27 C
Medan
Wednesday, July 3, 2024

Masih Mengungsi, Kios Mulai Dibangun Secara Mandiri

Pasca terbakarnya 120-an rumah warga maupun lapak jualan di sekitaran Jalan Ahmad Yani Kota, Jalan Ismail Banda, Tangkahanucin, Gang Lapendos dan Gang Kompleks Pajak, Kelurahan Seiberombang, Kecamatan Panaihilir, Kabupaten Labuhanbatu, Jumat (1/2) sekitar pukul 09.40 WIB lalu, pemerintah kabupaten ternyata belum memberikan bantuan material bangunan.

JANJI:Bupati Labuhanbatu, Tigor Panusunan saat berjanji akan membantu korban kebakaran  Seiberombang.//joko/sumut pos
JANJI:Bupati Labuhanbatu, Tigor Panusunan saat berjanji akan membantu korban kebakaran di Seiberombang.//joko/sumut pos

Akibatnya, sejumlah pedagang terpaksa mendirikan lapak jualan dengan menggunakan tenda plastik seadanya tanpa menggunakan material bangunan yang baik. Selain itu, warga yang rumahnya terbakar juga kini masih mengungsi serta menumpang tempat tinggal di rumah warga maupun sanak famili serta kerabat dekat.

Salah seorang warga yang dihubungi Sumut Pos, Selasa (26/3) mengaku belum adanya bantuan material bangunan.

“Iya betul, sampai sekarang belum ada bantuan bahan-bahan bangunan untuk warga yang rumahnya terbakar. Begitu juga dengan tenda jualan, mereka membuatnya sendiri, karena tidak ada dibantu oleh pemerintah,” beber Sudarsono.

Saat ini tambahnya, baru sekitar 40 persen warga endirikan bangunan seadanya untuk tempat tinggal maupun lapak jualan disana. Padahal dirinya masih ingat ucapa Bupati H Tigor Panusunan Siregar yang akan membangun kios seadanya secepatnya.

“Tapi sampai sekarang belum tahu kapan direalisasikan. Kita berharap itu segera diberikan agar kehidupan masyarakat lebih baik,” harap sosok yang baru sekitar sebulan lalu pensiun dari PNS.

Ditambahkan Irul warga Rantauprapat yang memiliki saudara di Seiberombang selaku salah satu korban kebakaran, hingga kini dirinya mengetahui korban kebakaran tersebut masih menumpang tempat tinggal di rumah salah seorang warga yang memiliki ekonomi menengah ke atas. “Untunglah ada yang nolong, kalau tidak terpaksa tinggal di rumah kamilah,” ungkapnya.

Disinggung mengapa sanak saudaranya tersebut tidak dibawa tinggal di Rantauprapat, Irul menjelaskan bahwa akan timbul kendala baru, sebab anak yang menjadi korban kebakaran tersebut masih bersekolah di wilayah sana.

“Itulah susahnya, anaknya masih sekolah di sana pula, kalau bisa cepatlah dibantu bangun rumahnya, biar tidak lama kali orang itu menumpang, segan juga awak,” harap Irul kembali berharap kepada Pemkab Labuhanbatu.

Camat Panaihilir, Gunawan, ketika ingin dimintai tanggapannya terkait kondisi warga yang menjadi korban kebakaran di kelurahan Seiberombang, belum berhasil ditemui. Dicoba melalui panggilan telepon selular, Gunawan enggan menerima, begitu juga dengan pertanyaan yang dilayangkan melalui pesan singkat, hingga kini belum mendapat tanggapan.

Menanggapi hal itu, Ali Akbar Hasibuan salah seorang anggota DPRD Kabupaten Labuhanbatu mengaku heran terkait kondisi tersebut.
“Wah, masak iya. Saya kira itu harus diperhatikan, karena itu menyangkut harkat dan kehidupan orang banyak dan kalau bisa jangan awalnya berapi-api, namun belakangan tidak ada realisasi. Memang kita juga tidak tau, apa gendala hingga belum dibangun, tapi intinya itu harus disegerakan,” pinta Ali. (jok)

Pasca terbakarnya 120-an rumah warga maupun lapak jualan di sekitaran Jalan Ahmad Yani Kota, Jalan Ismail Banda, Tangkahanucin, Gang Lapendos dan Gang Kompleks Pajak, Kelurahan Seiberombang, Kecamatan Panaihilir, Kabupaten Labuhanbatu, Jumat (1/2) sekitar pukul 09.40 WIB lalu, pemerintah kabupaten ternyata belum memberikan bantuan material bangunan.

JANJI:Bupati Labuhanbatu, Tigor Panusunan saat berjanji akan membantu korban kebakaran  Seiberombang.//joko/sumut pos
JANJI:Bupati Labuhanbatu, Tigor Panusunan saat berjanji akan membantu korban kebakaran di Seiberombang.//joko/sumut pos

Akibatnya, sejumlah pedagang terpaksa mendirikan lapak jualan dengan menggunakan tenda plastik seadanya tanpa menggunakan material bangunan yang baik. Selain itu, warga yang rumahnya terbakar juga kini masih mengungsi serta menumpang tempat tinggal di rumah warga maupun sanak famili serta kerabat dekat.

Salah seorang warga yang dihubungi Sumut Pos, Selasa (26/3) mengaku belum adanya bantuan material bangunan.

“Iya betul, sampai sekarang belum ada bantuan bahan-bahan bangunan untuk warga yang rumahnya terbakar. Begitu juga dengan tenda jualan, mereka membuatnya sendiri, karena tidak ada dibantu oleh pemerintah,” beber Sudarsono.

Saat ini tambahnya, baru sekitar 40 persen warga endirikan bangunan seadanya untuk tempat tinggal maupun lapak jualan disana. Padahal dirinya masih ingat ucapa Bupati H Tigor Panusunan Siregar yang akan membangun kios seadanya secepatnya.

“Tapi sampai sekarang belum tahu kapan direalisasikan. Kita berharap itu segera diberikan agar kehidupan masyarakat lebih baik,” harap sosok yang baru sekitar sebulan lalu pensiun dari PNS.

Ditambahkan Irul warga Rantauprapat yang memiliki saudara di Seiberombang selaku salah satu korban kebakaran, hingga kini dirinya mengetahui korban kebakaran tersebut masih menumpang tempat tinggal di rumah salah seorang warga yang memiliki ekonomi menengah ke atas. “Untunglah ada yang nolong, kalau tidak terpaksa tinggal di rumah kamilah,” ungkapnya.

Disinggung mengapa sanak saudaranya tersebut tidak dibawa tinggal di Rantauprapat, Irul menjelaskan bahwa akan timbul kendala baru, sebab anak yang menjadi korban kebakaran tersebut masih bersekolah di wilayah sana.

“Itulah susahnya, anaknya masih sekolah di sana pula, kalau bisa cepatlah dibantu bangun rumahnya, biar tidak lama kali orang itu menumpang, segan juga awak,” harap Irul kembali berharap kepada Pemkab Labuhanbatu.

Camat Panaihilir, Gunawan, ketika ingin dimintai tanggapannya terkait kondisi warga yang menjadi korban kebakaran di kelurahan Seiberombang, belum berhasil ditemui. Dicoba melalui panggilan telepon selular, Gunawan enggan menerima, begitu juga dengan pertanyaan yang dilayangkan melalui pesan singkat, hingga kini belum mendapat tanggapan.

Menanggapi hal itu, Ali Akbar Hasibuan salah seorang anggota DPRD Kabupaten Labuhanbatu mengaku heran terkait kondisi tersebut.
“Wah, masak iya. Saya kira itu harus diperhatikan, karena itu menyangkut harkat dan kehidupan orang banyak dan kalau bisa jangan awalnya berapi-api, namun belakangan tidak ada realisasi. Memang kita juga tidak tau, apa gendala hingga belum dibangun, tapi intinya itu harus disegerakan,” pinta Ali. (jok)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/