MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sumatera Utara (Sumut) diproyeksikan menjadi salah satu provinsi terbaik di Indonesia dalam lima tahun ke depan. Bahkan, APBD Sumut Tahun Angaran 2023 ditarget mencapai Rp18 triliun. Mencapai target ini, pendapatan daerah dipacu dengan mengoptimalisasi pendapatan dari berbagai sumber pendapatan termasuk pendapatan dari Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
Gubernur Sumut (Gubsu) Edy Rahmayadi menegaskan, komitmen ini bukan sekadar wacana. Melainkan secara konkret akan dituangkan dalam dokumen resmi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Sumut 2018 – 2023.
Menurut Edy, dalam upaya pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran RPJMD itu, diperlukan upaya maksimal memacu pendapatan daerah khususnya optimalisasi pendapatan dari BUMD. “Sumber-sumber pembiayaan alternatif akan dikembangkan melalui investasi langsung pihak swasta maupun skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU), dana CSR perusahaan pemerintah dan swasta, serta dukungan masyarakat lainnya,” kata Edy Rahmayadi didampingi Kepala Biro Humas dan Keprotokolan Setdaprovsu Ilyas Sitorus, Minggu (24/2).
Kepala Bappeda Sumut H Irman mengaku siap menjabarkan printah Gubsu dan Wagubsu tersebut. Menurutnya, dalam RPJMD 2018 – 2023, visi “Sumut yang maju, aman dan bermartabat” akan konkret diwujudkan melalui lima misi yaitu mewujudkan masyarakat bermartabat dalam kehidupan, dalam politik, dalam pendidikan, dalam pergaulan dan dalam lingkungan serta prioritas pembangunan dengan sasaran utama membangun desa menata kota.
“Saya optimis semua organisasi perangkat daerah (OPD) sudah siap menjabarkan visi misi Bapak Gubsu dan Wagubsu ini dan semua rencana strategis (Renstra) OPD akan serempak dan saling mendukung memberhasilkan visi misi dimaksud,” ujar Irman, selaku Koordinator Eksekutif RPJMD Sumut 2018 – 2023.
Disebutnya, program unggulan yang memiliki daya ungkit yang akan mendorong terjadinya lompatan dalam pembangunan Sumut antara lain, bidang pendidikan mewujudkan masyarakat yang terpelajar, berkarakter, cerdas, berdaya saing dan mandiri. Sasaran bidang pendidikan pun diarahkan kepada peningkatan kualitas dan keterjangkauan layanan pendidikan dengan target tercapainya angka rata-rata lama sekolah 10,5 tahun.
Hal ini dilakukan melalui upaya peningkatan kualitas dan kompetensi guru, penambahan gaji guru honorer, penyediaan “guru terbang” dalam rangka pemenuhan kebutuhan guru di wilayah tertinggal, serta pemberian beasiswa bagi lulusan SMA berprestasi dari keluarga kurang mampu yang akan melanjutkan ke perguruan tinggi.
Selain itu juga dilakukan melalui upaya peningkatan kerja sama dengan pemerintah pusat, pemerintah kabupaten/kota, dan mendorong partisipasi BUMN/BUMD, swasta dan masyarakat dalam pembangunan dan peningkatan kualitas sarana prasarana pendidikan SMA di kecamatan sesuai dengan kebutuhan, dan pembangunan SMK yang relevan dengan kebutuhan dan potensi unggulan daerah antara lain di Pematangsiantar, Padangsidimpuan, Deliserdang, Simalungun, Batu bara, Labuhanbatu Utara dan wilayah kepulauan Nias.
Bidang kesehatan diarahkan kepada peningkatan derajat kesehatan masyarakat dengan target pencapaian usia harapan hidup 69,24 tahun. Hal ini dilakukan melalui upaya peningkatan kerja sama dengan pemerintah pusat dan pemerintah kabupaten/kota dalam peningkatan kompetensi SDM tenaga kesehatan, sarana prasarana, peningkatan kualitas pelayanan kesehatan, pengembangan rumah sakit umum daerah sebagai rumah sakit rujukan. Dengan langkah-langkah dan koordinasi tersebut, maka diharapkan dapat mendorong terwujudnya penurunan angka kematian ibu, angka kematian bayi, balita stunting dan peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat.
Bidang ketenagakerjaan mewujudkan penyediaan lapangan pekerjaan dan kesempatan berusaha, dengan sasaran penurunan tingkat pengangguran terbuka menjadi 5,1 persen, dilakukan upaya terobosan melalui peningkatan kompetensi dan daya saing SDM ketenagakerjaan dengan pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana pendukung latihan kerja. “Berbagai hal tersebut diatas perlu dukungan dan kerja sama dengan institusi nasional dan internasional serta pemangku kepentingan lainnya,” katanya.
Bidang infrastruktur diarahkan kepada peningkatan konektivitas antar wilayah melalui pembangunan dan peningkatan jalan dan jembatan dengan target terwujudnya jalan mantap 90 persen, mendukung pembangunan proyek strategis nasional seperti pembangunan jalan tol Sumatera, kereta api trans Sumatera dan pelabuhan Kualatanjung, pengembangan kawasan strategis nasional Mebidangro melalui pembangunan transportasi massal LRT/MRT, bendungan serbaguna Lau Simeme, pengembangan KSN Danau Toba melalui pembangunan jalan tol Tebingtinggi-Parapat, serta peningkatan akses transportasi menuju destinasi wisata lainnya.
Selain itu juga dilakukan pengembangan wilayah pada 14 kawasan strategis provinsi antara lain melalui pembangunan kawasan sport center berstandard internasional dalam rangka persiapan Sumatera Utara sebagai tuan rumah PON ke 21 tahun 2024, pembangunan jalan alternatif Medan – Berastagi, penataan kawasan pada koridor Sei Mangkei-Kuala Tanjung, akses jalan lingkar Pulau Nias, pemenuhan infrastruktur pelayanan dasar (irigasi, air minum, sanitasi, energi listrik, penyediaan rumah layak huni dan terjangkau, serta penataan kawasan kumuh pada sempadan sungai di wilayah perkotaan).
Bidang pertanian diarahkan kepada pencapaian target produktivitas komoditi pangan utama (padi) sebesar 8 ton per hektar, dan meningkatnya kesejahteraan petani. Hal ini dilakukan melalui intensifikasi dan ekstensifikasi lahan pertanian dan upaya pengembangan kawasan agribisnis dan agro industri berbasis produk unggulan daerah (one region one product), pengembangan kawasan agropolitan dataran tinggi bukit barisan, pengembangan sentra-sentra peternakan serta menghidupkan kembali kearifan lokal dalam pertanian melalui inovasi mina padi di seluruh wilayah sentra produksi padi sehingga dapat memenuhi target produksi pangan utama.
Di bidang pariwisata dalam rangka pencapaian target kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 500.000 orang, dilakukan melalui upaya pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana pendukung pariwisata dengan mendorong partisipasi swasta dalam pembangunan convention center, perhotelan, restoran, sport area dan lain-lain; pembangunan “agrotechnopark” di kawasan Mebidangro, pembangunan wisata olahraga antara lain di kawasan Danau Toba dan arung jeram Asahan;
wisata budaya dan wisata bahari di kepulauan Nias dan Tapanuli Tengah–Sibolga, serta ekowisata di Danau Siais Tapanuli Selatan, Bahorok dan Tangkahan Langkat, wisata mangrove di Langkat, Serdang Bedagai, dan Batubara, serta pengembangan pusat wisata religi sejarah antara lain Islamic Center di Deli serdang, titik nol masuknya Islam di Barus Tapanuli Tengah dan situs Putri Hijau Deli Serdang. Selain itu juga pelaksanaan event wisata seperti festival kopi, festival buah dan bunga, serta karnaval kebudayaan.
Di samping pembangunan fisik, pembangun non fisik juga menjadi perhatian, dengan mengalokasikan anggaran yang signifikan antara lain pemberian bantuan kepada masyarakat untuk pembangunan dan rehabilitasi rumah ibadah, panti sosial, panti rehabilitasi bagi korban penyalahgunaan narkoba, dan bantuan lainnya bagi masyarakat; serta menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga pemerintah dan masyarakat, tokoh agama, tokoh adat dan para pakar dari perguruan tinggi. (prn)