Site icon SumutPos

Crosser Hantam Dua Bocah, Adik Tewas Abang Kritis

Atta Ananda (4) korban tewas dihantam crosser grasstrack 2017.

SEIRAMPAH, SUMUTPOS.COBalap sepeda motor Super Grasstrack 2017 yang digelar IMI Sumut di Kebun Sinah Kasih PT. Soeloeng Laoet, Sei Rampah, Minggu (24/9) siang memakan korban jiwa. Dua bocah abang beradik dihantam pebalap (crosser).

Kedua korban pada siang nahas tersebut yakni Atta Ananda (4) dan Alfat (6). Mereka datang ke sirkuit buatan itu bersama ayahnya, Dedi (33) warga Desa Kampung Padang, Sei Rampah.

Insiden maut bermula dari adanya tabrakan antara dua crosser. Kerasnya benturan membuat salah satu sepeda motor menyasar keluar sirkuit yang hanya dibatasi tali plastic. Seketika, sepeda motor menghantam kedua korban yang berdiri di bawah pohon kelapa sawit.

Melihat kejadian tersebut, Dedi dibantu penonton lainnya segera berupaya menyelamatkan korban dengan melarikannya ke rumah sakit terdekat. Namun nahas, dalam perjalanan ke RSUD Sultan Sulaiman, Atta menghembuskan nafas terakhir. Sedangkan abangnya, Alfat, terpaksa dirujuk ke rumah sakit di Medan karena kondisinya sangat memprihatinkan.

Usai kejadian, panitia pelaksana yang tadinya berkumpul di pintu masuk satu, bubar dan kabur. Mereka terkesan ingin lepas tanggung jawab. Padahal, tadinya para panitia itu sangat tegas kepada pengunjung. Setiap orang wajib bayar karcis Rp15 ribu. Sedangkan parkir sepeda motor Rp10 ribu. “Siapa yang masuk wajib bayar,” kata penjaga pintu masuk.

Petugas Polsek yang melakukan olah TKP dibuat repot. Ketika ditanya perihal identitas crosser yang tabrakan, panitia mengaku tidak tahu.

Alfat dirujuk ke rumah sakit di Medan karena kondisinya sangat memprihatinkan, usai dihantam sepeda motor Crosser yang tabrakan.

Anggota panitia yang berada di lokasi, Agus S Dalimunte mengatakan bahwa mereka sudah memperingatkan penonton dan petugas juga telah siap, namun kejadian terhadap korban diluar kehendak. “Sirkuitnya sudah memenuhi standar, namun kejadian ini musibah,” kilahnya.

Pantauan di lokasi, situasi dan kondisi sirkuit sangat beresiko terhadap penonton. Pengamanan pada lintasan sirkuit hanya dipasangi tali plastic, tanpa pengaman seperti ban mobil ataupun sejenisnya.

Ketidak siapan panitia juga diungkapkan petugas kepolisian yang berjaga sejak dimulainya acara hingga sore penutupan.

Disebutkan sejumlah petugas yang nge-pam di sana, konsumsi makan siang dan minuman mereka pun tidak dibagikan panitia. “Terpaksa beli sendiri,” bilang petugas yang enggan disebut namanya.

Soal kejadian ini, Kapolsek Firdaus, AKP Enda Iwan Iskandar Tarigan mengatakan bahwa panitia penyelenggara tidak maksimal menempatkan petugas panitia di titik perlintasan dan tikungan dan tidak sesuai dengan SOP.

Usai menyerahkan tropi kepada juara, panitia langsung diboyong ke Polsek Firdaus untuk dimintai keterangan terkait kejadian yang merenggut korban jiwa tersebut.(war/ras)

Exit mobile version