung Sitoli, Pulau Nias, Rabu (20/12) dinihari, jam 00.30 WIB.

SIBOLGA, SUMUTPOS.COKasus pembantaian di Kapal Wira Glory, Rabu (20/12) sekira pukul 00.30 wib lalu menguak fakta mengejutkan. Pelaku yang nekat mengakhiri hidup dengan cara menggorok leher sendiri adalah oknum Sintua (penatua gereja).

Ini diungkap Yafaozanolo Bulolo, kerabat pelaku, Demazatulo Laia (56) saat diwawancarai New Tapanuli (grup SUMUTPOS.CO), Kamis (21/12) kemarin.

Yafaozanolo mengatakan, pihak keluarga mereka telah menyiapkan penyambutan jenazah. Namun, belum dipastikan kapan jenazah akan dimakamkan, karena masih banyak keluarga yang ditunggu dari luar kota.

“Masih belum tahu kapan dikebumikan karena masih banyak keluarga dari luar kota yang ditunggu,” kata Yafaozanolo.

Sekilas, dia bercerita tentang karakter terduga pelaku semasa hidup. Bahkan, dia sempat kaget dan tidak percaya kalau Demazatulo berani melakukan hal sekejam itu.

“Selama yang saya tahu, dia ini seorang sintua, pendiam, nggak minum dan nggak merokok. Makanya, aku pun nggak yakin kalau dia yang melakukan. Tapi polisi selalu bilang kalau dia yang melakukan,” ungkapnya.

Dan, Yafaozanolo mengaku bahwa almarhum dalam kesehariannya adalah pengonsumsi daun sirih sehingga kemana saja selalu membawa sebuah belati.

“Cuma pemakan sirih dia ini. Jadi, kalau pemakan sirih kemana-mana harus bawa pisau, membuka pinang itu,” tuturnya sembari mengimbau kepada petugas untuk lebih meningkatkan pengecekan terhadap penumpang yang suka makan sirih.

Amatan wartawan, ada 3 ambulance yang disediakan pihak perusahaan kapal untuk membawa ketiga jenazah ke kampung halamannya masing-masing di Nias Selatan. Selain supir, di dalam ambulance juga ada keluarga yang mendampingi keberangkatan.

Dinalis Sianturi (53), keluarga dari korban Anugrah Zebua (25) mengatakan bahwa sebelum meninggal, Anugrah bertingkah aneh terhadap teman-teman satu kapalnya. Katanya, sebelum berangkat, Anugrah menyalami dan memeluk temannya satu per satu, seperti hendak berpamitan.

“Kami dengar cerita dari istri temannya satu kapal. Katanya, sudah ada tanda-tanda kalau dia (Anugrah) akan meninggal. Pas kapal mau berangkat, dia menyalami teman-temannya yang satu kapal. Padahal, mereka sama-sama berangkat. Dipeluknya lagi. Kawan-kawannya pun sempat heran, kenapa disalaminya. Habis itu, langsunglah kejadian ini,” jelas Dinalis.

Proses evakuasi korban pembunuhan di KM Wira Glory, Sibolga.

Menurutnya, tidak banyak kenangannya dengan korban. Hanya, yang paling dia ingat adalah, setiap kali hendak berangkat, korban selalu singgah ke rumahnya untuk pamit.

Kalau sandar kapalnya, dia tetap saja di kapal. Kalau mau berangkat, dia datang ke rumah, permisi. ‘Nantulang berangkat aku ya’,” ungkapnya menirukan perkataan almarhum Anugrah padanya setiap kali hendak berangkat berlayar.

Setelah mendengar kejadian tersebut, keluarga korban yang ada di kampung telah menyiapkan penyambutan jenazah. Dan, rencananya setibanya di kampung, jenazah tidak langsung dimakamkan. “Sabtu (23/12/2017), baru dimakamkan,” pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, peristiwa sadis dan pertumpahan darah terjadi di atas kapal jurusan Sibolga-Nias, Rabu (20/12/2017) sekira pukul 00.30 WIB. Di tengah malam yang mencekam itu, tiga orang tewas mengenaskan. Dan, satu diantaranya adalah pelaku pembunuhan.

Pelaku ini membantai 3 orang, yaitu Peringatan Nduru (25), Anugrah Zebua (25) dan Odalige Harefa (50). Dua nama pertama tewas mengenaskan, sedangkan nama terakhir berhasil selamat walau mengalami luka tusuk yang cukup parah.

Informasi dihimpun, awalnya pelaku dengan Peringatan bertengkar di lantai II kapal penumpang Wira Glory milik PT Wira Jaya Logitama (WJL) jurusan Sibolga-Nias. Tak hanya itu, keduanya bahkan sempat kejar-kejaran. Pelaku mengejar lawannya hingga ke lantai I.

“Mereka berantam di lantai II. Lawannya itu lari ke bawah, dikejar pelaku,” kata seorang pria yang ditemui di sekitar pelabuhan Sambas Sibolga.

Tiba di lantai I, pelaku mengarahkan pisaunya ke Peringatan dan merobek lehernya hingga tewas. “Saat dikejar, lawannya ini jatuh, kemudian dia merobek lehernya sampai meninggal,” tukasnya.

Melihat pertikaian tersebut, Anugrah Zebua yang merupakan Anak Buah Kapal (ABK) bagian mesin mencoba melerai. Bukannya berhenti, pelaku malah menusuknya dari belakang. “Anugrah ditusuk dari belakang, bagian pundak sebelah kanan, sampai tembus ke depan,” ungkapnya.

Tidak sampai di situ, amarah pelaku belum surut. Odalige yang saat itu sedang tertidur juga ikut terkena imbasnya. Pelaku menikamkannya hingga terkapar bersimbah darah. “Pas lagi tidurnya Pak Harefa (Odalige) itu, ditikam juga sama pelaku,” pungkasnya.

Salahsatu korban pembunuhan di atas kapal Sibolga-Nias.

Belum diketahui pasti siapa lawan pelaku bertengkar. Karena, muncul pernyataan berbeda yang mengatakan bahwa Peringatan bukanlah lawan pelaku, melainkan ada penumpang lain yang belum diketahui identitasnya.

Mendapat laporan dari ABK kapal, seorang petugas dari Angkatan Laut (AL) yang merupakan pengaman di kapal tersebut berusaha menenangkan pelaku sambil mengancamnya dengan pistol. Pelaku yang saat itu masih terbawa emosi terus melakukan perlawanan. Akhirnya, oknum AL tersebut pun melepaskan tembakan ke arah pelaku.

“Kurang jelas, apakah pelaku duluan bunuh diri atau ditembak. Yang pasti, pelaku menggorok lehernya sendiri,” ujarnya.

Kabar lainnya mengatakan, pertikaian diduga disebabkan oleh pengaruh minuman keras. “Ada yang bilang, mereka sedang minum tuak Nias di kapal,” kata seorang penumpang kapal lainnya.

Terpisah, Manager PT WJL Syahnan dalam keterangan persnya membenarkan kejadian tersebut. Diterangkan, kapal berangkat dari Pelabuhan Sambas Sibolga sekira pukul 22.00 WIB dan tiba di perairan Pulau Mursala sekira pukul 00.30 WIB, saat insiden terjadi. Kapal akhirnya kembali ke Pelabuhan Sambas dan tiba sekira pukul 03.00 WIB.

“Dua setengah jam setelah kapal berangkat dari pelabuhan, tiba-tiba datang telepon dari nahkoda, katanya ada pembunuhan di kapal, 3 orang meninggal. Posisi sekitar Pulau Mursala,” jelas Syahnan. (ts/newtapanuli/JPG/nin/ras)

Exit mobile version