Niat Wakil Bupati Langkat, Budiono, mendaftar ke Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tertunda. Bukan karena ada intrik politik, namun hanya gara-gara kunci.
Ceritanya ketika Budiono dan rombongan berniat datangi sekretariat PDIP di Jalan T Putra Azis Stabat guna mengambil formulir pendaftaran terpaksa dibatalkan hanya karena tidak adanya staf atau orang di kantor tersebut dengan dalih kunci ruang pendaftaran tidak ada atau terbawa salah satu staf disana. Padahal, warga umumnya mengetahui jika Budiono merupakan kader partai berlambang moncong putih tersebut.
Sekretaris DPC PDI Perjuangan Langkat, Kirana Sitepu, dikonfirmasi wartawan membenarkan tentang ‘raibnya’ kunci ruang sekretariat pendaftaran. “Iya, terbawa salah seorang staf kuncinya. Makanya di kantor tidak ada orang,” katanya.
Budiono memang memilih memisahkan diri dengan pasangan sebelumnya di Pilkada lalu Ngogesa Sitepu notabene bupati aktif saat ini. Belum adanya pinangan dari sang kompatriot melanjutkan kebersamaan, sebabkan dia tentukan sikap.
Indikator perpisahan semakin nyata, ketika Budiono mendaftarkan diri sebagai bakal calon (Balon) Bupati Langkat periode 2014-2019 ke Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) akhir pekan lalu. Tidak hanya ke partai disebutkan saja, rencana selanjutnya ke partai-partai lain.
“Sampai sejauh ini belum ada ya semacam pinangan ataupun ajakan untuk jalan bersama lagi. Tetapi ya sudahlah, mungkin ini sudah jalannya ditentukan yang kuasa mengapa harus sendiri-sendiri,” kata Budiono usai mendaftar ke Partai Hanura, Jumat (22/3) kemarin.
Budiono ketika maju ke Pilkada 2008 lalu merupakan kader PDIP yang dikawinkan dengan Ngogesa dari Partai Golkar mengusung jargon Mengabdi, seakan tak menampik di antara visi misi mereka usung belum sepenuhnya tergapai. (jie)