28 C
Medan
Thursday, June 27, 2024

Ratusan Perawat RS Kisaran Mogok

Merasa Tidak Dihargai Manajemen

KISARAN-Pasien yang menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah ( RSUD ) Kisaran terlantar gara-gara ratusan tenaga medis mandadak mogok usai mengikuti apel pagi, Jumat (28/12). Mereka menganggap jasa perawat tidak dihargai sejak kepemimpinan dr Milwan.

Pantauan Metro Asahan (Grup Sumut Pos), ratusan pegawai yang mengenakan seragam putih-putih tampak tetap  bertahan di halaman depan RSUD Kisaran usai mengikuti apel pagi.”Kami akan tetap bertahan di luar sampai manajemen menjelaskan secara transparan bagaimana mekanisme pembagian jasa medis yang selama ini mereka terima “cetus beberapa pegawai yang berhasil dikonfirmasi.

Manajemen RSUD Kisaran  di bawah kepemimpinan dr Milwan sepertinya tidak menghargai jasa perawat baik yang sudah berstatus Pegawai Negeri Sipil ( PNS ) maupun yang masih berstatus honorer.

“Ada yang menerima Rp100 ribu hingga Rp2 juta, dan manajemen tidak pernah mau menjelaskan mekanisme perhitungannya sehingga kami melakukan mogok pada hari ini. Kami  tidak menuntut banyak, tapi hanya meminta pekerjaan mereka dihargai dengan bayaran jasa yang sesuai,” ungkap perawat yang mengaku sudah lama menjadi tenaga kerja honorer di RSUD yang sedang mempersiapkan diri menuju Badan Layanan Umum (BLU) itu. Perawat ini juga menganggap sejak di bawah kepemimpinan dr Milwan hak mereka terabaikan.

Sementara menurut perawat yang meminta jati dirinya tidak ditulis di koran ini mengatakan,  bahwa persoalan ini seharusnya tidak terjadi bila manajemen cepat menanggapinya, karena persoalan ini sudah lama dibicarakan. Perawat terus melakukan mogok sementara beberapa perwakilan mengikuti pertemuan pihak manajemen. Pertemuan yang berjalan alot akhirnya menghasilkan keputusan yang dibacakan langsung oleh Direktur RSUD Kisaran dr Nilwan Arif di depan para perawat yang mogok kerja.

“Kita akan mengajukan perubahan perda yang mengatur bayaran jasa perawat kepada Pemkab Asahan. Kemudian manajemen dan sistem RSUD Kisaran akan ikut diubah. Dan tuntutan para perawat akan diusahakan dipenuhi dengan tenggang waktu satu bulan,” jelas Nilwan.

Nilwan berharap perawat, bisa kembali bekerja, dan masalah ini akan diproses seusai dengan peraturan yang ada. “Pihak RSUD kisaran akan berusaha memberikan yang terbaik,” ujarnya dengan singkat.

Ratusan perawat yang sudah  mendengar langsung keputusan yang dibacakan dr Milwan langsung masuk ke ruangannya masing guna memberikan pelayanan kepada pasien.

Beberapa pasien dan keluarga pasien yang berhasil dikonfirmasi selama mogok kerja perawat mengaku kecewa. “Kami tidak tahu apa itu jasa medis, yang pasti pelayanan yang seharusnya kami terima dari  rumah sakit ini tidak dilakukan, protes, ya protes tapi ingat kewajiban mereka memberikan pelayanan kepada pasiennya,” ungkap Khairul salah seorang keluarga yang sedang menunggu pasien di ruang 5 kepada wartawan. (sus/smg)

Merasa Tidak Dihargai Manajemen

KISARAN-Pasien yang menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah ( RSUD ) Kisaran terlantar gara-gara ratusan tenaga medis mandadak mogok usai mengikuti apel pagi, Jumat (28/12). Mereka menganggap jasa perawat tidak dihargai sejak kepemimpinan dr Milwan.

Pantauan Metro Asahan (Grup Sumut Pos), ratusan pegawai yang mengenakan seragam putih-putih tampak tetap  bertahan di halaman depan RSUD Kisaran usai mengikuti apel pagi.”Kami akan tetap bertahan di luar sampai manajemen menjelaskan secara transparan bagaimana mekanisme pembagian jasa medis yang selama ini mereka terima “cetus beberapa pegawai yang berhasil dikonfirmasi.

Manajemen RSUD Kisaran  di bawah kepemimpinan dr Milwan sepertinya tidak menghargai jasa perawat baik yang sudah berstatus Pegawai Negeri Sipil ( PNS ) maupun yang masih berstatus honorer.

“Ada yang menerima Rp100 ribu hingga Rp2 juta, dan manajemen tidak pernah mau menjelaskan mekanisme perhitungannya sehingga kami melakukan mogok pada hari ini. Kami  tidak menuntut banyak, tapi hanya meminta pekerjaan mereka dihargai dengan bayaran jasa yang sesuai,” ungkap perawat yang mengaku sudah lama menjadi tenaga kerja honorer di RSUD yang sedang mempersiapkan diri menuju Badan Layanan Umum (BLU) itu. Perawat ini juga menganggap sejak di bawah kepemimpinan dr Milwan hak mereka terabaikan.

Sementara menurut perawat yang meminta jati dirinya tidak ditulis di koran ini mengatakan,  bahwa persoalan ini seharusnya tidak terjadi bila manajemen cepat menanggapinya, karena persoalan ini sudah lama dibicarakan. Perawat terus melakukan mogok sementara beberapa perwakilan mengikuti pertemuan pihak manajemen. Pertemuan yang berjalan alot akhirnya menghasilkan keputusan yang dibacakan langsung oleh Direktur RSUD Kisaran dr Nilwan Arif di depan para perawat yang mogok kerja.

“Kita akan mengajukan perubahan perda yang mengatur bayaran jasa perawat kepada Pemkab Asahan. Kemudian manajemen dan sistem RSUD Kisaran akan ikut diubah. Dan tuntutan para perawat akan diusahakan dipenuhi dengan tenggang waktu satu bulan,” jelas Nilwan.

Nilwan berharap perawat, bisa kembali bekerja, dan masalah ini akan diproses seusai dengan peraturan yang ada. “Pihak RSUD kisaran akan berusaha memberikan yang terbaik,” ujarnya dengan singkat.

Ratusan perawat yang sudah  mendengar langsung keputusan yang dibacakan dr Milwan langsung masuk ke ruangannya masing guna memberikan pelayanan kepada pasien.

Beberapa pasien dan keluarga pasien yang berhasil dikonfirmasi selama mogok kerja perawat mengaku kecewa. “Kami tidak tahu apa itu jasa medis, yang pasti pelayanan yang seharusnya kami terima dari  rumah sakit ini tidak dilakukan, protes, ya protes tapi ingat kewajiban mereka memberikan pelayanan kepada pasiennya,” ungkap Khairul salah seorang keluarga yang sedang menunggu pasien di ruang 5 kepada wartawan. (sus/smg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/