30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Kepala SDN Lewuombanua Bantah Aniaya Murid

NIAS, SUMUTPOS.CO – Tuduhan dugaan kasus penganiayaan siswa yang diduga dilakukan oknum Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) 075056 Lewuombanua Kecamatan Somolomolo Kabupaten Nias, dibantah Hasa’aro Waruwu. Dia mengaku saat itu hanya menegur anak didiknya yang sedang ribut di dalam kelas.

Hasa’aro Waruwu menuturkan, persoalan itu bermula pada hari Senin tanggal 25 Juli 2022 lalu, ia mendapat laporan dari penjaga sekolah bahwa murid kelas 3 ribut di dalam kelas. Mendapat laporan seperti itu, Asa’aro Waruwu langsung mendatangi ruang kelas dimaksud untuk menenangkan para murid.

“Pada saat itu sekira pukul 09.30 WIB, penjaga sekolah melapor kepada saya bahwa murid kelas 3 ribut di dalam kelas dan tidak mau ditenangkan. Memang pada saat itu, guru kelas 3 sedang berada di kantor guru, ada pekerjaan yang mendesak yaitu menginput data-data murid, sesuai arahan dari dinas pendidikan,” tutur Hasa’aro kepada Sumut Pos di Gunungsitoli, Sabtu (20/8).

“Sesampai di dalam ruang kelas 3, seorang murid yang lagi ribut (AB) saya tegur sembari saya tepuk dibagian bahunya. Hanya sebatas itu, anak itu pun tak sampai menangis, tidak ada pemukulan mau pun penganiayaan seperti yang dituduhkan kepada saya,” sambungnya.

Namun pada sore harinya lanjut Hasa’aro, ia dikagetkan dengan kedatangan ibu AB ke rumahnya sambil marah-marah, menuduh Kepala SDN Lewuombanua itu telah memukuli anaknya. “Saya jelaskan kepada ibu AB, bahwa anaknya disekolah bandel. Sehingga saya tegur sembari saya tepuk bahunya, tidak ada saya pukuli. Mendengar penjelasan saya, ibu AB pun pulang ke rumahnya,” sebut Asa’aro.

Tak lama setelah ibu AB pulang ke rumahnya, karena penasaran istri Asa’aro Waruwu ditemani salah seorang guru kelas di sekolah itu menyusul ibu AB ke rumahnya, yang jaraknya hanya puluhan meter dari rumah Asa’aro Waruwu .

Di dalam rumah orangtua AB, antara kedua belah pihak terjadi pembicaraan, yang mana diakhiri dengan bersalaman saling memaafkan. Pada saat itu, istri Asa’aro Waruwu dengan orang tua AB yang masih tetangga dan juga masih ada hubungan keluarga itu sepakat persoalan itu dianggap selesai.

“Sewaktu istri saya ke rumah orangtua AB sudah ada pembicaraan, sudah bersalaman, menandakan bahwa tidak ada lagi persoalan. Dan lagi orangtua AB ini, masih keluarga dekat. Saya curiga ada pihak ketiga yang sengaja memanfaatkan situasi ini,” sebutnya.

Pria 57 tahun itu mengaku tidak ada maksud menyakiti anak didiknya. Ia hanya ingin menerapkan disiplin, dengan harapan dapat membentuk karakter anak didiknya kelak. “Saya sudah puluhan tahun menjadi guru, dan di usia saya sekarang ini tiga tahun lagi akan pensiun, dan baru kali ini saya dipolisikan,” pungkasnya.

“Tak habis pikir, masalah sepele seperti ini bisa sampai pelaporan ke polisi. Bingung juga saya, apa motif mereka melaporkan saya ke Polisi. Padahal orangtua dari AB ini masih ada hubungan keluarga dengan saya,” tuturnya. (adl/azw)

NIAS, SUMUTPOS.CO – Tuduhan dugaan kasus penganiayaan siswa yang diduga dilakukan oknum Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) 075056 Lewuombanua Kecamatan Somolomolo Kabupaten Nias, dibantah Hasa’aro Waruwu. Dia mengaku saat itu hanya menegur anak didiknya yang sedang ribut di dalam kelas.

Hasa’aro Waruwu menuturkan, persoalan itu bermula pada hari Senin tanggal 25 Juli 2022 lalu, ia mendapat laporan dari penjaga sekolah bahwa murid kelas 3 ribut di dalam kelas. Mendapat laporan seperti itu, Asa’aro Waruwu langsung mendatangi ruang kelas dimaksud untuk menenangkan para murid.

“Pada saat itu sekira pukul 09.30 WIB, penjaga sekolah melapor kepada saya bahwa murid kelas 3 ribut di dalam kelas dan tidak mau ditenangkan. Memang pada saat itu, guru kelas 3 sedang berada di kantor guru, ada pekerjaan yang mendesak yaitu menginput data-data murid, sesuai arahan dari dinas pendidikan,” tutur Hasa’aro kepada Sumut Pos di Gunungsitoli, Sabtu (20/8).

“Sesampai di dalam ruang kelas 3, seorang murid yang lagi ribut (AB) saya tegur sembari saya tepuk dibagian bahunya. Hanya sebatas itu, anak itu pun tak sampai menangis, tidak ada pemukulan mau pun penganiayaan seperti yang dituduhkan kepada saya,” sambungnya.

Namun pada sore harinya lanjut Hasa’aro, ia dikagetkan dengan kedatangan ibu AB ke rumahnya sambil marah-marah, menuduh Kepala SDN Lewuombanua itu telah memukuli anaknya. “Saya jelaskan kepada ibu AB, bahwa anaknya disekolah bandel. Sehingga saya tegur sembari saya tepuk bahunya, tidak ada saya pukuli. Mendengar penjelasan saya, ibu AB pun pulang ke rumahnya,” sebut Asa’aro.

Tak lama setelah ibu AB pulang ke rumahnya, karena penasaran istri Asa’aro Waruwu ditemani salah seorang guru kelas di sekolah itu menyusul ibu AB ke rumahnya, yang jaraknya hanya puluhan meter dari rumah Asa’aro Waruwu .

Di dalam rumah orangtua AB, antara kedua belah pihak terjadi pembicaraan, yang mana diakhiri dengan bersalaman saling memaafkan. Pada saat itu, istri Asa’aro Waruwu dengan orang tua AB yang masih tetangga dan juga masih ada hubungan keluarga itu sepakat persoalan itu dianggap selesai.

“Sewaktu istri saya ke rumah orangtua AB sudah ada pembicaraan, sudah bersalaman, menandakan bahwa tidak ada lagi persoalan. Dan lagi orangtua AB ini, masih keluarga dekat. Saya curiga ada pihak ketiga yang sengaja memanfaatkan situasi ini,” sebutnya.

Pria 57 tahun itu mengaku tidak ada maksud menyakiti anak didiknya. Ia hanya ingin menerapkan disiplin, dengan harapan dapat membentuk karakter anak didiknya kelak. “Saya sudah puluhan tahun menjadi guru, dan di usia saya sekarang ini tiga tahun lagi akan pensiun, dan baru kali ini saya dipolisikan,” pungkasnya.

“Tak habis pikir, masalah sepele seperti ini bisa sampai pelaporan ke polisi. Bingung juga saya, apa motif mereka melaporkan saya ke Polisi. Padahal orangtua dari AB ini masih ada hubungan keluarga dengan saya,” tuturnya. (adl/azw)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/