25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

9 Dites Urine, 7 Positif Narkoba

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – BNNP Sumatera Utara (Sumut) melakukan asesmen terhadap sejumlah warga yang di kerangkeng di rumah Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana Peranginangin. Hasil tes urine tersebut menunjukkan, 7 di antaranya diduga positif narkoba.

Kepala BNNP Sumut, Toga Panjaitan mengatakan pihak telah melakukan asesmen terhadap warga tersebut. Namun, kata Toga, hasil asesmennya belum keluar. “Anggota saya dari BNNK Langkat telah saya perintahkan turun ke rumah bupati untuk mengecek ruangan rehabilitasi dan orang-orang yang masih dikurung di sana,” kata Toga saat konfirmasi, Rabu (26/1).

Toga menjelaskan, ada beberapa hal yang dilakukan asesmen. Salah satunya, mengecek urine warga tersebut. “Tes urine positif atau negatif. Kemudian ditanya-tanya sama dokternya dan lain sebagainya,” sebut Toga.

Toga menyebut pada Selasa (25/1) kemarin, pihaknya baru melakukan asesmen terhadap sembilan orang. Tujuh di antaranya positif narkoba “Yang kemarin sembilan orang. Tujuh positif, 2 negatif,” sebut Toga.

Toga mengatakan, pihaknya bakal terus melakukan asesmen terhadap warga yang diduga dikerangkeng itu. Dia mengimbau keluarganya agar menyerahkan mereka ke pihak BNN untuk diasesmen. “Kita asesmen juga. Nanti kita imbau kepada keluarganya agar menyerahkan ke kita supaya dilakukan asesmen. Asesmennya masih terus berlangsung,” ujar Toga.

Sesuai informasi yang diterima, jumlah tahanan bersisa 27 orang dari total 48 orang, sebab ada yang sudah diambil keluarganya. Nantinya, mereka akan di tes urine. “Sebatas ini masih kita lakukan skrining dan asesmen. Anggota saya juga akan melakukan tes urin kepada tahanan yang tersisa. Jika memang terbukti maka akan kita sarankan ke orangtuanya, apakah direhabilitasi BNN atau rawat jalan. Itu tergantung orangtuanya. Ini masih proses, harap ditunggu. Nanti akan kita sampaikan,” pungkasnya.

Sebelumnya, petugas dari Polda Sumut rencananya akan membawa atau mengevakuasi 27 tahanan narkoba dari kerangkeng rumah pribadi Bupati Langkat nonaktif, Terbit Rencana Perangin-angin, ke panti rehabilitasi yang memadai, Selasa (25/1).

Namun, proses tersebut sempat mengalami penolakan dari warga sekitar. Warga menolak 27 pekerja yang diduga diperbudak itu untuk dipindahkan. Akhirnya, para pekerja itu diserahkan kepada keluarganya masing-masing.

“Itu rencana awal akan dipindahkan. Tetapi tim yang ada disana sempat mendapat penolakan dari orang tua dan beberapa warga,” kata Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Hadi Wahyudi.

Dijelaskannya, warga dan keluarga bersikeras kalau 27 tahanan tetap berada di lokasi. Mereka menyebut fasilitas yang diterima anak mereka secara gratis tanpa dipungut biaya. “Mereka (keluarga tahanan, red) mengatakan, bahwa tempat itu sudah layak, anak-anaknya yang ada disitu tidak dipungut biaya,” jelasnya.

FSPMI Sumut Telusuri Sendiri

Sementara, Ketua DPW Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Sumut, Willy Agus Utomo mengungkapkan, ada kesimpangsiuran informasi terkait orang-orang yang dikerangkeng di belakang rumah Bupati Langkat nonaktif, Terbit Rencana Peranginangin. Menurutnya, berhembus informasi ada puluhan orang yang kabur dari kerangkeng Bupati Langkat tersebut. “Iya, saya dengar kabarnya begitu. Ini masih simpang siur. Ada juga yang mengabarkan, kembali ke rumahnya masing-masing. Polisi kenapa tidak transparan soal ini. Ini ada apa?,” kata Willy kepada Sumut Pos di Medan, Rabu (26/1).

Pihaknya berencana akan menelusuri kebenaran tersebut, dengan mendatangi lokasi penjara itu di Langkat. “Saya bersama tim FSPMI Sumut akan ke sana besok (hari ini, red). Kita akan telusuri sendiri dan menanyakan juga ke warga sekitar serta keluarga para tahanan narkoba itu. Nanti setelah itu, kita akan konferensi pers (Konpres),” ujarnya.

Menurutnya, sebelum berita ini viral, banyak warga dan keluarga tahanan yang mengeluh. Hal ini sesuai kesaksian anggota FSPMI Sumut yang tempo hari juga sudah turun kesana. “Sekarang kok malah baling-baling jawabannya. Apa ada intimidasi. Jika ada, siapa yang mengintimidasi?. Kok tiba-tiba malah lain lagi penjelasan warga tentang kerangkeng itu, ceritanya malah jadi bagus-bagus. Terkesan membenarkan keberadaan penjara yang sudah dinyatakan ilegal tersebut,” tegasnya.

Willy meminta pihak penegak hukum segera membentuk tim independen untuk mengusut tuntas kasus ini, bila perlu datangkan dari pusat. “Kita minta pak Kapolri segera ambil tindakan atas kasus ini. Ini kasus besar pak, terkait dugaan perbudakan manusia,” tandasnya.

Sebelumnya, para tahanan yang dikurung dalam kerangkeng besi di rumah pribadi Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana Peranginangin alias Cana melarikan diri atau kabur. Bahkan, kini tidak ada lagi penghuni di kerangkeng tersebut.

Menurut saksi mata, Jupri, suasana di sekitar kediaman pribadi Cana memanas dan berujung tidak kondusif saat petugas Kepolisian mendatangi lokasi pada Senin (24/1). Warga yang awalnya sedikit, berangsur tambah banyak setelah mendengar informasi bahwa petugas akan membawa para penghuni kerangkeng. Bahkan, massa mengadang dan mengusir petugas.

Saat suasana tidak kondusif, para penghuni kerangkeng turut memberontak dengan cara mengguncang sel dan coba melarikan diri. Mereka diduga takut akan dibawa petugas Kepolisian.

Upaya kabur ini akhirnya berhasil setelah warga lain datang dan membantu mereka. Massa memberi sebongkah batu yang kemudian dipakai para penghuni merusak gembok kerangkeng. “Kosong. Mulai semalam sudah kosong setelah melarikan diri,” kata Jupri, Selasa (25/1).

Saat dikonfirmasi, Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Hadi Wahyudi belum memberikan keterangan terkait kebenaran tahanan kabur ini. (dwi)

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – BNNP Sumatera Utara (Sumut) melakukan asesmen terhadap sejumlah warga yang di kerangkeng di rumah Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana Peranginangin. Hasil tes urine tersebut menunjukkan, 7 di antaranya diduga positif narkoba.

Kepala BNNP Sumut, Toga Panjaitan mengatakan pihak telah melakukan asesmen terhadap warga tersebut. Namun, kata Toga, hasil asesmennya belum keluar. “Anggota saya dari BNNK Langkat telah saya perintahkan turun ke rumah bupati untuk mengecek ruangan rehabilitasi dan orang-orang yang masih dikurung di sana,” kata Toga saat konfirmasi, Rabu (26/1).

Toga menjelaskan, ada beberapa hal yang dilakukan asesmen. Salah satunya, mengecek urine warga tersebut. “Tes urine positif atau negatif. Kemudian ditanya-tanya sama dokternya dan lain sebagainya,” sebut Toga.

Toga menyebut pada Selasa (25/1) kemarin, pihaknya baru melakukan asesmen terhadap sembilan orang. Tujuh di antaranya positif narkoba “Yang kemarin sembilan orang. Tujuh positif, 2 negatif,” sebut Toga.

Toga mengatakan, pihaknya bakal terus melakukan asesmen terhadap warga yang diduga dikerangkeng itu. Dia mengimbau keluarganya agar menyerahkan mereka ke pihak BNN untuk diasesmen. “Kita asesmen juga. Nanti kita imbau kepada keluarganya agar menyerahkan ke kita supaya dilakukan asesmen. Asesmennya masih terus berlangsung,” ujar Toga.

Sesuai informasi yang diterima, jumlah tahanan bersisa 27 orang dari total 48 orang, sebab ada yang sudah diambil keluarganya. Nantinya, mereka akan di tes urine. “Sebatas ini masih kita lakukan skrining dan asesmen. Anggota saya juga akan melakukan tes urin kepada tahanan yang tersisa. Jika memang terbukti maka akan kita sarankan ke orangtuanya, apakah direhabilitasi BNN atau rawat jalan. Itu tergantung orangtuanya. Ini masih proses, harap ditunggu. Nanti akan kita sampaikan,” pungkasnya.

Sebelumnya, petugas dari Polda Sumut rencananya akan membawa atau mengevakuasi 27 tahanan narkoba dari kerangkeng rumah pribadi Bupati Langkat nonaktif, Terbit Rencana Perangin-angin, ke panti rehabilitasi yang memadai, Selasa (25/1).

Namun, proses tersebut sempat mengalami penolakan dari warga sekitar. Warga menolak 27 pekerja yang diduga diperbudak itu untuk dipindahkan. Akhirnya, para pekerja itu diserahkan kepada keluarganya masing-masing.

“Itu rencana awal akan dipindahkan. Tetapi tim yang ada disana sempat mendapat penolakan dari orang tua dan beberapa warga,” kata Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Hadi Wahyudi.

Dijelaskannya, warga dan keluarga bersikeras kalau 27 tahanan tetap berada di lokasi. Mereka menyebut fasilitas yang diterima anak mereka secara gratis tanpa dipungut biaya. “Mereka (keluarga tahanan, red) mengatakan, bahwa tempat itu sudah layak, anak-anaknya yang ada disitu tidak dipungut biaya,” jelasnya.

FSPMI Sumut Telusuri Sendiri

Sementara, Ketua DPW Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Sumut, Willy Agus Utomo mengungkapkan, ada kesimpangsiuran informasi terkait orang-orang yang dikerangkeng di belakang rumah Bupati Langkat nonaktif, Terbit Rencana Peranginangin. Menurutnya, berhembus informasi ada puluhan orang yang kabur dari kerangkeng Bupati Langkat tersebut. “Iya, saya dengar kabarnya begitu. Ini masih simpang siur. Ada juga yang mengabarkan, kembali ke rumahnya masing-masing. Polisi kenapa tidak transparan soal ini. Ini ada apa?,” kata Willy kepada Sumut Pos di Medan, Rabu (26/1).

Pihaknya berencana akan menelusuri kebenaran tersebut, dengan mendatangi lokasi penjara itu di Langkat. “Saya bersama tim FSPMI Sumut akan ke sana besok (hari ini, red). Kita akan telusuri sendiri dan menanyakan juga ke warga sekitar serta keluarga para tahanan narkoba itu. Nanti setelah itu, kita akan konferensi pers (Konpres),” ujarnya.

Menurutnya, sebelum berita ini viral, banyak warga dan keluarga tahanan yang mengeluh. Hal ini sesuai kesaksian anggota FSPMI Sumut yang tempo hari juga sudah turun kesana. “Sekarang kok malah baling-baling jawabannya. Apa ada intimidasi. Jika ada, siapa yang mengintimidasi?. Kok tiba-tiba malah lain lagi penjelasan warga tentang kerangkeng itu, ceritanya malah jadi bagus-bagus. Terkesan membenarkan keberadaan penjara yang sudah dinyatakan ilegal tersebut,” tegasnya.

Willy meminta pihak penegak hukum segera membentuk tim independen untuk mengusut tuntas kasus ini, bila perlu datangkan dari pusat. “Kita minta pak Kapolri segera ambil tindakan atas kasus ini. Ini kasus besar pak, terkait dugaan perbudakan manusia,” tandasnya.

Sebelumnya, para tahanan yang dikurung dalam kerangkeng besi di rumah pribadi Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana Peranginangin alias Cana melarikan diri atau kabur. Bahkan, kini tidak ada lagi penghuni di kerangkeng tersebut.

Menurut saksi mata, Jupri, suasana di sekitar kediaman pribadi Cana memanas dan berujung tidak kondusif saat petugas Kepolisian mendatangi lokasi pada Senin (24/1). Warga yang awalnya sedikit, berangsur tambah banyak setelah mendengar informasi bahwa petugas akan membawa para penghuni kerangkeng. Bahkan, massa mengadang dan mengusir petugas.

Saat suasana tidak kondusif, para penghuni kerangkeng turut memberontak dengan cara mengguncang sel dan coba melarikan diri. Mereka diduga takut akan dibawa petugas Kepolisian.

Upaya kabur ini akhirnya berhasil setelah warga lain datang dan membantu mereka. Massa memberi sebongkah batu yang kemudian dipakai para penghuni merusak gembok kerangkeng. “Kosong. Mulai semalam sudah kosong setelah melarikan diri,” kata Jupri, Selasa (25/1).

Saat dikonfirmasi, Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Hadi Wahyudi belum memberikan keterangan terkait kebenaran tahanan kabur ini. (dwi)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/