25 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Tuntut Insentif, Tenaga Kesehatan Sukarelawan Asahan Nekad Jahit Mulut

ASAHAN, SUMUTPOS.CO – Ratusan tenaga kesehatan sukarelawan dari beberapa kecamatan di Kabupaten Asahan berunjukrasa di kantor Bupati Asahan, Selasa (27/9) siang. Mereka menyampaikan aspirasi dan menuntut agar anggaran insentif bagi tenaga kerja kerja sukarelawan non PNS sebesar Rp300 ditampung dalam APBD.

Saat menyampaikan aspirasi mereka, sebanyak lima orang TKS yang berunjukrasa rela melakukan aksi jahit mulut. “Di sini, kami ada yang mengabdi selama 5 tahun bahkan sampai 16 tahun. Sakit sekali menjadi profesi seperti ini, makanya ada lima orang rekan kami yang melakukan aksi jahit mulut,” kata Reyhan Marpaung, Ketua FKTK Asahan kepada sejumlah wartawan di lokasi.

Dikatakan Reyhan, aksi menjahir mulut itu dilakukan sebagai bentuk protes dengan Pemerintah Kabupaten Asahan. Dan sebagai simbol sakitnya profesi yang sudah dijalani bertahun tahun.

Selama ini, sambung Reyhan, mereka mendapat honor dari sumber keuangan daerah (APBD) dan honor itupun diambil dari penyisihan tenaga kesehatan PNS yang setiap bulannya dipotong Rp50 ribu hingga Rp150 ribu per bulannya.

“Jadi hanya sebesar Rp300 ribu yang kami minta dari APBD Asahan, walaupun segitu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan harian kami,” kata Reyhan, yang mengaku ia dan rekan rekannya sudah capek menyampaikan keluhan tersebut kepada Kapuskesmas, Dinkes bahkan DPRD Asahan.

“Yang ada kami melakukan aksi ini diancam pecat, dan itu kami sudah siap.”tegasnya sembari mengatakan, aksi jahit mulut akan tetap dilakukan hingga pemerintah mengabulkan aspirasi mereka.

Perihal aspirasi mereka, orator aksi juga sempat membandingkan Pemkab Asahan yang memiliki APBD Rp1,6 triliun, tidak bisa memberikan insentif kepada tenaga kesehatan sukarelawan. Sedangkan Kota Tanjungbalai yang hanya memiliki APBD sebesar Rp600 Miliar dan PAD Rp100 Miliar mampu menganggarkan insentif kepada para TKS.(dat/han)

ASAHAN, SUMUTPOS.CO – Ratusan tenaga kesehatan sukarelawan dari beberapa kecamatan di Kabupaten Asahan berunjukrasa di kantor Bupati Asahan, Selasa (27/9) siang. Mereka menyampaikan aspirasi dan menuntut agar anggaran insentif bagi tenaga kerja kerja sukarelawan non PNS sebesar Rp300 ditampung dalam APBD.

Saat menyampaikan aspirasi mereka, sebanyak lima orang TKS yang berunjukrasa rela melakukan aksi jahit mulut. “Di sini, kami ada yang mengabdi selama 5 tahun bahkan sampai 16 tahun. Sakit sekali menjadi profesi seperti ini, makanya ada lima orang rekan kami yang melakukan aksi jahit mulut,” kata Reyhan Marpaung, Ketua FKTK Asahan kepada sejumlah wartawan di lokasi.

Dikatakan Reyhan, aksi menjahir mulut itu dilakukan sebagai bentuk protes dengan Pemerintah Kabupaten Asahan. Dan sebagai simbol sakitnya profesi yang sudah dijalani bertahun tahun.

Selama ini, sambung Reyhan, mereka mendapat honor dari sumber keuangan daerah (APBD) dan honor itupun diambil dari penyisihan tenaga kesehatan PNS yang setiap bulannya dipotong Rp50 ribu hingga Rp150 ribu per bulannya.

“Jadi hanya sebesar Rp300 ribu yang kami minta dari APBD Asahan, walaupun segitu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan harian kami,” kata Reyhan, yang mengaku ia dan rekan rekannya sudah capek menyampaikan keluhan tersebut kepada Kapuskesmas, Dinkes bahkan DPRD Asahan.

“Yang ada kami melakukan aksi ini diancam pecat, dan itu kami sudah siap.”tegasnya sembari mengatakan, aksi jahit mulut akan tetap dilakukan hingga pemerintah mengabulkan aspirasi mereka.

Perihal aspirasi mereka, orator aksi juga sempat membandingkan Pemkab Asahan yang memiliki APBD Rp1,6 triliun, tidak bisa memberikan insentif kepada tenaga kesehatan sukarelawan. Sedangkan Kota Tanjungbalai yang hanya memiliki APBD sebesar Rp600 Miliar dan PAD Rp100 Miliar mampu menganggarkan insentif kepada para TKS.(dat/han)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/