30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Dokter Tolak Operasi, Ibu dan Bayi Tewas

Terjadi di RS Umum Djasmen Saragih Siantar

SIANTAR-Ruang Tunas Jaya Rumah Sakit (RS) Umum Djasamen Saragih, ricuh. Pasalnya pasien Hormaida br Sidabutar (37) warga Jalan Narumonda Bawah Siantar, bersama bayi yang baru dilahirkannya tewas Senin dini hari (23/7) sekira pukul 04.00 WIB. Alhasil keluarga korban protes dan meminta pertanggungjawaban pihak RS.

Suasana hening di Ruang Tunas Jaya mendadak kacau saat petugas mengatakan kepada Togar Samosir bahwa anaknya yang lahir sekira pukul 04.00 WIB sudah tidak bernyawa. Padahal kondisi fisik bayinya normal. Namun 5 menit setelah dibersikan oleh petugas medis sang bayi tidak bernyawa lagi.

Sedangkan Hormaida Br Sidabutar yang baru melahirkan kondisi fisiknya semakin lemah dan tensinya semakin turun, sehingga petugas pun memanggil dokter  yang jaga di instalasi gawat darurat (IGD). Sementara, Lustiana Manalu selaku bidan yang menanganinya menyuruh Tagor yang sudah kebingunan agar membelikan teh manis panas untuk istrinya. Tagor kian bingung sebab di RS tidak ada tersedia teh manis. Tagor terpaksa mencari keluar RS.
Kondisi Hormaida kian melemah sehingga dia tak sadarkan diri. Petugas medis sempat kebingungan apalagi melihat nafas korban semakin lambat. Para medis mencoba menekan dada korban agar bisa bertahan hidup, namun upaya itu gagal. Hormaida akhirnya meninggal dunia.

Melihat istri dan anaknya tewas Togar seketika marah-marah termasuk keluarganya. Satu persatu pihak keluarganya berdatangan ke RS dan histeris melihat kondisi korban yang sudah tak bernyawa termasuk juga anaknya yang diletakkan di sisinya.

“Tadi pas istriku sumakin lemah, saya sudah minta tolong seperti bersujud agar istriku dibawa saja ke ICU, tapi mereka tidak menghiraukannya” kata Togar yang sehari-harinya bekerja sebagai sopir itu.

Bahkan yang lebih membuat keluarga korban marah adalah bahwa mereka awalnya membawa korban dan meminta supaya dioperasi akan tetapi pihak rumah sakit tidak melayaninya dengan alasan kondisi pasien masih normal.

Di tengah-tengah keributan keluarga pasien, Lustiana Br Manalu mencoba memberikan keterangan bahwa ia hanya menjalankan prosedur sesuai anjuran dokter. “Saya menjalankan prosesdur kerjanya, dan saya sudah melakukanya atas perintah dokter” kata Lustiana sembari duduk menjelaskan kepada keluarga korban yang sudah emosi.

Wakil Direkut I RS Umum Djasamen Saragih, Dr Maya Flora Damanik mengaku belum bisa memberikan keterangan secara gamblang tentang peristiwa itu. “Besok lah dr Andi selaku Humas yang menyampaikan keterangannya. Sebab kami masih mengumpulkan berkas rekam mediknya dan kemudian memeriksanya, termasuk hasil labnya. Tadi kata dr Ria selaku Direktur RS Umum Djasamen Saragih begitu juga,” katanya.(pra/smg)

Terjadi di RS Umum Djasmen Saragih Siantar

SIANTAR-Ruang Tunas Jaya Rumah Sakit (RS) Umum Djasamen Saragih, ricuh. Pasalnya pasien Hormaida br Sidabutar (37) warga Jalan Narumonda Bawah Siantar, bersama bayi yang baru dilahirkannya tewas Senin dini hari (23/7) sekira pukul 04.00 WIB. Alhasil keluarga korban protes dan meminta pertanggungjawaban pihak RS.

Suasana hening di Ruang Tunas Jaya mendadak kacau saat petugas mengatakan kepada Togar Samosir bahwa anaknya yang lahir sekira pukul 04.00 WIB sudah tidak bernyawa. Padahal kondisi fisik bayinya normal. Namun 5 menit setelah dibersikan oleh petugas medis sang bayi tidak bernyawa lagi.

Sedangkan Hormaida Br Sidabutar yang baru melahirkan kondisi fisiknya semakin lemah dan tensinya semakin turun, sehingga petugas pun memanggil dokter  yang jaga di instalasi gawat darurat (IGD). Sementara, Lustiana Manalu selaku bidan yang menanganinya menyuruh Tagor yang sudah kebingunan agar membelikan teh manis panas untuk istrinya. Tagor kian bingung sebab di RS tidak ada tersedia teh manis. Tagor terpaksa mencari keluar RS.
Kondisi Hormaida kian melemah sehingga dia tak sadarkan diri. Petugas medis sempat kebingungan apalagi melihat nafas korban semakin lambat. Para medis mencoba menekan dada korban agar bisa bertahan hidup, namun upaya itu gagal. Hormaida akhirnya meninggal dunia.

Melihat istri dan anaknya tewas Togar seketika marah-marah termasuk keluarganya. Satu persatu pihak keluarganya berdatangan ke RS dan histeris melihat kondisi korban yang sudah tak bernyawa termasuk juga anaknya yang diletakkan di sisinya.

“Tadi pas istriku sumakin lemah, saya sudah minta tolong seperti bersujud agar istriku dibawa saja ke ICU, tapi mereka tidak menghiraukannya” kata Togar yang sehari-harinya bekerja sebagai sopir itu.

Bahkan yang lebih membuat keluarga korban marah adalah bahwa mereka awalnya membawa korban dan meminta supaya dioperasi akan tetapi pihak rumah sakit tidak melayaninya dengan alasan kondisi pasien masih normal.

Di tengah-tengah keributan keluarga pasien, Lustiana Br Manalu mencoba memberikan keterangan bahwa ia hanya menjalankan prosedur sesuai anjuran dokter. “Saya menjalankan prosesdur kerjanya, dan saya sudah melakukanya atas perintah dokter” kata Lustiana sembari duduk menjelaskan kepada keluarga korban yang sudah emosi.

Wakil Direkut I RS Umum Djasamen Saragih, Dr Maya Flora Damanik mengaku belum bisa memberikan keterangan secara gamblang tentang peristiwa itu. “Besok lah dr Andi selaku Humas yang menyampaikan keterangannya. Sebab kami masih mengumpulkan berkas rekam mediknya dan kemudian memeriksanya, termasuk hasil labnya. Tadi kata dr Ria selaku Direktur RS Umum Djasamen Saragih begitu juga,” katanya.(pra/smg)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/