26 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Komisi B DPRD Sumut Segera Gelar RDP Soal Kolera Babi, Pemprovsu Tunggu Arahan Pusat

Victor Silaen, Ketua Komisi B DPRD Sumut

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Permasalahan wabah kolera babi di Sumatera Utara harus segera dituntaskan pemerintah. Sebab, jika terlalu lama kasus ini tidak ditangani secara komprehensif, dikhawatirkan akan semakin membuat perekonomian masyarakat terganggu.

“Kami tetap desak pemerintah untuk mengatasi wabah kolera babi ini. Pemerintah harus cepat menangani persoalan ini segera,” kata Ketua Komisi B DPRD Sumut Victor Silaen menjawab Sumut Pos, Kamis (28/11).

Disebutnya, Komisi B segera mengagendakan rapat dengar pendapat (RDP) dengan mengundang pemangku kepentingan terkait. Selain itu, Komisi B juga siap membahas teknis mencari solusi atas kejadian dimaksud.

“Sebab hal ini juga sudah menyangkut perekonomian masyarakat Jadi akan segera kami agendakan,” katanya.

Victor menyarankan, bagi kabupaten yang belum terpapar hog cholera, untuk dilakukan pencegahan dengan dilakukan vaksinasi maupun upaya lainnya. “Harus cepat itu dilakukan, pemerintah daerah setempat mesti proaktif. Sosialisasikan langsung ke semua peternak, upaya vaksinasi atau lainnya sebagai pencegahan,” katanya.

Sementara Kepala Bidang Kesehatan Hewan pada Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut, Mulkan Harahap menyebutkan, hingga kini mengenai vaksin kolera babi sudah dilarang untuk diberikan. Atas hal ini, pihaknya juga sedang menunggu arahan dari pemerintah pusat. “Untuk itu sejauh ini kami masih tunggu apa lagi kebijakan pusat. Sebab vaksin pada babi sudah tidak dibolehkan lagi. Kita tunggulah apa perkembangannya,” katanya.

Tim dari pusat, provinsi dan kabupaten/kota, kata dia masih meneliti lebih mendalam ihwal wabah kolera babi di Sumut ini. Termasuk apakah nanti ada status kejadian luar biasa (KLB) atas wabah tersebut. “Pada prinsipnya kita tunggulah perkembangan selanjutnya. Apalagi tim sudah turun ke lapangan dan mengambil sampel di sejumlah daerah yang terpapar hog cholera,” katanya.

Lagi, Bangkai Babi Dibuang ke Sungai

Pembuangan bangkai babi ke sungai kembali terjadi di Deliserdang. Kali ini bangkai babi diduga terjangkit virus kolera dibuang ke aliran Sungai Tembung, Kecamatan Percut Sei Tuan.

Hal itu membuat warga resah. Seperti yang disampaikan Misni (51), pemilik warung di kawasan perairan sungai di Jalan Duku Raya, Desa Bandar Khalipah, Kecamatan Percut Sei Tuan, Deliserdang, kepada wartawan, Rabu (27/11) sore. Tepat di depan warungnya, warga ramai mengamati puluhan bangkai babi yang diduga sengaja dibuang ke sungai. “Ini masih banyak yang lewat bangai babinya. Iiihhh, putih-putih warnanya. Inilah yang membuat kami takut, kurasa ini sengaja dibuang karena babinya mati terkena penyakit,” ucapnya.

Masyarakat menduga, para pelakunya sengaja membuang bangkai babi yang mati itu saat air sungai mulai naik. “Pas air sungainya naik, banyak sampah mengalir dari aliran sungai tembung menuju ke sini dibarengi dengan bangkai babi yang mengalir satu persatu berjumlah puluhan. Sekarang, Air sungainya pun berubah warna jadi kuning kehitam-hitaman,” tambahnya.

Banyaknya bangkai babi yang mengalir di aliran sungai itu, menjadi perhatian banyak warga. Tak hanya warga yang tinggal di bantaran sungai, namun para pengendara dan pengguna jalan yang melintas turut mengamati dari atas. “Semua takut dan jijik mengambilnya, jadi gak ada yang berani kalau gak pala alat. Apalagi sekarang air sungainya lagi naik,” timpal warga lainnya.

Babi di Simalungin Terjangkit Hog Cholera

Sejumlah babi peliharaan warga di Desa Dolok Hataran Kecamatan Siantar,Kabupaten Simalungun, terindikasi terjangkit virus hog cholera. Kepala Dinas Ketahanan Pangan,Perikanan dan Peternakan Pemkab Simalungun,Pardomuan Sijabat mengatakan, dari sejumlah babi yang terindikasi hog cholera dengan ciri terdapat bintik merah, dan suhu tubuh tinggi, satu di antarnya sudah mati.

“Baru ini ditemukan ada babi mati dengan ciri terjangkit hog cholera di kecamatan Siantar, dan sudah dikubur, disaksikan camat Daniel Silalahi, Kadis Kesehatan Edwin T Simanjuntak, dan Kapolsek Bangun, AKP B Manurung,” sebut Pardomuan.

Pardomuan menambahkan, dengan ditemukannya babi mati dengan indikasi hog cholera pihaknya akan meningkatkan pelaksanaan program gempur disinpektan di kandang-kandang ternak babi warga. “Gempur disinpektan yang sejak beberapa bulan lalu sudah dilaksanakan akan ditingkatkan menjangkau ke seluruh kecamatan sentra ternak babi,untuk mempersempit penyebaran virus hog cholera,” kata Pardomuan.

Dia menambahkan,melalui kepala desa pihaknya sudah meminta warga tidak membuang bangkai babi sembarangan namun menguburnya. Kapolsek Bangun AKP B Manurung menambahkan,masyarakat diminta tidak dengan sengaja membuang bangkai babi di sembarang tempat atau sungai maupuan saluran irigasi.

Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Simalungun Edwin T Simanjuntak terpisah mengatakan masyarakat jangan panik dengan ditemukannua babi mati diduga akibat virus hog cholera karena tidak menular kepada manusia. “Masyarakat jangan panik tetap tenang virus hog cholera tidak menular kepada manusia,” kata Edwin. (prn/bbs)

Victor Silaen, Ketua Komisi B DPRD Sumut

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Permasalahan wabah kolera babi di Sumatera Utara harus segera dituntaskan pemerintah. Sebab, jika terlalu lama kasus ini tidak ditangani secara komprehensif, dikhawatirkan akan semakin membuat perekonomian masyarakat terganggu.

“Kami tetap desak pemerintah untuk mengatasi wabah kolera babi ini. Pemerintah harus cepat menangani persoalan ini segera,” kata Ketua Komisi B DPRD Sumut Victor Silaen menjawab Sumut Pos, Kamis (28/11).

Disebutnya, Komisi B segera mengagendakan rapat dengar pendapat (RDP) dengan mengundang pemangku kepentingan terkait. Selain itu, Komisi B juga siap membahas teknis mencari solusi atas kejadian dimaksud.

“Sebab hal ini juga sudah menyangkut perekonomian masyarakat Jadi akan segera kami agendakan,” katanya.

Victor menyarankan, bagi kabupaten yang belum terpapar hog cholera, untuk dilakukan pencegahan dengan dilakukan vaksinasi maupun upaya lainnya. “Harus cepat itu dilakukan, pemerintah daerah setempat mesti proaktif. Sosialisasikan langsung ke semua peternak, upaya vaksinasi atau lainnya sebagai pencegahan,” katanya.

Sementara Kepala Bidang Kesehatan Hewan pada Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut, Mulkan Harahap menyebutkan, hingga kini mengenai vaksin kolera babi sudah dilarang untuk diberikan. Atas hal ini, pihaknya juga sedang menunggu arahan dari pemerintah pusat. “Untuk itu sejauh ini kami masih tunggu apa lagi kebijakan pusat. Sebab vaksin pada babi sudah tidak dibolehkan lagi. Kita tunggulah apa perkembangannya,” katanya.

Tim dari pusat, provinsi dan kabupaten/kota, kata dia masih meneliti lebih mendalam ihwal wabah kolera babi di Sumut ini. Termasuk apakah nanti ada status kejadian luar biasa (KLB) atas wabah tersebut. “Pada prinsipnya kita tunggulah perkembangan selanjutnya. Apalagi tim sudah turun ke lapangan dan mengambil sampel di sejumlah daerah yang terpapar hog cholera,” katanya.

Lagi, Bangkai Babi Dibuang ke Sungai

Pembuangan bangkai babi ke sungai kembali terjadi di Deliserdang. Kali ini bangkai babi diduga terjangkit virus kolera dibuang ke aliran Sungai Tembung, Kecamatan Percut Sei Tuan.

Hal itu membuat warga resah. Seperti yang disampaikan Misni (51), pemilik warung di kawasan perairan sungai di Jalan Duku Raya, Desa Bandar Khalipah, Kecamatan Percut Sei Tuan, Deliserdang, kepada wartawan, Rabu (27/11) sore. Tepat di depan warungnya, warga ramai mengamati puluhan bangkai babi yang diduga sengaja dibuang ke sungai. “Ini masih banyak yang lewat bangai babinya. Iiihhh, putih-putih warnanya. Inilah yang membuat kami takut, kurasa ini sengaja dibuang karena babinya mati terkena penyakit,” ucapnya.

Masyarakat menduga, para pelakunya sengaja membuang bangkai babi yang mati itu saat air sungai mulai naik. “Pas air sungainya naik, banyak sampah mengalir dari aliran sungai tembung menuju ke sini dibarengi dengan bangkai babi yang mengalir satu persatu berjumlah puluhan. Sekarang, Air sungainya pun berubah warna jadi kuning kehitam-hitaman,” tambahnya.

Banyaknya bangkai babi yang mengalir di aliran sungai itu, menjadi perhatian banyak warga. Tak hanya warga yang tinggal di bantaran sungai, namun para pengendara dan pengguna jalan yang melintas turut mengamati dari atas. “Semua takut dan jijik mengambilnya, jadi gak ada yang berani kalau gak pala alat. Apalagi sekarang air sungainya lagi naik,” timpal warga lainnya.

Babi di Simalungin Terjangkit Hog Cholera

Sejumlah babi peliharaan warga di Desa Dolok Hataran Kecamatan Siantar,Kabupaten Simalungun, terindikasi terjangkit virus hog cholera. Kepala Dinas Ketahanan Pangan,Perikanan dan Peternakan Pemkab Simalungun,Pardomuan Sijabat mengatakan, dari sejumlah babi yang terindikasi hog cholera dengan ciri terdapat bintik merah, dan suhu tubuh tinggi, satu di antarnya sudah mati.

“Baru ini ditemukan ada babi mati dengan ciri terjangkit hog cholera di kecamatan Siantar, dan sudah dikubur, disaksikan camat Daniel Silalahi, Kadis Kesehatan Edwin T Simanjuntak, dan Kapolsek Bangun, AKP B Manurung,” sebut Pardomuan.

Pardomuan menambahkan, dengan ditemukannya babi mati dengan indikasi hog cholera pihaknya akan meningkatkan pelaksanaan program gempur disinpektan di kandang-kandang ternak babi warga. “Gempur disinpektan yang sejak beberapa bulan lalu sudah dilaksanakan akan ditingkatkan menjangkau ke seluruh kecamatan sentra ternak babi,untuk mempersempit penyebaran virus hog cholera,” kata Pardomuan.

Dia menambahkan,melalui kepala desa pihaknya sudah meminta warga tidak membuang bangkai babi sembarangan namun menguburnya. Kapolsek Bangun AKP B Manurung menambahkan,masyarakat diminta tidak dengan sengaja membuang bangkai babi di sembarang tempat atau sungai maupuan saluran irigasi.

Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Simalungun Edwin T Simanjuntak terpisah mengatakan masyarakat jangan panik dengan ditemukannua babi mati diduga akibat virus hog cholera karena tidak menular kepada manusia. “Masyarakat jangan panik tetap tenang virus hog cholera tidak menular kepada manusia,” kata Edwin. (prn/bbs)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/