- Bus ALS Masuk Jurang di Aek Latong
- 10 Korban Warga Medan, 4 Diantaranya Sekeluarga
SIPIROK-Kecelakaan moda transportasi darat kembali terjadi dan memakan korban. Kali ini menimpa bus PT Antar Lintas Sumatera (ALS) BK 7088 DL bernomor pintu 90 tujuan Medan-Bengkulu, Minggu (26/6) sekitar pukul 02.30 WIB. Bus berjalan mundur di jalan mendaki di Km 7-8, Aek Latong, kecamatan Sipirok, Tapanuli Selatan (Tapsel) dan masuk jurang yang digenangi air (telaga) di sisi kiri jalan. Akibat kejadian itu, sedikitnya 14 penumpang bus yang terdiri dari ibu-ibu dan anak-anak, tewas tenggelam bersama bus yang masuk telaga dengan kedalaman sekitar 8 meter.
Para korban meninggal kemudian dibawa ke RSUD Tapsel di Sipirok untuk proses identifikasi. Beberapa penumpang lain diperkirakan hilang dan masih dalam pencarian. Sementara bangkai bus masih berada di telaga di jurang tersebut dan masih menunggu proses pengangkatan.
Setelah identifikasi dilakukan, 10 dari 14 korban tewas adalah warga Medan. Bahkan tujuh orang diantaranya beradal dari satu keluarga. Tiga warga Jalan Bhayangkara No 424 B, Medan Tembung dan empat lainnya terdiri dari ibu dan anak, warga Gg Pajak Tasbih Tembung Pasar III.
Berdasarkan informasi dihimpun METRO TAPANULI (grup Sumut Pos) dari beberapa penumpang selamat seperti Sudirman (62), Mariam (62) Supriyadi (34) Eriyanto (37), Cecep (17) dan Syaripan (27), bus yang ditumpangi berangkat dari Medan Jumat (24/6) siang dengan kondisi hampir penuh.
Ketika di Tebing Tinggi dan Pematangsiantar, banyak penumpang naik sehingga bus sarat penumpang. Seluruh bangku tempel pun dipenuhi penumpang yang hendak menuju Panti, Padang hingga Bengkulu.
Di sepanjang jalan, sempat terjadi beberapa kali kerusakan, antara lain di perbatasan Taput dan Tapsel, sekitar 8 kilometer dari lokasi bus masuk telaga di Aek Latong. Untuk perbaikan kerusakan, mereka harus istirahat selama sekitar 10 jam.
“Katanya saat itu rusak kolahar roda depan bagian kiri,” ujar Darwin (25), warga Desa Laut Tador, Kecamatan Laut Suka, Kabupaten Batubara salah satu penumpang selamat dari musibah maut tersebut.
Kernet bus kemudian membeli nasi sebanyak 70 bungkus, untuk penumpang dan awak bus. Perbaikan pun selesai dan bus melanjutkan perjalanan. Di lokasi jalan yang rusak dan mendaki di Aek Latong, supir berusaha mengendalikan bus yang sarat penumpang. Unggul (38), sang supir, berupaya melewati tanjakan dengan permukaan jalan bergelombang. Baru sekitar 30 meter menaiki tanjakan ke arah Sipirok, tiba-tiba roda depan terganjal gelombang permukaan jalan yang tak rata dan bus tidak mampu melanjutkan perjalanan.
Karena kesulitan menanjak, kernet bus turun berupaya mengganjal roda dengan batu yang ada di sekitar. Bus kemudian berhenti di tengah tanjakan curam sembari meminta penumpang untuk turun.
Meskin cuaca dingin dan gelap, sebagian besar penumpang pria turun dan berjalan kaki. Selebihnya bertahan di bus dengan alasan ketiduran. Ada juga yang enggan keluar karena cuaca dingin, jalan licin dan menanjak serta mempertimbagkan kondisi anak-anak mereka yang ikut termasuk anak-anak yang sakit.
“Memang saat itu ada anak-anak yang sakit jadi tidak turun dan tetap di gendong ibunya,” tutur Darwin.
Setelah tak ada lagi penumpang yang turun, supir bernama Unggul tersebut memendam pedal gas. Tetapi bukan berjalan ke depan, bus malah mundur. “Saat mundur jalannya pelan sekali,” kata Darwin.
Dalam cuaca gelap dan dingin, tanpa diduga bus malah mengarah ke pinggir jalan sebelah kanan dan hitungan detik masuk ke telaga dengan kedalaman sekitar 4 meter sehingga seluruh badan bus hilang tenggelam dalam air.
“Mesin bus tidak pernah mati, maka kami terus berjalan lebih ke atas di kegelapan malam itu. Baru sekitar 50 meter kami beranjak namun salah seorang diantara kami menjerit dan berlari menuju mobil yang sudah mundur dan masuk jurang, kamipun mendekat namun karena kondisi tanah yang berjurang dan medan yang belum kami pahami akhirnya kami pasrah, menunggu hingga hari terang dan berupaya menghubungi beberapa keluarga,” kata penumpang lain yang mengaku sebagian keluarganya berada di bus naas itu.
Berdasarkan keterangan beberapa penumpang, jumlah penumpang dan seisi bus nas tersebut diduga adalah 70 orang. Hal ini berdasarkan jumlah makanan yang dibelikan kernek Bus selama mereka menunggu proses perbaikan kerusakan di perbatasan Tapsel-Taput.
“Yang jelasnya kami diberikan makanan satu bungkus satu orang, dan yang kami tahu kernek selalu membeli makanan dengan jumlah 70 bungkus, dan semua habis dibagikan,” ujar penumpang tersebut.
Tak ada penumpang yang berani memberi pertolongan. Mereka hanya menatapi bus naas yang ditelan telaga Aek Latong. Pukul 09.00, sekitar 12 orang yang merupakan sopir dan kernek Bus ALS lainnya, berupaya menyelam dengan memecah jendela kaca dan berselang dan satu per satu penumpang yang didominasi anak-anak dan wanita ditemukan dalam kondisi tubuh kaku. Evakuasi bus hingga tadi malam belum berhasil dilakukan. Kendati berbagai upaya dilakukan sejak pagi hari dengan mengerahkan bantuan melalui truk yang lewat, truk milik POLRI, dan alat berat milik PU namun belum berhasil karena kondisi jurang yang curam. (ran/smg)
Maut di Aek Latong
Nama Bus: ALS BK 7088 DL, nomor pintu 90
Kapasitas: 45 penumpang
Pengemudi: Unggul (38), penduduk Lubuk Pakam
Kronologis kejadian
Jumat, 24 Juni Pukul 15.00 WIB:
- Berangkat dari Pool PT ALS di Jalan Sisingamangaraja Medan membawa 36 penumpang.
- Di Kota Tebing Tinggi dan Pematangsiantar, penumpang naik hingga mobil penuh dan seluruh bangku tempel terisi penumpang tujuan Panti, Padang hingga Bengkulu.
Sabtu (25/6)
- Mobil berulang kali mengalami kerusakan mesin. Termasuk 8 kilometer mendekati Aek Latong dan diperbaiki hingga memakan waktu sekitar 12 jam.
- Kernet bus membeli 70 bungkus makanan untuk para penumpang
Minggu (26/6) Pukul 02.30 WIB:
- Bus dipaksa mendaki namun malah mundur perlahan hingga akhirnya masuk telaga dengan kedalaman sekitar 8 meter.
Korban Meninggal
- Maulida Asmar (30) Jl Bunga Raya Medan Sunggal
- Eka Santi (31) Jl Bunga Raya Medan Sunggal
- Putri Balkis (15) Jl Bhayangkara No 424 B, Medan Tembung
- Dahniar (56) Jl Bhayangkara No 424 B, Medan Tembung
- Assifa Azhara (7) Jl Bhayangkara No 424 B, Medan Tembung
- Desi Indriani (30) Gg Pajak Tasbih Tembung Pasar III
- Yuni Sipiani (9) Gg Pajak Tasbih Tembung Pasar III
- Rendy (5) Gg Pajak Tasbih Tembung Pasar III
- Dimas (3) Gg Pajak Tasbih Tembung Pasar III
- Trisnawati (55) Bandar Selamat Tembung
- Husni Amaliyah (9) Bengkulu
- Kumala Sari (11) Bengkulu
- Rohana Bengkulu
- Dedi (Bertato) Belum diketahui
Korban Belum Ditemukan
- Siti Rahayu (30) Lubuk Pakam
- Poppy Mustika (9) Lubuk pakam
- Rifki Anugerah (2) –
- Adinda Pratiwi (5) –
- Rendi (4) –
Korban Selamat
- Sudirman (62)
- Mariam (62)
- Supriyadi (34)
- Eriyanto (37)
- Cecep (17)
- Syaripan (27)