32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Orang Gila dan Gepeng Dirazia di Tebingtingi

TEBINGTINGGI-Sebanyak 20 orang gila dan pengemis ditertibkan petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Tebingtinggi. Penertiban ini terkait instruksi pemerintah setempat untuk memberikan rasa nyaman kepada masyarakat selama Ramadan.
“Kebanyakan mereka yang diamankan bukanlah warga Kota Tebingtinggi, pengemis umum nya anak-anak di bawah umur warga Kabupaten Batubara sedangkan orang gila tidak diketahui asal usulnya,” kata Kepala Satuan (Kasatpol) PP Kota Tebingtinggi, M Guntur Harahap kepada Sumut Pos, Selasa (24/7).

Razia gelandangan, pengemis (gepeng) serta orang gila di Tebingtinggi ini akan terus berlanjut selama Ramadan. Mereka yang terjaring digelandang ke Kantor Satpol PP di Jalan Imam Bonjol Kota Tebingtinggi. Selanjutnya diserahkan ke pihak Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Disnaker) untuk dipulangkan ke daerahnya masing-masing. “Memang kebiasaan dibulan Ramadan Kota Tebingtinggi didatangi banyak pengemis dari luar kota. Kehadiran pengemis ini justru menambah suasana tidak kondusif dan menggangu pemandangan kota,” jelas Guntur.

Dua bocah pengemis asal Kabupaten Batubara, Agus (9) dan Febri (11) mengaku terpaksa mengemis ke Kota Tebingtinggi karena terbujuk rayu temannya bahwa mencari uang di Kota Tebingtinggi sangat mudah. Cuma bermodalkan kotak amal fiktif seharinya bisa meraup keuntungan Rp30 ribu.(mag-3)

TEBINGTINGGI-Sebanyak 20 orang gila dan pengemis ditertibkan petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Tebingtinggi. Penertiban ini terkait instruksi pemerintah setempat untuk memberikan rasa nyaman kepada masyarakat selama Ramadan.
“Kebanyakan mereka yang diamankan bukanlah warga Kota Tebingtinggi, pengemis umum nya anak-anak di bawah umur warga Kabupaten Batubara sedangkan orang gila tidak diketahui asal usulnya,” kata Kepala Satuan (Kasatpol) PP Kota Tebingtinggi, M Guntur Harahap kepada Sumut Pos, Selasa (24/7).

Razia gelandangan, pengemis (gepeng) serta orang gila di Tebingtinggi ini akan terus berlanjut selama Ramadan. Mereka yang terjaring digelandang ke Kantor Satpol PP di Jalan Imam Bonjol Kota Tebingtinggi. Selanjutnya diserahkan ke pihak Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Disnaker) untuk dipulangkan ke daerahnya masing-masing. “Memang kebiasaan dibulan Ramadan Kota Tebingtinggi didatangi banyak pengemis dari luar kota. Kehadiran pengemis ini justru menambah suasana tidak kondusif dan menggangu pemandangan kota,” jelas Guntur.

Dua bocah pengemis asal Kabupaten Batubara, Agus (9) dan Febri (11) mengaku terpaksa mengemis ke Kota Tebingtinggi karena terbujuk rayu temannya bahwa mencari uang di Kota Tebingtinggi sangat mudah. Cuma bermodalkan kotak amal fiktif seharinya bisa meraup keuntungan Rp30 ribu.(mag-3)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/