29 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Aksi Protes BLT di Madina Ricuh, Kendaraan Dibakar Massa, Sejumlah Polisi Luka-Luka

MADINA, SUMUTPOS.CO – Aksi ratusan warga Desa Mompang Julu Kecamatan Panyabungan Utara, Madina berujung ricuh, Senin (29/6) sore.

Informasi diperoleh, bentrok itu dipicu akibat massa aksi yang tidak terima pembubaran yang dilakukan oleh aparat Kepolisian, lantaran tuntutan mereka belum terpenuhi.

Saat polisi mencoba melakukan pembubaran, massa aksi pun melakukan perlawanan. Massa menyerang dengan lemparan batu ke arah petugas yang ingin mencoba membuka blokade badan jalan itu.

Aksi saling serang terjadi antara polisi dengan massa aksi. Massa yang terus melempari polisi dengan batu, kemudian dibalas dengan tembakan gas air mata.

Hingga berita diturunkan, informasi yang didapat ada dua kendaraan roda empat yang dibakar massa aksi. Salah satunya mobil Dinas dari Wakapolres Madina AKBP Elizama Zalukhu. Untuk korban jiwa tidak ada. Namun, korban yang mengalami luka-luka ada sekitar 6-7 dari Kepolisian. Diduga terkena lemparan batu dari massa aksi.

Sebelumnya seperti yang sudah diberitakan, aksi ratusan warga di Desa Mompang Julu Kecamatan Panyabungan Utara Kabupaten Madina kembali berunjuk rasa dengan memblokade Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) Madina-Padangsidimpuan. Senin (29/6) sekitar pukul 10.00 WIB.

Aksi dari Kelompok Warga itu disulut persoalan penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang dilaksanakan oleh Pemerintahan Desa setempat. Aksi yang dikordinir mayoritas dari kalangan muda-mudi ini hingga pada Senin pukul 15.30 WIB, belum juga kondusif.

Bahkan, massa aksi terus membakar ban sembari berorasi yang menuntut Kades mereka harus turun dari jabatannya.

“Kami terus akan blokir Jalan apabila Kades tidak turun dari jabatannya. Kami enggak mau lagi kena tipu-tipu, hadirkan dia di sini dan jelaskan kenapa bantuan BLT sebesar Rp600 ribu bisa menjadi Rp200 ribu. Ini sudah melanggar hukum,” kata salah seorang orator aksi menyampaikan tuntutan.

Orator aksi itu juga menjelaskan bahwa persoalan yang mereka protes ini sudah mereka laporkan ke berbagai pihak. Mulai dari pihak Kepolisian dan pihak Kecamatan. Namun sama sekali tidak ada respon.

“Kami rasa cukuplah di tipu-tipu ini, sudah kami laporkan tapi enggak ada responnya. Ini sudah melanggar hukum. Belum lagi Kadesnya ini arogan sekali,” tegasnya.

Sementara, Sekretaris Daerah Gozali Pulungan dan Kapolres Madina AKBP Horas Tua dan Kepala Inspektorat Marwan serta Kadis PMD bersama Muspika lainnya yang berhadir mendengarkan tuntutan massa aksi itu berulang kali mencoba menenangkan dan meminta agar blokade jalan dibuka. Namun, massa aksi tetap tak menghiraukannya.

“Laporannya sudah kita proses di Inspektorat, Seminggu ini kita bakal sampaikan hasilnya. Sabar ya, kita harap semua harus tenang,” kata Sekda yang mencoba menenangkan massa aksi.

Begitu juga, Kapolres AKBP Horas Tua Silalahi dan Inspektur Marwan yang ikut memberikan pemahaman dihadapan massa aksi. Namun, tetap massa itu menolak dan meminta Kadesnya yang harus menjelaskan dihadapan mereka langsung.

Camat Panyabungan Utara Ridho Fahlevi yang dihubungi Metro Tabagsel pada Senin sekitar pukul 14.30 WIB, mengatakan situasi belum juga kondusif. Ia bersama Stakeholder sedang melakukan mediasi.

“Nanti saja ya, belum ini, masih mediasi kita semua di sini,” kata Camat.

Sementara Kepala Desa Mompang Julu Hendri Hasibuan belum bisa dimintai Metro Tabagsel keterangannya hingga berita ini diturunkan. (Mag01)

MADINA, SUMUTPOS.CO – Aksi ratusan warga Desa Mompang Julu Kecamatan Panyabungan Utara, Madina berujung ricuh, Senin (29/6) sore.

Informasi diperoleh, bentrok itu dipicu akibat massa aksi yang tidak terima pembubaran yang dilakukan oleh aparat Kepolisian, lantaran tuntutan mereka belum terpenuhi.

Saat polisi mencoba melakukan pembubaran, massa aksi pun melakukan perlawanan. Massa menyerang dengan lemparan batu ke arah petugas yang ingin mencoba membuka blokade badan jalan itu.

Aksi saling serang terjadi antara polisi dengan massa aksi. Massa yang terus melempari polisi dengan batu, kemudian dibalas dengan tembakan gas air mata.

Hingga berita diturunkan, informasi yang didapat ada dua kendaraan roda empat yang dibakar massa aksi. Salah satunya mobil Dinas dari Wakapolres Madina AKBP Elizama Zalukhu. Untuk korban jiwa tidak ada. Namun, korban yang mengalami luka-luka ada sekitar 6-7 dari Kepolisian. Diduga terkena lemparan batu dari massa aksi.

Sebelumnya seperti yang sudah diberitakan, aksi ratusan warga di Desa Mompang Julu Kecamatan Panyabungan Utara Kabupaten Madina kembali berunjuk rasa dengan memblokade Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) Madina-Padangsidimpuan. Senin (29/6) sekitar pukul 10.00 WIB.

Aksi dari Kelompok Warga itu disulut persoalan penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang dilaksanakan oleh Pemerintahan Desa setempat. Aksi yang dikordinir mayoritas dari kalangan muda-mudi ini hingga pada Senin pukul 15.30 WIB, belum juga kondusif.

Bahkan, massa aksi terus membakar ban sembari berorasi yang menuntut Kades mereka harus turun dari jabatannya.

“Kami terus akan blokir Jalan apabila Kades tidak turun dari jabatannya. Kami enggak mau lagi kena tipu-tipu, hadirkan dia di sini dan jelaskan kenapa bantuan BLT sebesar Rp600 ribu bisa menjadi Rp200 ribu. Ini sudah melanggar hukum,” kata salah seorang orator aksi menyampaikan tuntutan.

Orator aksi itu juga menjelaskan bahwa persoalan yang mereka protes ini sudah mereka laporkan ke berbagai pihak. Mulai dari pihak Kepolisian dan pihak Kecamatan. Namun sama sekali tidak ada respon.

“Kami rasa cukuplah di tipu-tipu ini, sudah kami laporkan tapi enggak ada responnya. Ini sudah melanggar hukum. Belum lagi Kadesnya ini arogan sekali,” tegasnya.

Sementara, Sekretaris Daerah Gozali Pulungan dan Kapolres Madina AKBP Horas Tua dan Kepala Inspektorat Marwan serta Kadis PMD bersama Muspika lainnya yang berhadir mendengarkan tuntutan massa aksi itu berulang kali mencoba menenangkan dan meminta agar blokade jalan dibuka. Namun, massa aksi tetap tak menghiraukannya.

“Laporannya sudah kita proses di Inspektorat, Seminggu ini kita bakal sampaikan hasilnya. Sabar ya, kita harap semua harus tenang,” kata Sekda yang mencoba menenangkan massa aksi.

Begitu juga, Kapolres AKBP Horas Tua Silalahi dan Inspektur Marwan yang ikut memberikan pemahaman dihadapan massa aksi. Namun, tetap massa itu menolak dan meminta Kadesnya yang harus menjelaskan dihadapan mereka langsung.

Camat Panyabungan Utara Ridho Fahlevi yang dihubungi Metro Tabagsel pada Senin sekitar pukul 14.30 WIB, mengatakan situasi belum juga kondusif. Ia bersama Stakeholder sedang melakukan mediasi.

“Nanti saja ya, belum ini, masih mediasi kita semua di sini,” kata Camat.

Sementara Kepala Desa Mompang Julu Hendri Hasibuan belum bisa dimintai Metro Tabagsel keterangannya hingga berita ini diturunkan. (Mag01)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/