29 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

Disdik Dairi Tidak Memperbolehkan Belajar Tatap Muka, Guru Wajib Terapkan Protokol Kesehatan

Kepala Dinas Pendidikan Dairi,  Jonni Waslin Purba.
Kepala Dinas Pendidikan Dairi, Jonni Waslin Purba.

DAIRI, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Dairi melalui Dinas Pendidikan tidak memperbolehkan sekolah menggelar pembelajaran tatap muka. Kegiatan belajar-mengajar hanya diperbolehkan melalui daring, serta luar jaringan (Luring).

Untuk daring, bagi wilayah perkotaan bisa menerapkan pembelajaran metode zoom bagi yang mampu. Sedangkan untuk luring, guru harus mengunjungi siswa satu persatu, dan tidak boleh ada yang tidak dikunjungi.

Demikian disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Dairi, Jonni Waslin Purba, Senin (27/7). Dikatakan Jonni, pada awal ajaran baru seluruh siswa sudah dibagikan buku paket, dan tinggal pengayaan dari guru baik lewat daring maupun kunjungan ke rumah masing-masing siswa. Untuk metode luring, guru tidak diperbolehkan mengumpulkan 10 orang siswa di satu dusun, baik dalam ruangan maupun luar ruangan seperti halaman atau pekarangan rumah.

Guru wajib melakukan pertemuan / kunjungan untuk perorangan. Saat mengunjungi siswa, guru juga wajib memakai face shield (penutup wajah), masker ataupun menaati protokol kesehatan covid-19. “Karena kita harapkan, mereka (guru) juga bisa mensosialisasikan kepada masyarakat atau orangtua siswa untuk penanganan covid-19 dengan penerapan rotokol kesehataan,”terang Jonni.

Jonni menegaskan, bila ada melakukan pembelajaran tatap muka di sekolah, di rumah atau tempat lain akan distop. Kita sudah instruksikan kesemua kepala sekolah, supaya jangan ada siswa yang tidak terlayani.

“Mereka semua harus terlayani dengan baik selama proses pembelajaran berlangsung dari rumah menunggu keadaan semakin membaik untuk melakukan tatap muka,” ujar Jonni.

Sementara itu, terkait kesejahteraan guru, untuk guru SMP, sebut Jonni, pihak sekolah telqh menyediakan alat pelindung diri (APD) seperti masker dan face shield serta memberikan uang transport yang diambil dari dana bantuan operasional sekolah (BOS) dan untuk guru SD sangat dimungkin dialokasikan kepala sekolah dari dana BOS.

“Saya sudah instruksikan kepada kepala sekolah untuk meniadakan pembelian barang yang tidak perlu. Kita fokuskan untuk mendukung proses pembelajaran dengan memfasilitasi guru supaya pembelajaran tersampaikan kepada siswa,”tegasnya.

Data Disdik Dairi, ada 40 persen siswa SMP dan SD belajar luring dan terbanyak di kecamatan Tanah Pinem, Siempat Nempu Hilir, Siempat Nempu serta Gunung Sitember.

“Dan khusus untuk siswa SD harus kunjungan guru (luring), dan mereka itu harus terlayani dengan baik melalui kunjungan guru kita,” sebut Jonni. (rud/han)

Kepala Dinas Pendidikan Dairi,  Jonni Waslin Purba.
Kepala Dinas Pendidikan Dairi, Jonni Waslin Purba.

DAIRI, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Dairi melalui Dinas Pendidikan tidak memperbolehkan sekolah menggelar pembelajaran tatap muka. Kegiatan belajar-mengajar hanya diperbolehkan melalui daring, serta luar jaringan (Luring).

Untuk daring, bagi wilayah perkotaan bisa menerapkan pembelajaran metode zoom bagi yang mampu. Sedangkan untuk luring, guru harus mengunjungi siswa satu persatu, dan tidak boleh ada yang tidak dikunjungi.

Demikian disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Dairi, Jonni Waslin Purba, Senin (27/7). Dikatakan Jonni, pada awal ajaran baru seluruh siswa sudah dibagikan buku paket, dan tinggal pengayaan dari guru baik lewat daring maupun kunjungan ke rumah masing-masing siswa. Untuk metode luring, guru tidak diperbolehkan mengumpulkan 10 orang siswa di satu dusun, baik dalam ruangan maupun luar ruangan seperti halaman atau pekarangan rumah.

Guru wajib melakukan pertemuan / kunjungan untuk perorangan. Saat mengunjungi siswa, guru juga wajib memakai face shield (penutup wajah), masker ataupun menaati protokol kesehatan covid-19. “Karena kita harapkan, mereka (guru) juga bisa mensosialisasikan kepada masyarakat atau orangtua siswa untuk penanganan covid-19 dengan penerapan rotokol kesehataan,”terang Jonni.

Jonni menegaskan, bila ada melakukan pembelajaran tatap muka di sekolah, di rumah atau tempat lain akan distop. Kita sudah instruksikan kesemua kepala sekolah, supaya jangan ada siswa yang tidak terlayani.

“Mereka semua harus terlayani dengan baik selama proses pembelajaran berlangsung dari rumah menunggu keadaan semakin membaik untuk melakukan tatap muka,” ujar Jonni.

Sementara itu, terkait kesejahteraan guru, untuk guru SMP, sebut Jonni, pihak sekolah telqh menyediakan alat pelindung diri (APD) seperti masker dan face shield serta memberikan uang transport yang diambil dari dana bantuan operasional sekolah (BOS) dan untuk guru SD sangat dimungkin dialokasikan kepala sekolah dari dana BOS.

“Saya sudah instruksikan kepada kepala sekolah untuk meniadakan pembelian barang yang tidak perlu. Kita fokuskan untuk mendukung proses pembelajaran dengan memfasilitasi guru supaya pembelajaran tersampaikan kepada siswa,”tegasnya.

Data Disdik Dairi, ada 40 persen siswa SMP dan SD belajar luring dan terbanyak di kecamatan Tanah Pinem, Siempat Nempu Hilir, Siempat Nempu serta Gunung Sitember.

“Dan khusus untuk siswa SD harus kunjungan guru (luring), dan mereka itu harus terlayani dengan baik melalui kunjungan guru kita,” sebut Jonni. (rud/han)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/