25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Resmikan Masjid Raya Al Musannif di Tabuyung Madina, Musa Rajekshah Tetaskan Air Mata

MADINA, SUMUTPOS.CO – Wakil Gubernur Sumatera Utara (Wagub Sumut) Musa Rajekshah kembali melakukan peresmian Masjid Al Musannif yang telah dirintis oleh almarhum orang tuanya H Anif.Kali ini masjid yang diresmikan adalah Masjid Raya Al Musannif di Desa Tabuyung, Kecamatan Muara Gadis, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Minggu (26/9). Ini merupakan Masjid Al Musannif yang ke-24 dari rencana 99 masjid.

RESMIKAN: Wagub Sumut Musa Rajekshah meresmikan Masjid Raya Al Musannif di Desa Tabuyung, Kecamatan Muara Gadis, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Minggu (26/9). (IST)

Berbeda dengan peresmian yang telah dilakukan sebelumnya, pada peresmian kali ini, Ijeck sapaan Musa Rajekshah tak kuasa menahan haru. Banyaknya kenangan dan perjuangan dari ayahandanya di desa ini, membuat dia tak kuasa menahan air mata saat peresmian dilakukan.

Dalam sambutannya Ijeck bercerita, bagaimana kisah ayahandanya H Anif dan dirinya bisa sampai ke Desa Tabuyung ini. “Memang semuanya, langkah rezeki dan maut adalah rahasia Allah, tidak ada satupun manusia yang memastikannya,” ungkapnya.

Dia mengatakan, kedatangannya pertama kali ke Kecamatan Muara Batang Gadis bersama H Anif berlangsung pada tahun 1992 yang dimulai dari Desa Singkuang. Lalu pada tahun 1997, mereka baru masuk ke Desa Tabuyung ini.

Karenanya, jelas Ijeck banyak kesan yang dirasakannya secara pribadi dari sosok orang tuanya almarhum H Anif. Termasuk bagaimana ayahnya ikut berperan dalam memperjuangkan berdirinya Kabupaten Mandailing Natal dari sebelumnya masih menjadi bagian Kabupaten Tapanuli Selatan.

“Alhamdulillah orang tua itu ikut memperjuangkan. Begitu juga dengan berdirinya hutan nasional, karena orang tua itu menginginkan bagaimana agar Madina ini hutannya jangan sampai semuanya rusak,” jelasnya.

Kemudian, terang dia, kampung ini dulunya juga belum ada berdiri pohon sawit, dan usaha yang mereka dirikan saat pertama kali masuk adalah sarang burung walet. Tapi berjalannya waktu H Anif menyampaikan kepadanya, kalau lah seandainya masyarakat di sini tidak beralih mata pencariannya dari nelayan, maka nanti akan susah karena semakin susah mencari ikan.

“Jadi mulai lah beliau mendirikan usaha kebun sawit, walaupun banyak fitnah yang datang. Tapi sekarang masyarakat sudah melihat dan merasakan (hasil perkebunan sawit) bahkan sudah banyak yang mempunyai kebunnya pribadi,” terangnya.

Yang paling membuat Ijeck haru adalah, H Anif selalu berpesan kepadanya, walaupun Tabuyung ini bukan kampung kelahirannya, tapi anggaplah sebagai kampung sendiri. Karenanya, H Anif sudah lama berencana untuk mendirikan Masjid Raya agar bisa digunakan oleh masyarakat.

“Saya sempat bertanya kenapa masjid di Tabuyung itu besar sekali, padahal itu desa bukan kecamatan. Tapi beliau bilang, kau lihat nanti kampung itu akan ramai dan akan banyak orang yang melintas untuk mendirikan sholat dan nanti daerah itu akan maju,” kenangnya.

Untuk itu, Ijeck berharap agar dengan adanya masjid ini bisa menjadi sarana syiar Islam di Muara Batang Gadis ini dan semoga masyarakat bisa memakmurkannya. Selain itu, Ijeck juga menyampaikan akan mengusahakan untuk berdirinya sekolah tahfiz bagi anak-anak di Desa Tabuyung ini.

“Insya Allah apa yang telah menjadi cita-cita orang tua kami akan kami lanjutkan. Mudah-mudahan Allah panjangkan umur untuk bisa memberikan suatu hal sumbangsih kepada masyarakat yang kami kunjungi,” harapnya.

Pada kesempatan yang sama, Bupati Madina M Jafar Sukhairi Nasution secara pribadi dan atas nama Pemerintah Kabupaten Madina berterimakasih sebesar-besarnya atas berdirinya masjid pemberian H Anif ini. Untuk itu dia mengajak, agar mendoakan almarhum untuk ditempatkan di tempat terbaik di sisi Allah SWT.

Dia menyebutkan, dalam agama Islam masjid memang merupakan tempat terbaik. Bahkan pada masa Rasullullah, mesjid ditetapkan menjadi salah satu dari 7 tempat strategis.

“Masjid adalah tempat suci, tempat ibadah dan tempat berbagai kegiatan Islam. Sehingga Insya Allah dengan berdirinya Masjid Raya Al Musannif ini akan memancarkan cahaya Islam di Madina, khususnya di Desa Tabuyung,” tandasnya.

Turut hadir dalam peresmian ini, tokoh masyarakat sekaligus penasihat BKM Masjid Raya Al Musannif, Ishak Buyung Hasibuan, Ketua DPRD Madina Rahmat Risky Daulay, perwakilan Dandim 0210 Tapsel, perwakilan Kapolres Madina, Ketua MUI Madina Mahmudin Pasaribu, Pimpinan Pondok Pesantren Mustafawiyah Mustafa Bakhri Nasution, perwakilan Kemenag Madina, tokoh agama, dan para pimpinan Partai Golkar serta organisasi Islam Kabupaten Madina. (rel/dek)

MADINA, SUMUTPOS.CO – Wakil Gubernur Sumatera Utara (Wagub Sumut) Musa Rajekshah kembali melakukan peresmian Masjid Al Musannif yang telah dirintis oleh almarhum orang tuanya H Anif.Kali ini masjid yang diresmikan adalah Masjid Raya Al Musannif di Desa Tabuyung, Kecamatan Muara Gadis, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Minggu (26/9). Ini merupakan Masjid Al Musannif yang ke-24 dari rencana 99 masjid.

RESMIKAN: Wagub Sumut Musa Rajekshah meresmikan Masjid Raya Al Musannif di Desa Tabuyung, Kecamatan Muara Gadis, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Minggu (26/9). (IST)

Berbeda dengan peresmian yang telah dilakukan sebelumnya, pada peresmian kali ini, Ijeck sapaan Musa Rajekshah tak kuasa menahan haru. Banyaknya kenangan dan perjuangan dari ayahandanya di desa ini, membuat dia tak kuasa menahan air mata saat peresmian dilakukan.

Dalam sambutannya Ijeck bercerita, bagaimana kisah ayahandanya H Anif dan dirinya bisa sampai ke Desa Tabuyung ini. “Memang semuanya, langkah rezeki dan maut adalah rahasia Allah, tidak ada satupun manusia yang memastikannya,” ungkapnya.

Dia mengatakan, kedatangannya pertama kali ke Kecamatan Muara Batang Gadis bersama H Anif berlangsung pada tahun 1992 yang dimulai dari Desa Singkuang. Lalu pada tahun 1997, mereka baru masuk ke Desa Tabuyung ini.

Karenanya, jelas Ijeck banyak kesan yang dirasakannya secara pribadi dari sosok orang tuanya almarhum H Anif. Termasuk bagaimana ayahnya ikut berperan dalam memperjuangkan berdirinya Kabupaten Mandailing Natal dari sebelumnya masih menjadi bagian Kabupaten Tapanuli Selatan.

“Alhamdulillah orang tua itu ikut memperjuangkan. Begitu juga dengan berdirinya hutan nasional, karena orang tua itu menginginkan bagaimana agar Madina ini hutannya jangan sampai semuanya rusak,” jelasnya.

Kemudian, terang dia, kampung ini dulunya juga belum ada berdiri pohon sawit, dan usaha yang mereka dirikan saat pertama kali masuk adalah sarang burung walet. Tapi berjalannya waktu H Anif menyampaikan kepadanya, kalau lah seandainya masyarakat di sini tidak beralih mata pencariannya dari nelayan, maka nanti akan susah karena semakin susah mencari ikan.

“Jadi mulai lah beliau mendirikan usaha kebun sawit, walaupun banyak fitnah yang datang. Tapi sekarang masyarakat sudah melihat dan merasakan (hasil perkebunan sawit) bahkan sudah banyak yang mempunyai kebunnya pribadi,” terangnya.

Yang paling membuat Ijeck haru adalah, H Anif selalu berpesan kepadanya, walaupun Tabuyung ini bukan kampung kelahirannya, tapi anggaplah sebagai kampung sendiri. Karenanya, H Anif sudah lama berencana untuk mendirikan Masjid Raya agar bisa digunakan oleh masyarakat.

“Saya sempat bertanya kenapa masjid di Tabuyung itu besar sekali, padahal itu desa bukan kecamatan. Tapi beliau bilang, kau lihat nanti kampung itu akan ramai dan akan banyak orang yang melintas untuk mendirikan sholat dan nanti daerah itu akan maju,” kenangnya.

Untuk itu, Ijeck berharap agar dengan adanya masjid ini bisa menjadi sarana syiar Islam di Muara Batang Gadis ini dan semoga masyarakat bisa memakmurkannya. Selain itu, Ijeck juga menyampaikan akan mengusahakan untuk berdirinya sekolah tahfiz bagi anak-anak di Desa Tabuyung ini.

“Insya Allah apa yang telah menjadi cita-cita orang tua kami akan kami lanjutkan. Mudah-mudahan Allah panjangkan umur untuk bisa memberikan suatu hal sumbangsih kepada masyarakat yang kami kunjungi,” harapnya.

Pada kesempatan yang sama, Bupati Madina M Jafar Sukhairi Nasution secara pribadi dan atas nama Pemerintah Kabupaten Madina berterimakasih sebesar-besarnya atas berdirinya masjid pemberian H Anif ini. Untuk itu dia mengajak, agar mendoakan almarhum untuk ditempatkan di tempat terbaik di sisi Allah SWT.

Dia menyebutkan, dalam agama Islam masjid memang merupakan tempat terbaik. Bahkan pada masa Rasullullah, mesjid ditetapkan menjadi salah satu dari 7 tempat strategis.

“Masjid adalah tempat suci, tempat ibadah dan tempat berbagai kegiatan Islam. Sehingga Insya Allah dengan berdirinya Masjid Raya Al Musannif ini akan memancarkan cahaya Islam di Madina, khususnya di Desa Tabuyung,” tandasnya.

Turut hadir dalam peresmian ini, tokoh masyarakat sekaligus penasihat BKM Masjid Raya Al Musannif, Ishak Buyung Hasibuan, Ketua DPRD Madina Rahmat Risky Daulay, perwakilan Dandim 0210 Tapsel, perwakilan Kapolres Madina, Ketua MUI Madina Mahmudin Pasaribu, Pimpinan Pondok Pesantren Mustafawiyah Mustafa Bakhri Nasution, perwakilan Kemenag Madina, tokoh agama, dan para pimpinan Partai Golkar serta organisasi Islam Kabupaten Madina. (rel/dek)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/