SIDIMPUAN, SUMUTPOS.CO- “Apa salahku? Tiba-tiba disiram air keras saat berkendara. Aku bersama anakku terjatuh dan berguling-guling. Saat naik ke atas, kulihat banyak orang. Tapi tidak ada yang menolongku!”
Demikian ungkapnya Enda Siregar (38) sembari menangis, kemarin (23/7). Parbetor (tukang becak bermotor, Red) itu kini dirawat di RSUD Kota Padangsidimpuan. Kondisinya memprihatinkan. Hampir seluruh bagian wajah dan lehernya melepuh akibat terkena air keras. Bahkan ia tak bisa lagi memandang dengan jelas. Beberapa orang di rumah sakit mengatakan bahwa Enda terancam mengalami kebutaan, meski belum ada keterangan resmi dari dokter yang menanganinya.
Apa yang dialami warga Gang Setia Lingkungan IV, Kelurahan Sitamiang Lama, Psp Selatan, ini bermula pada Rabu (22/7) sekira pukul 01.00 WIB dinihari. Saat itu Enda bersama anaknya Alwi Ridwan Siregar (17) baru saja pulang usai menghadiri takziah bibinya di Gang Salak Permai, Psp Batunadua.
Dengan mengendarai betor miliknya berplat BB 1046 GC, bapak dan anak ini melaju perlahan. Setibanya di Jalan Raja Inal Siregar, Batunadua Jae, atau tepat di depan kantor Dinas Perairan Pemprov Sumatera Utara, becak bermotornya diserempet dua orang yang mengendarai sepedamotor matic. Begitu dipepet, salah seorang dari atas sepedamotor itu langsung melemparkan air yang dibawa menggunakan ember cat dinding. Air itu pun mengenai wajah dan leher Enda, serta bagian punggung Alwi.
Seketika, Enda merasakan panas pada wajah dan lehernya. Konsentrasi mengendarai betor pun buyar. Stang becak yang ditumpangi keduanya tak tentu arah hingga sempat terguling beberapa kali.
Begitu terjatuh dan mencapai tanah, Enda sempat bangkit dan berlari, serta berteriak meminta tolong ke arah warga yang mulai berkerumun di sana.
“Ia di sini jatuhnya, becaknya sempat terguling beberapa kali. Lalu dia lari ke arah loket taksi sana untuk meminta tolong. Ia juga masih sempat merobek bajunya, mungkin karena panas atau bagaimana,” ucap salah seorang saksi mata warga sekitar yang enggan menyebut namanya.
Tak lama setelah itu, warga membawanya ke rumah sakit untuk mendapat perawatan.
Enda sendiri yang ditemui di ruang Sal I RSUD Psp kemarin, mengaku penganiayaan dengan bahan kimia berbahaya itu tak disadarinya sebelumnya.
Enda juga mengatakan tak mengenal orang yang telah membuat dirinya terancam kehilangan penglihatan itu. Namun begitu, ia mengaku, ada orang yang dicurigainya terkait peristiwa tersebut. Adalah sosok wanita yang pernah berhubungan dengannya dan selalu menginginkannya. Sebab katanya, pada bulan Maret lalu, ia juga dianiaya tiga orang yang tak dikenalnya saat keluar dari rumah.
“Kretanya (sepeda motor, Red) matic, aku tidak kenal. Mereka pakai sweeter. Bulan 3 lalu juga begini,” kata Enda tanpa menyebut siapa orang yang dicurigainya dan siapa wanita yang diduga menyebabkan malapetaka terhadap dirinya itu.
Sementara itu kondisi Alwi tak parah. Ia memang terkena cipratan air keras pada bagian punggung, namun tak mengalami luka berarti. Hal itu dibuktikan dengan kondisi Alwi yang masih bisa bersekolah, kemarin.
Kepada METRO TABAGSEL (Grup Sumut Pos) tadi malam, Alwi menjelaskan bahwa pelaku penyiraman air keras terhadap ayahnya mengenakan penutup kepala. “Pakai penutup kepala dan helm. Mereka mengendarai Honda Beat berwarna gelap,” katanya singkat.
Kapolres Padangsidimpuan AKBP M Helmi Lubis SIK melalui Kasat Reskrim AKP DB Diriono yang disampaikan KBO Ipda JJ Harahap menyebut, kasus penganiayaan dengan bahan kimia berbaya itu sedang dalam proses penyelidikan pihaknya.
JJ Harahap juga menyebut bahwa pihaknya sudah mencurigai seseorang sebagai pelaku. “Namun oknum yang kita curigai tu sudah lari pasca kejadian dan saat ini sedang kita buru,” bilangnya. (mag-01/ije)