25 C
Medan
Saturday, September 28, 2024

Bupati Tapsel Keluarkan Izin Lokasi PLTA Batangtoru

Bakal Dioperasikan Seperti Pembangkit Siguragura

PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) berencana membangun tiga Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), salah satunya di Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan.

Hal itu dibenarkan Humas PLN Sumut, Raidir Galingging saat dikonfirmasi Sumut Pos, Jumat (24/3).

“Ya, itu masih perencanaan di pusat. Kita belum mendapat instruksi itu. Kalau untuk kapasitas yang kecil, biasanya izin dari pemerintah kabupaten/kota saja. Kalau ini, kapasitasnya 500 Megawatt mungkin akan minta izin dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu). Tapi kita belum bisa bertindak, karena menunggu dari pusat dulu. Karena ini masih rencana,” ungkap Raidir.

Dikatakannya, sejauh ini daya yang dibutuhkan di Sumut sudah cukup memadai dan bisa tertangani oleh PLN, karena ada sisa sekitar 100 Megawatt untuk penyuplai kebutuhan listrik di Sumut.

“Sudah pas-pasan, karena ada sisa 100 Megawatt untuk suplai di Sumut. Kita juga masih menyimpan daya yang besar, karena masih banyak pelanggan yang masuk dalam daftar antre,” tambahnya.

Lebih lanjut dikatakannya, sejauh ini memang pembangkit di Sicanang Belawan, relatif sudah tidak produktif. Maka alih teknologinya ke arah pembangkit bertenaga air. Seperti PLTA Asahan III dan rencana pembangunan PLTA Batangtoru.

Menurutnya, PLTA Asahan III jika nantinya sudah beroperasi maka akan berdampak positif pada suplai energi listrik di Sumut. Terlebih jika benar nantinya pembangunan PLTA Batangtoru berkapasitas 500 Megawatt.

Sementara Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (Bappedasu) Riadil Lubis, kepada Sumut Pos menyatakan, saat ini rencanan pembangunan PLTA Batangtoru sudah sampai tahapan studi kelayakan. Dan sejauh ini, sudah mendapat izin lokasi dari Bupati Tapsel, Syahrul Pasaribu.
“Ini sudah dapat izin lokasi dari bupati setempat. Dan saat ini dalam tahap studi. Saat ini kita sudah mengikat kerja sama dengan pihak ketiga sesuai Peraturan Pemerintah (PP) No.14 tahun 2012. PLTA Batangtoru ini nantinya, akan seperti pembangkit listrik Sigura-gura. Jadi ketika beban puncak pada malam hari, langsung bisa dioperasikan,” bebernya.

Diketahui, selain PLTA Batangtoru, PLTA yang akan dibangun PLN terhitung dari tahun 2013 dan diproyeksikan selesai 2018 mendatang antara lain PLTA Kerinci, Jambi, dan PLTA Karama, Sulawesi Barat.

Untuk ketiga PLTA yang menelan investasi US$2,9 miliar atau sekitar Rp26,6 triliun, dengan tujuan untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar minyak dan guna diversifikasi energi.

PLTA Batang Toru dibangun KSO Dharma Hydro berkapasitas 500 MW dengan nilai investasi sebesar US$1,2 miliar. Sedangkan, PLTA Karama akan dibangun PT Sulbar Group dan Cina Gezhoumba Group dengan kapasitas 450 megawatt dengan nilai investasi sebesar US$1,2 miliar. Sementara itu, PLTA Kerinci dibangun PT Kerinci Hydro Energy dengan kapasitas 350 MW senilai US$0,51 miliar

Pengamat kelistrikan Sumut, Surya Tarmizi Kasim, kepada Sumut Pos menyatakan, saat ini masih ada kendala atau kekurangan suplai energi listrik. Itu disebabkan karena pembangkit listrik di Sicanang Belawan, sudah tidak produktif dalam memasok listrik.

Rencana pembangunan PLTA Batangtoru, menurut pria yang juga Kepala Departeman Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Sumatera Utara (USU) ini, satu hal yang baik, mengingat selama ini juga masih banyak pelanggan yang masih dalam daftar tunggu.

“Selama ini masih adan realita, misalnya energi 2.000 watt dijual dengan harga 800 watt. Kemudian, masih banyak yang dalam daftar antre. Maka dari itu, sebaiknya masyarakat berhemat dulu dalam penggunaan energi listrik,” terangnya. Sementara itu, .(ari)

Bakal Dioperasikan Seperti Pembangkit Siguragura

PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) berencana membangun tiga Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), salah satunya di Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan.

Hal itu dibenarkan Humas PLN Sumut, Raidir Galingging saat dikonfirmasi Sumut Pos, Jumat (24/3).

“Ya, itu masih perencanaan di pusat. Kita belum mendapat instruksi itu. Kalau untuk kapasitas yang kecil, biasanya izin dari pemerintah kabupaten/kota saja. Kalau ini, kapasitasnya 500 Megawatt mungkin akan minta izin dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu). Tapi kita belum bisa bertindak, karena menunggu dari pusat dulu. Karena ini masih rencana,” ungkap Raidir.

Dikatakannya, sejauh ini daya yang dibutuhkan di Sumut sudah cukup memadai dan bisa tertangani oleh PLN, karena ada sisa sekitar 100 Megawatt untuk penyuplai kebutuhan listrik di Sumut.

“Sudah pas-pasan, karena ada sisa 100 Megawatt untuk suplai di Sumut. Kita juga masih menyimpan daya yang besar, karena masih banyak pelanggan yang masuk dalam daftar antre,” tambahnya.

Lebih lanjut dikatakannya, sejauh ini memang pembangkit di Sicanang Belawan, relatif sudah tidak produktif. Maka alih teknologinya ke arah pembangkit bertenaga air. Seperti PLTA Asahan III dan rencana pembangunan PLTA Batangtoru.

Menurutnya, PLTA Asahan III jika nantinya sudah beroperasi maka akan berdampak positif pada suplai energi listrik di Sumut. Terlebih jika benar nantinya pembangunan PLTA Batangtoru berkapasitas 500 Megawatt.

Sementara Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (Bappedasu) Riadil Lubis, kepada Sumut Pos menyatakan, saat ini rencanan pembangunan PLTA Batangtoru sudah sampai tahapan studi kelayakan. Dan sejauh ini, sudah mendapat izin lokasi dari Bupati Tapsel, Syahrul Pasaribu.
“Ini sudah dapat izin lokasi dari bupati setempat. Dan saat ini dalam tahap studi. Saat ini kita sudah mengikat kerja sama dengan pihak ketiga sesuai Peraturan Pemerintah (PP) No.14 tahun 2012. PLTA Batangtoru ini nantinya, akan seperti pembangkit listrik Sigura-gura. Jadi ketika beban puncak pada malam hari, langsung bisa dioperasikan,” bebernya.

Diketahui, selain PLTA Batangtoru, PLTA yang akan dibangun PLN terhitung dari tahun 2013 dan diproyeksikan selesai 2018 mendatang antara lain PLTA Kerinci, Jambi, dan PLTA Karama, Sulawesi Barat.

Untuk ketiga PLTA yang menelan investasi US$2,9 miliar atau sekitar Rp26,6 triliun, dengan tujuan untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar minyak dan guna diversifikasi energi.

PLTA Batang Toru dibangun KSO Dharma Hydro berkapasitas 500 MW dengan nilai investasi sebesar US$1,2 miliar. Sedangkan, PLTA Karama akan dibangun PT Sulbar Group dan Cina Gezhoumba Group dengan kapasitas 450 megawatt dengan nilai investasi sebesar US$1,2 miliar. Sementara itu, PLTA Kerinci dibangun PT Kerinci Hydro Energy dengan kapasitas 350 MW senilai US$0,51 miliar

Pengamat kelistrikan Sumut, Surya Tarmizi Kasim, kepada Sumut Pos menyatakan, saat ini masih ada kendala atau kekurangan suplai energi listrik. Itu disebabkan karena pembangkit listrik di Sicanang Belawan, sudah tidak produktif dalam memasok listrik.

Rencana pembangunan PLTA Batangtoru, menurut pria yang juga Kepala Departeman Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Sumatera Utara (USU) ini, satu hal yang baik, mengingat selama ini juga masih banyak pelanggan yang masih dalam daftar tunggu.

“Selama ini masih adan realita, misalnya energi 2.000 watt dijual dengan harga 800 watt. Kemudian, masih banyak yang dalam daftar antre. Maka dari itu, sebaiknya masyarakat berhemat dulu dalam penggunaan energi listrik,” terangnya. Sementara itu, .(ari)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/