BINJAI, SUMUTPOS.CO – Pasca dilantik oleh Wali Kota Binjai H Amir Hamzah, sebagai Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Perdagangan (Disnaker Perindag) Kota Binjai, Hamdani Hasibuan langsung merekam seruan orang nomor satu di Pemko Binjai tersebut.
Akhir pekan lalu, dia langsung terjun ke Pasar Tavip Kota Binjai untuk melihat kondisinya secara langsung.
Hamdani menyatakan, hal tersebut merupakan kali kedua dia mengunjungi Pasar Tavip Kota Binjai, usai diamanahkan sebagai kepala dinas.
“Tujuannya, untuk meninjau ketersediaan dan kelayakan fasilitas publik, tingkat keamanan dan kenyamanan pedagang dan pengunjung pasar, serta menginventarisir berbagai permasalahan di sini (Pasar Tavip),” ungkap Hamdani, didampingi Kepala Bidang Perdagangan Rumiris Pakpahan, Kepala Seksi Pengelolaan Pasar Zakiuddin Lubis, dan perwakilan pedagang.
Di pasar tradisional kebanggaan masyarakat Kota Binjai ini, Hamdani melihat langsung kondisi penampungan sampah. Dia juga berbincang dengan para pedagang dan petugas kebersihan pasar. Usai melihat itu, dia memutuskan berjalan kaki meninjau areal parkir kendaraan, serta kondisi kios dan lapak pedagang. Bahkan dia juga meninjau drainase pasar, dan fasilitas publik di Pasar Tavip Kota Binjai.
Hamdani pun mengakui, banyak persoalan yang harus dibenahi. Sebab dari amatan dia, Pasar Tavip Kota Binjai kini terkesan semrawut dan kumuh. Karena itu, dia berjanji akan membenahinya.
“Hal ini mempertimbangkan kebersihan pasar, buruknya kondisi drainase, kerusakan jalan dan fasilitas publik, kesemrawutan parkir kendaraan dan arus lalu lintas, banyaknya kios dan lapak resmi pedagang yang tidak berfungsi, serta kehadiran kios, lapak liar pedagang yang memenuhi daerah aliran sungai dan badan jalan,” tuturnya.
Bahkan, menurutnya, keadaan ini semakin diperparah dengan perilaku petugas kebersihan yang kerap mangkir saat menjalankan tugas. Tak ayal, hal tersebut menyebabkan sampah menumpuk akibat terlambat diangkut.
“Dari hasil kunjungan selama 2 hari ini di Pasar Tavip, harus saya akui, banyak hal yang harus segera dibenahi. Tentu saja harus ada perencanaan matang dan kebijakan yang tepat, agar didapatkan solusi terbaik,” jelas Hamdani.
Hamdani juga menyoroti kondisi Pasar Tradisional Modern Rambung, yang terkesan sepi dari aktivitas transaksi jual-beli. Padahal bangunan pasar bernilai investasi Rp30 miliar yang resmi beroperasi sejak Juli 2020 ini, sempat diwacanakan menjadi satu icon Kota Binjai.
“Mengenai Pasar Rambung, saya juga sudah cek dan berbincang langsung dengan pedagang di sana. Masalah utamanya itu, ada penurunan daya tarik ekonomi. Tentunya menjadi pekerjaan rumah bagi saya, agar pedagang dan pengunjung mau datang ke sana,” katanya.
Meski demikian, dia mengakui, ada beberapa solusi yang akan dikaji secara lebih mendalam.
Misalnya, memanfaatkan Pasar Tradisional Modern Rambung sebagai lokasi acara hiburan tertentu, menjadikannya sebagai pusat oleh-oleh khas Kota Binjai, hingga mewacanakan kegiatan pasar malam.
“Tentu saja seluruh solusi ini masih membutuhkan kajian-kajian yang lebih mendalam dan konstruktif. Termasuk pula saya berpikir soal masa depan Pasar Berngam yang kini terbengkalai,” jelasnya.
Sebelumnya, Wali Kota Binjai H Amir Hamzah, menyerukan kepada Kepala Disnaker Perindag, untuk meningkatkan kinerja dengan mendatangkan insvestor ke Kota Binjai, agar pembangunan dapat cepat terlaksana.
Selain itu, dia juga meminta agar pimpinan OPD ini, segera turun ke lapangan memantau segala macam harga komoditas agar tidak menyulitkan masyarakat di masa pandemi. Amir pun memberi waktu 6 bulan untuk evaluasi, jika Pasar Tavip Kota Binjai tidak juga dibenahi.(ted/saz).