30 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

Periksa Suwandi, Polisi Pakai Paranormal

Untuk melakukan pemeriksaan terhadap Suwandi alias Wandi, dukun jagal yang membantai keluarga Supriadi dan Wagiem, penyidik Polres Labuhanbatu meminta bantuan paranormal wanita. Mengapa seperti itu?

Penyidik Polres Labuhanbatu terpaksa mengandalkan orang pintar untuk ‘menundukkan tersangka Suwandi. Tujuannya, membantu menghilangkan pengaruh ilmu klenik (kemampuan untuk menundukkan orang/wibawa) yang diduga dimiliki Suwandi.

“Ya, dibantu orang pintar. Karena, sepertinya agak sungkan-sungkan kita mau meriksa dia pas baru ditangkap. Tapi, setelah didoakan sama orang pintar itu, dah lancar kok,” ujar personel Polres Labuhanbatu yang minta namanya jangan dikorankan.

Awak koran ini juga sempat melihat seorang wanita paruh baya berada di ruang Kanit Reskrim Polresta Labuhanbatu. Wanita itu tampak berbincang dengan Suwandi. Wanita itu memakan sirih, di bibirnya tersungging sejemput suntil tembakau. Sayang, tak seorang pun pejabat Polres Labuhanbatu yang mau komentar terkait kehadiran wanita itu.

Informasi di Mapolres Labuhanbatu, setelah menjalani pemeriksaan sejak Kamis pagi (23/6) hingga Jumat (24/6) siang, Suwandi resmi menjadi penghuni sel tahanan.

Tersangka tampak berbaur dengan tahanan lainnya. Sayangnya, saat ditemui di sel tahanan, Suwandi tak bersedia melayani wawancara. Dia hanya termenung di pojok sel.

Sementara hasil penelusuran wartawan METRO ASAHAN (grup Sumut Pos) Suwandi di lingkungan rumahnya di Simpang Nangka, Kelurahan Pulo Padang, Kecamatan Rantau Utara ternyata kurang bergaul. Sejumlah warga mengaku tidak mengenal Suwandi. Setelah disebutkan Suwandi merupakan tersangka pembunuhan satu keluarga di Pulo Padang, sejumlah warga baru mengetahuinya.

“Oh, tukang kusuk. Mas Wandi namanya itu,” ujar Wagirin, warga sekitar. Rumah Suwandi, berada di daerah yang sedikit lebih tinggi dibandingkan rumah warga lainnya yang ada di dusun itu. Kemarin, rumah semi permanen berukuran besar itu terkunci dan tak ada aktivitas di dalamnya.

Wartawan koran ini mendatangi sebuah warung sekitar 50 meter arah barat dari rumah Suwandi. Pemilik kios, seorang wanita paruh baya berbadan gemuk, mengaku tidak mengetahui keberadaan istri tersangka, Rubini beserta keempat anaknya.  “Nggak tahu ya dek mereka kemana,” kata wanita berambut ikal itu.

Warga lainnya, Tumiran, yang ditemui 1 km dari rumah Suwandi mengaku mengenal Suwandi punya ilmu kebal. “Aku yakin, waktu membunuh itu bukan kemauan jiwa dia, tapi mungkin dilakukan roh-roh halus penjaga badannya,” kata Tumiran.

Sementara dini hari tadi, usai menjalani diotopsi di RSUD dr Djasamen Saragih Pematangsiantar, jenazah Juni Ananda Azhari, putra sulung pasangan Supriadi-Wagiyem tiba di rumah duka di lingkungan Simpang Mangga, Kelurahan Pulo Padang, Rantau Utara. Puluhan warga langsung memandikan jenazah Juni, dan langsung mengkafaninya untuk dimakamkan.(ing/riz/smg)

Untuk melakukan pemeriksaan terhadap Suwandi alias Wandi, dukun jagal yang membantai keluarga Supriadi dan Wagiem, penyidik Polres Labuhanbatu meminta bantuan paranormal wanita. Mengapa seperti itu?

Penyidik Polres Labuhanbatu terpaksa mengandalkan orang pintar untuk ‘menundukkan tersangka Suwandi. Tujuannya, membantu menghilangkan pengaruh ilmu klenik (kemampuan untuk menundukkan orang/wibawa) yang diduga dimiliki Suwandi.

“Ya, dibantu orang pintar. Karena, sepertinya agak sungkan-sungkan kita mau meriksa dia pas baru ditangkap. Tapi, setelah didoakan sama orang pintar itu, dah lancar kok,” ujar personel Polres Labuhanbatu yang minta namanya jangan dikorankan.

Awak koran ini juga sempat melihat seorang wanita paruh baya berada di ruang Kanit Reskrim Polresta Labuhanbatu. Wanita itu tampak berbincang dengan Suwandi. Wanita itu memakan sirih, di bibirnya tersungging sejemput suntil tembakau. Sayang, tak seorang pun pejabat Polres Labuhanbatu yang mau komentar terkait kehadiran wanita itu.

Informasi di Mapolres Labuhanbatu, setelah menjalani pemeriksaan sejak Kamis pagi (23/6) hingga Jumat (24/6) siang, Suwandi resmi menjadi penghuni sel tahanan.

Tersangka tampak berbaur dengan tahanan lainnya. Sayangnya, saat ditemui di sel tahanan, Suwandi tak bersedia melayani wawancara. Dia hanya termenung di pojok sel.

Sementara hasil penelusuran wartawan METRO ASAHAN (grup Sumut Pos) Suwandi di lingkungan rumahnya di Simpang Nangka, Kelurahan Pulo Padang, Kecamatan Rantau Utara ternyata kurang bergaul. Sejumlah warga mengaku tidak mengenal Suwandi. Setelah disebutkan Suwandi merupakan tersangka pembunuhan satu keluarga di Pulo Padang, sejumlah warga baru mengetahuinya.

“Oh, tukang kusuk. Mas Wandi namanya itu,” ujar Wagirin, warga sekitar. Rumah Suwandi, berada di daerah yang sedikit lebih tinggi dibandingkan rumah warga lainnya yang ada di dusun itu. Kemarin, rumah semi permanen berukuran besar itu terkunci dan tak ada aktivitas di dalamnya.

Wartawan koran ini mendatangi sebuah warung sekitar 50 meter arah barat dari rumah Suwandi. Pemilik kios, seorang wanita paruh baya berbadan gemuk, mengaku tidak mengetahui keberadaan istri tersangka, Rubini beserta keempat anaknya.  “Nggak tahu ya dek mereka kemana,” kata wanita berambut ikal itu.

Warga lainnya, Tumiran, yang ditemui 1 km dari rumah Suwandi mengaku mengenal Suwandi punya ilmu kebal. “Aku yakin, waktu membunuh itu bukan kemauan jiwa dia, tapi mungkin dilakukan roh-roh halus penjaga badannya,” kata Tumiran.

Sementara dini hari tadi, usai menjalani diotopsi di RSUD dr Djasamen Saragih Pematangsiantar, jenazah Juni Ananda Azhari, putra sulung pasangan Supriadi-Wagiyem tiba di rumah duka di lingkungan Simpang Mangga, Kelurahan Pulo Padang, Rantau Utara. Puluhan warga langsung memandikan jenazah Juni, dan langsung mengkafaninya untuk dimakamkan.(ing/riz/smg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/