25 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Napi Teroris Ngemis ke Warga

dok
dok

Mencari narapidana yang kabur dari dua lapas di Sumut bak mencari jarum di tumpukan jerami. Hal itu dirasakan betul oleh jajaran kepolisian di Sumut dan beberapa polda yang bertetangga dengannya. Hingga kemarin, masih ada 131n
narapidana pelarian Lapas Tanjunggusta, Medan dan Lapas Labuhanruku, Batubara, yang masih berkeliaran.
Jika dirinci, dari jumlah tersebut 93 orang di antaranya berasal dari Lapas Tanjunggusta. Lapas itu bobol saat kerusuhan 11 Juli lalu dan membuat 212 narapidana kabur, termasuk sembilan orang narapidana kasus terorisme. Saat ini, dari sembilan orang napi teroris, yang belum tertangkap tinggal Fadli Sadama.
Belum usai pengejaran narapidana lapas tersebut, peristiwa serupa terjadi di Lapas Labuhanruku, Kabupaten Batubara, 18 Agustus lalu. 82 orang napi berhasil kabur, dan hingga saat ini 44 orang di antaranya telah kembali. Baik menyerahkan diri ataupun ditangkap.
Kabag Penerangan Umum Divisi Humas Polri Mabes Polri Kombes Agus Rianto mengatakan, penangkapan napi yang kabur telah diupayakan maksimal. Terakhir pada Selasa (27/8) lalu, saat Subdit Jatanras Polda Riau berhasil membekuk dua narapidana teroris pelarian lapas Tanjunggusta. Yakni, Nibras alias Arab (22) dan Abdul Gani Siregar (28).Mabes Polri belum secara tegas membeberkan motif keberadaan tiga napi teroris pelarian Lapas Tanjunggusta Medan ke Riau. Apakah sebagai tempat persinggahan semata atau tengah mempersiapkan aksi teror.
Agus Rianto hanya menyebutkan bahwa saat ditangkap, kawanan teroris itu tidak melakukan aktivitas apa-apa. Bahkan Arab dan Abdul Gani kondisinya memprihatinkan.
Arab, warga Jalan Anggur No 622 Pasuruan, Jawa Timur dan Abdul Gani Siregar (28), warga Jalan Kakap Sealar No 31 Belawan yang sudah divonis 11 tahun. Keduanya kini diamankan di Mako Brimob Polda Riau.
“Mereka berada di perkampungan, di rumah penduduk dalam kondisi memprihatinkan. Mereka butuh bantuan masyarakat, mencari pertolongan, minta minum,” kata Agus Rianto di Mabes Polri, kemarin (28/8).
Namun karena kondisi mereka mencurigakan, masyarakat langsung melapor ke pihak kepolisian. Densus dan jajaran Polda Riau pun tak menyia-nyiakan kesempatan itu dan langsung melakukan penyisiran di Kecamatan Pinggir.
“Saat dilakukan penangkapan, ternyata memang napi Tanjunggusta. Jadi tidak ada aktivitas lain saat dilakukan penangkapan,” katanya.
Agus tidak memastikan apakah Fadhli Sadama, napi pelarian Tanjunggusta yang merupakan otak perampokan Bank CIMB Niaga Medan juga ada di Riau, apalagi satu DPO perampokan bernama Ridwan ditangkap saat bersama Agus Sanyoto, yang juga napi teroris Tanjunggusta.
“Sampai sekarang tim masih lakukan pencarian. Dimanapun (Fadhli Sadama) berada kita akan cari dan kejar. Memang dari tiga yang ditangkap ada di wilayah Polda Riau,” jelas Agus.
Pihaknya meminta masyarakat menunggu perkembangannya, serta memberikan dukungan apda Densus agar kembali menangkap Fadhli yang memiliki jaringan kuat dengan teroris internasional itu.
Dijelaskan Agus Rianto, dari 2012 orang napi dan tahanan yang kabur, 119 sudah tertangkap, termasuk yang menyerahkan diri.  Sedang dari 9 napi teroris yang kabur, sudah 8 yang berhasil dibekuk.
Penangkapan terbaru hasil penyergapan Densus 88 bersama jajaran Polda Riau adalah Nibras alias Arab (22), dan Abdul Gani Siregar (28), yang dibekuk di Kecamatan Pinggir, Riau pada 22 Agustus 2013.
Sementara, pada Selasa (27/8), ditangkap Agus Sanyoto di Kandis, Riau. Bersamaan dengan ditangkapnya Agus Sanyoto, Densus mendapat bonus karena ada DPO perampokan Bank CIMB lain bernama Ridwan, yang juga ditangkap. Mereka saat ini sudah berada di tahanan Mako Brimob Pekanbaru.
Agus Rianto mengaku, keberhasilan Densus ini berkat informasi dari masyarakat. Karenanya, dia berharap masyarakat juga cepat menyampaikan informasi jika mengetahui keberadaan Fadli Sadama, yang juga otak perampokan Bank CIMB itu. (sam/gir)

dok
dok

Mencari narapidana yang kabur dari dua lapas di Sumut bak mencari jarum di tumpukan jerami. Hal itu dirasakan betul oleh jajaran kepolisian di Sumut dan beberapa polda yang bertetangga dengannya. Hingga kemarin, masih ada 131n
narapidana pelarian Lapas Tanjunggusta, Medan dan Lapas Labuhanruku, Batubara, yang masih berkeliaran.
Jika dirinci, dari jumlah tersebut 93 orang di antaranya berasal dari Lapas Tanjunggusta. Lapas itu bobol saat kerusuhan 11 Juli lalu dan membuat 212 narapidana kabur, termasuk sembilan orang narapidana kasus terorisme. Saat ini, dari sembilan orang napi teroris, yang belum tertangkap tinggal Fadli Sadama.
Belum usai pengejaran narapidana lapas tersebut, peristiwa serupa terjadi di Lapas Labuhanruku, Kabupaten Batubara, 18 Agustus lalu. 82 orang napi berhasil kabur, dan hingga saat ini 44 orang di antaranya telah kembali. Baik menyerahkan diri ataupun ditangkap.
Kabag Penerangan Umum Divisi Humas Polri Mabes Polri Kombes Agus Rianto mengatakan, penangkapan napi yang kabur telah diupayakan maksimal. Terakhir pada Selasa (27/8) lalu, saat Subdit Jatanras Polda Riau berhasil membekuk dua narapidana teroris pelarian lapas Tanjunggusta. Yakni, Nibras alias Arab (22) dan Abdul Gani Siregar (28).Mabes Polri belum secara tegas membeberkan motif keberadaan tiga napi teroris pelarian Lapas Tanjunggusta Medan ke Riau. Apakah sebagai tempat persinggahan semata atau tengah mempersiapkan aksi teror.
Agus Rianto hanya menyebutkan bahwa saat ditangkap, kawanan teroris itu tidak melakukan aktivitas apa-apa. Bahkan Arab dan Abdul Gani kondisinya memprihatinkan.
Arab, warga Jalan Anggur No 622 Pasuruan, Jawa Timur dan Abdul Gani Siregar (28), warga Jalan Kakap Sealar No 31 Belawan yang sudah divonis 11 tahun. Keduanya kini diamankan di Mako Brimob Polda Riau.
“Mereka berada di perkampungan, di rumah penduduk dalam kondisi memprihatinkan. Mereka butuh bantuan masyarakat, mencari pertolongan, minta minum,” kata Agus Rianto di Mabes Polri, kemarin (28/8).
Namun karena kondisi mereka mencurigakan, masyarakat langsung melapor ke pihak kepolisian. Densus dan jajaran Polda Riau pun tak menyia-nyiakan kesempatan itu dan langsung melakukan penyisiran di Kecamatan Pinggir.
“Saat dilakukan penangkapan, ternyata memang napi Tanjunggusta. Jadi tidak ada aktivitas lain saat dilakukan penangkapan,” katanya.
Agus tidak memastikan apakah Fadhli Sadama, napi pelarian Tanjunggusta yang merupakan otak perampokan Bank CIMB Niaga Medan juga ada di Riau, apalagi satu DPO perampokan bernama Ridwan ditangkap saat bersama Agus Sanyoto, yang juga napi teroris Tanjunggusta.
“Sampai sekarang tim masih lakukan pencarian. Dimanapun (Fadhli Sadama) berada kita akan cari dan kejar. Memang dari tiga yang ditangkap ada di wilayah Polda Riau,” jelas Agus.
Pihaknya meminta masyarakat menunggu perkembangannya, serta memberikan dukungan apda Densus agar kembali menangkap Fadhli yang memiliki jaringan kuat dengan teroris internasional itu.
Dijelaskan Agus Rianto, dari 2012 orang napi dan tahanan yang kabur, 119 sudah tertangkap, termasuk yang menyerahkan diri.  Sedang dari 9 napi teroris yang kabur, sudah 8 yang berhasil dibekuk.
Penangkapan terbaru hasil penyergapan Densus 88 bersama jajaran Polda Riau adalah Nibras alias Arab (22), dan Abdul Gani Siregar (28), yang dibekuk di Kecamatan Pinggir, Riau pada 22 Agustus 2013.
Sementara, pada Selasa (27/8), ditangkap Agus Sanyoto di Kandis, Riau. Bersamaan dengan ditangkapnya Agus Sanyoto, Densus mendapat bonus karena ada DPO perampokan Bank CIMB lain bernama Ridwan, yang juga ditangkap. Mereka saat ini sudah berada di tahanan Mako Brimob Pekanbaru.
Agus Rianto mengaku, keberhasilan Densus ini berkat informasi dari masyarakat. Karenanya, dia berharap masyarakat juga cepat menyampaikan informasi jika mengetahui keberadaan Fadli Sadama, yang juga otak perampokan Bank CIMB itu. (sam/gir)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/