25 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Dinilai Sebarkan Bau Busuk, PT Toba Surimi Didemo Warga

Fachril/sumut pos
DEMO:-Masyarakat Lingkungan I, Kelurahan Mabar, Medan Deli saat demo di PT Toba Surimi, KIM II, Mabar.

BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Puluhan masyarakat dari Lingkungan 1, Kelurahan Mabar, Kecamatan Medan Deli dan Dusun 19, Kecamatan Percut Seituan, unjukrasa ke PT Toba Surimi, KIM II, Mabar, Kecamatan Medan Deli, Senin (28/1). Demo yang dilakukan mayoritas ibu- ibu tersebut, merupakan aksi lanjutan dari kekesalan masyarakat akibat aroma tidak sedap dari pabrik yang bergerak dibidang pengalengan ikan laut pada Minggu (27/1) malam.

“Tadi malam kami sempat ribut, karena bau dari pabrik ini menyengat kali. Makanya, kami datangi pabrik tadi malam dengan masuk mendobrak seng belakang pabrik,” beber seorang ibu – ibu di lokasi pabrik. Aksi masyarakat itu untuk meminta perusahaan bertanggungjawab atas bau busuk yang mencemari lingkungan tempat tinggal mereka.

“Kami tidak tahan bau busuk selama ini, setiap hari kami makan mau muntah. Perusahaan harus bertanggung jawab, kalau masih bau, lebih baik parik ini tutup,” teriak masyarakat.

Unjuk rasa berlangsung mendapat pengawalan dari petugas Polsek Medan Labuban, pihak perusahaan mengajak utusan masyarakat untuk melakukan musyawarah. Setelah setengah jam melakukan perundingan, pihak perusahaan belum bisa menyahuti aspirasi masyarakat. Perusahaan yang sudah berlangsung lama mencemari aroma tidak sedap, tidak mampu memberikan bantuan CSR kepada masyarakat.

Akibatnya, kesepakatan antara masyarakat dan perusahaan tidak ada titik temu. Warga yang merasa dirugikan akibat bau busuk, membubarkan diri, berencana akan melakukan aksi yang lebih besar. “Perusahaan tidak mau menuruti tuntutan kami. Makanya, kami bubar dan akan kembali demo untuk lebih besar lagi,” ucap ibu – ibu membubarkan diri. Camat Medan Deli, Ferry Suheri dikonfirmasi mengatakan, areal pabrik itu berada di Percut Seituan, jadi, warga yang ribut setelah di cek bukan warga Medan Deli.

“Tadi saya sudah suruh cek lurah sama kepling, lokasi pabrik tidak di wilayah kita. Warga yang ribut pun umumnya warga Seintis, Percut Seituan, jadi kita tidak bisa campuri,” ungkapnya. (fac/han)

Fachril/sumut pos
DEMO:-Masyarakat Lingkungan I, Kelurahan Mabar, Medan Deli saat demo di PT Toba Surimi, KIM II, Mabar.

BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Puluhan masyarakat dari Lingkungan 1, Kelurahan Mabar, Kecamatan Medan Deli dan Dusun 19, Kecamatan Percut Seituan, unjukrasa ke PT Toba Surimi, KIM II, Mabar, Kecamatan Medan Deli, Senin (28/1). Demo yang dilakukan mayoritas ibu- ibu tersebut, merupakan aksi lanjutan dari kekesalan masyarakat akibat aroma tidak sedap dari pabrik yang bergerak dibidang pengalengan ikan laut pada Minggu (27/1) malam.

“Tadi malam kami sempat ribut, karena bau dari pabrik ini menyengat kali. Makanya, kami datangi pabrik tadi malam dengan masuk mendobrak seng belakang pabrik,” beber seorang ibu – ibu di lokasi pabrik. Aksi masyarakat itu untuk meminta perusahaan bertanggungjawab atas bau busuk yang mencemari lingkungan tempat tinggal mereka.

“Kami tidak tahan bau busuk selama ini, setiap hari kami makan mau muntah. Perusahaan harus bertanggung jawab, kalau masih bau, lebih baik parik ini tutup,” teriak masyarakat.

Unjuk rasa berlangsung mendapat pengawalan dari petugas Polsek Medan Labuban, pihak perusahaan mengajak utusan masyarakat untuk melakukan musyawarah. Setelah setengah jam melakukan perundingan, pihak perusahaan belum bisa menyahuti aspirasi masyarakat. Perusahaan yang sudah berlangsung lama mencemari aroma tidak sedap, tidak mampu memberikan bantuan CSR kepada masyarakat.

Akibatnya, kesepakatan antara masyarakat dan perusahaan tidak ada titik temu. Warga yang merasa dirugikan akibat bau busuk, membubarkan diri, berencana akan melakukan aksi yang lebih besar. “Perusahaan tidak mau menuruti tuntutan kami. Makanya, kami bubar dan akan kembali demo untuk lebih besar lagi,” ucap ibu – ibu membubarkan diri. Camat Medan Deli, Ferry Suheri dikonfirmasi mengatakan, areal pabrik itu berada di Percut Seituan, jadi, warga yang ribut setelah di cek bukan warga Medan Deli.

“Tadi saya sudah suruh cek lurah sama kepling, lokasi pabrik tidak di wilayah kita. Warga yang ribut pun umumnya warga Seintis, Percut Seituan, jadi kita tidak bisa campuri,” ungkapnya. (fac/han)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/