DAIRI, SUMUTPOS.CO – Dana perbaikan irigasi di Dinas Pekerjaan Umum Tata Ruang (PUTR) Kabupaten Dairi Tahun Anggaran 2022, sangat minim. Untuk sementara ini, dana yang sudah tersedia atau diplot, hanya ada 4 paket proyek pembangunan irigasi.
Kepala Dinas PUTR Kabupaten Dairi, Hotmaida Butarbutar, melalui Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA), Makarios Sagala mengakui, dana perbaikan irigasi sangat minim, karena keterbatasan anggaran.
“Untuk 2022 ini, hanya ada 4 paket proyek yang sudah dianggarkan. Yakni 2 paket bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK), 2 paket lagi dari Dana Alokasi Umum (DAU) pada APBD Dairi 2022,” ungkap Makarios, Selasa (26/7).
Untuk DAK, lanjut Makarios, lokasi irigasi yang diperbaiki itu di daerah irigasi Berampu, Kecamatan Berampu, dengan pagu anggaran sebesar Rp1.097 miliar. Selanjutnya, daerah irigasi Gabe Las di Kecamatan Lae Parira, dengan pagu anggaran Rp860 juta. Kedua proyek itu, diketahui sudah ditenderkan dan sudah ada pemenang.
“Sekarang tahap proses tanda tangan kontrak,” tuturnya.
Sementara untuk yang bersumber dari DAU, yakni pada irigasi Bonian, dengan pagu anggaran Rp176 juta. Serta daerah irigasi Lae Ambat, dengan pagu Rp200 juta. Keduanya berada di Kecamatan Silima Pungga-Pungga.
Makarios menyebutkan, minimnya anggaran untuk penanganan irigasi, baik sekunder maupun primer, imbas refocusing anggaran untuk Covid-19, pada 2 tahun anggaran lalu.
“Dan keterbatasan anggaran ini, merupakan satu kendala. Namun di P-APBD 2022, ada kami usulkan 24 titik penanganan irigasi. Kita lihat nanti, apa bisa direalisasikan atau tidak,” ujarnya.
Walaupun demikian, lanjutnya, jika dana ada, maka pihaknya akan melakukan penanganan dengan skala prioritas. Agar para petani tidak terkendala kebutuhan air yang menyebabkan gagal tanam/panen.
“Irigasi yang produktif di Dairi saat ini tinggal 160 dari total sebelumnya 207,” beber Makarios.
Ketidakaktifan itu, menurut Makarios, karena telah beralih fungsi.
“Petani mengalihkan irigasi untuk areal persawahan ke tanaman muda, seperti jagung dan bahkan beralih ke kopi. Pertimbangan petani, lebih untung tanam jagung dan kopi dari pada menanam padi di sawah,” pungkasnya. (rud/saz)