25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Dosen USU Beri Pelatihan Kaligrafi Kontemporer untuk Tingkatkan Nilai Jual dan Kontribusi Ekonomi di Pesantren Baitussalam Simalungun

SIMALUNGUN, SUMUTPOS.CO- Seni Kaligrafi adalah salah satu warisan budaya Islam yang bernilai tinggi. Sebagai sarana dakwah, ia juga memiliki kontribusi meningkatan ekonomi, pengembangan kreativitas seni khususnya yang berbasis pada Islam.

Melihat fenomena tersebut, Dosen Universitas Sumatera Utara (USU) berinisiatif mengadakan pengabdian masyarakat di Pesantren Baitussalam, Desa Naga Jaya I, Kecamatan Bandar Uluan, Simalungun pada Bulan Agustus ini.

“Kami melihat potensi yang dimiliki Pesantren Baitussalam, Simalungun, cukup besar. Salah satunya, mereka memiliki cukup informasi mengenai sumber-sumber bahan baku produksi yang murah dan berkualitas, sehingga upaya untuk meningkatkan persentase keuntungan dan dapat menekan harga jual,” kata Dr Chairani Hanum, selalu Ketua Tim Pengabdian kepada Masyarakat, Kamis (29/8/2024).

Dengan demikian, lanjut Chairani, penjualan dapat dilakukan maksimal, bersaing, dan fleksibel. Ditambah lagi, desain produk relatif baik dan unggul. “Pada masa yang sama, kesiapannya untuk melayani, penyediaan produk sesuai dengan permintaan konsumen,” jelasnya.

Chairani mengungkapkan, potensi besar yang dimiliki Pesantren Baitussalam selama ini, belum dapat dimaksimalkan. Ini karena beberapa hal, di antaranya ialah kurangnya kemitraan dan jaringan. “Pesantren belum memiliki kemitraan yang kuat dengan pihak-pihak eksternal seperti seniman, lembaga budaya, atau pelaku industri kreatif yang dapat membantu dalam pengembangan seni kaligrafi kontemporer dan pemasarannya,” terangnya.

Dalam pengabdian kepada masyarakat kali ini, ada beberapa tahapan yang telah dan akan dilakukan, yaitu pemberian pelatihan dan pendampingan ekonomi, pengembangan kemitraan dan jaringan, penguatan pemasaran dan promosi, diversifikasi produk dan layanan, pengembangan infrastruktur seni dan penyediaan akses pendidikan dan pelatihan.

Sasaran yang akan dicapai dari pengabdian masyarakat ini, ungkap Chairani, adalah peningkatan dalam aspek ekonomi Pesantren Baitussalam melalui peningkatan penjualan karya seni kaligrafi. Selain itu, meningkatkan pemahaman dan apresiasi masyarakat terhadap seni kaligrafi kontemporer. Meningkatkan nilai jual karya seni tersebut sehingga memberikan sumber pendapatan tambahan bagi Pesantren Baitussalam.

“Sasaran lain juga, mendorong perkembangan industri kreatif lokal di sekitar lokasi, membuka lapangan kerja serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar,” ungkapnya.

“Keberhasilan program ini juga akan meningkatkan citra Pesantren Baitussalam sebagai pusat pengembangan seni dan budaya yang menyumbang pada pembangunan ekonomi dan sosial masyarakat,” imbuhnya.

Pada kesempatan itu, anggota tim pengabdian masyarakat, Dr. Beby Karina Fawzeea Sembiring, SE, MM memberikan pelatihan mengenai pengembangan ekonomi seni kaligrafi. Dalam paparannya, Beby Karina menjelaskan mengenai pentingnya pemanfaatan media sosial, pengembangan website personal, kolaborasi dengan Influencer, networking profesional, content marketing dan kerjasama dengan bisnis.

Selanjutnya, anggota tim lainnya, Prof. H.M. Husnan Lubis, MA, Ph.D, menjabarkan tentang pengembangan disain kaligrafi kontemporer. Ia mengatakan, ada beberapa jenis kaligrafi yang disukai oleh masyarakat, seperti Kaligrafi minimalis, kaligrafi abstrak, kaligrafi digital, Fusi tradisional-moderen, kaligrafi geometris, kaligrafi 3D, kaligrafi dengan elemen alam, kaligrafi topografi dan kaligrafi dengan warna cerah.

Chairani berharap, melalui program pengabdian ini, dapat meningkatkan kemandirian ekonomi pondok, peningkatan keragaman seni dan sarana dakwah di masyarakat. (adz)

SIMALUNGUN, SUMUTPOS.CO- Seni Kaligrafi adalah salah satu warisan budaya Islam yang bernilai tinggi. Sebagai sarana dakwah, ia juga memiliki kontribusi meningkatan ekonomi, pengembangan kreativitas seni khususnya yang berbasis pada Islam.

Melihat fenomena tersebut, Dosen Universitas Sumatera Utara (USU) berinisiatif mengadakan pengabdian masyarakat di Pesantren Baitussalam, Desa Naga Jaya I, Kecamatan Bandar Uluan, Simalungun pada Bulan Agustus ini.

“Kami melihat potensi yang dimiliki Pesantren Baitussalam, Simalungun, cukup besar. Salah satunya, mereka memiliki cukup informasi mengenai sumber-sumber bahan baku produksi yang murah dan berkualitas, sehingga upaya untuk meningkatkan persentase keuntungan dan dapat menekan harga jual,” kata Dr Chairani Hanum, selalu Ketua Tim Pengabdian kepada Masyarakat, Kamis (29/8/2024).

Dengan demikian, lanjut Chairani, penjualan dapat dilakukan maksimal, bersaing, dan fleksibel. Ditambah lagi, desain produk relatif baik dan unggul. “Pada masa yang sama, kesiapannya untuk melayani, penyediaan produk sesuai dengan permintaan konsumen,” jelasnya.

Chairani mengungkapkan, potensi besar yang dimiliki Pesantren Baitussalam selama ini, belum dapat dimaksimalkan. Ini karena beberapa hal, di antaranya ialah kurangnya kemitraan dan jaringan. “Pesantren belum memiliki kemitraan yang kuat dengan pihak-pihak eksternal seperti seniman, lembaga budaya, atau pelaku industri kreatif yang dapat membantu dalam pengembangan seni kaligrafi kontemporer dan pemasarannya,” terangnya.

Dalam pengabdian kepada masyarakat kali ini, ada beberapa tahapan yang telah dan akan dilakukan, yaitu pemberian pelatihan dan pendampingan ekonomi, pengembangan kemitraan dan jaringan, penguatan pemasaran dan promosi, diversifikasi produk dan layanan, pengembangan infrastruktur seni dan penyediaan akses pendidikan dan pelatihan.

Sasaran yang akan dicapai dari pengabdian masyarakat ini, ungkap Chairani, adalah peningkatan dalam aspek ekonomi Pesantren Baitussalam melalui peningkatan penjualan karya seni kaligrafi. Selain itu, meningkatkan pemahaman dan apresiasi masyarakat terhadap seni kaligrafi kontemporer. Meningkatkan nilai jual karya seni tersebut sehingga memberikan sumber pendapatan tambahan bagi Pesantren Baitussalam.

“Sasaran lain juga, mendorong perkembangan industri kreatif lokal di sekitar lokasi, membuka lapangan kerja serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar,” ungkapnya.

“Keberhasilan program ini juga akan meningkatkan citra Pesantren Baitussalam sebagai pusat pengembangan seni dan budaya yang menyumbang pada pembangunan ekonomi dan sosial masyarakat,” imbuhnya.

Pada kesempatan itu, anggota tim pengabdian masyarakat, Dr. Beby Karina Fawzeea Sembiring, SE, MM memberikan pelatihan mengenai pengembangan ekonomi seni kaligrafi. Dalam paparannya, Beby Karina menjelaskan mengenai pentingnya pemanfaatan media sosial, pengembangan website personal, kolaborasi dengan Influencer, networking profesional, content marketing dan kerjasama dengan bisnis.

Selanjutnya, anggota tim lainnya, Prof. H.M. Husnan Lubis, MA, Ph.D, menjabarkan tentang pengembangan disain kaligrafi kontemporer. Ia mengatakan, ada beberapa jenis kaligrafi yang disukai oleh masyarakat, seperti Kaligrafi minimalis, kaligrafi abstrak, kaligrafi digital, Fusi tradisional-moderen, kaligrafi geometris, kaligrafi 3D, kaligrafi dengan elemen alam, kaligrafi topografi dan kaligrafi dengan warna cerah.

Chairani berharap, melalui program pengabdian ini, dapat meningkatkan kemandirian ekonomi pondok, peningkatan keragaman seni dan sarana dakwah di masyarakat. (adz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/