DELISERDANG, SUMUTPOS.CO – Politeknik Negeri Medan (Polmed) meningkatkan bisnis pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) di Desa Kolam, Kecamatan Percut Seituan, Kabupaten Deliserdang belum lama ini. Peningkatan bisnis oleh sejumlah dosen Polmed sebagai bentuk Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM), dilakukan kepada pelaku usaha pembuat tahu di desa tersebut.
Ketua Tim PKM Dina Arfianti Siregar SE MSi mengungkapkan, pelaku UKM ini menghadapi permasalahan utama yaitu mengenai manajemen produksi. Sebab, produksinya mengalami penurunan dalam jumlah bak tahu dan juga kualitas air perasan kedelai. Hal itu karena mesin penggiling kedelai yang selama ini digunakan mengalami penurunan dalam kemampuan kerjanya.
“Kemampuan kerja mesin penggiling kedelai yang dimiliki relatif lambat karena berkapasitas kecil, sehingga kuantitas tidak maksimal. Padahal, jika mesin penggilingan memiliki kapasitas yang lebih besar, maka proses penggilingan akan lebih cepat dan jumlah kedelai yang dapat diigiling akan lebih banyak,” ungkap Dina didampingi anggota tim, Dr Deliana SE Ak MSi CA, Sarjianto ST MT, Cut Nizma SE MSi, dan Dr Ilham H Napitupulu SE MSi Ak CA, Minggu (26/12).
Dina menjelaskan, mengatasi permasalahan yang dihadapi maka dirancang dan dibuat mesin penggiling kacang kedelai dengan kapasitas produksi yang lebih besar. Selanjutnya, mesin tersebut diberikan dan diajarkan pula cara pengoperasiannya serta perawatan. “Dengan adanya mesin penggiling kacang kedelai dengan kualitas yang lebih baik dan kapasitas yang lebih besar, diharapkan produksi yang dihasilkan bisa meningkat dari keadaan sebelumnya,” terang Dina.
Sementara itu, Anggota Tim PKM, Dr Deliana menyebutkan, permasalahan lain juga dihadapi pelaku UKM tersebut yaitu terkait pengelolaan keuangan. Sebab, tidak memiliki kemampuan dalam membuat perhitungan besarnya biaya produksi dan laba yang dihasilkan sehingga tidak mengetahui pasti berapa besarnya keuntungan yang diperoleh dari setiap periode penjualan yang dilakukan. “Pelaku UKM ini masih mencampur keuangan usaha dengan keuangan keperluan rumah tangga. Kemudian, tidak mengetahui secara pasti berapa laba yang sebenarnya diperoleh,” sebut Deliana.
Karena itu, solusi yang dilakukan dengan memberikan pelatihan perhitungan laba usaha dari biaya produksi yang dikeluarkan. “Pelatihan pengelolaan keuangan yang diberikan diharapkan dapat mengetahui besarnya keuntungan dan juga omzet penjualan yang diperoleh setiap hari maupun setiap bulannya,” pungkas Deliana. (ris/azw)