Site icon SumutPos

Ngebut Kejar Setoran, Bus RJT Terbalik 3 Tewas

Foto: EKO HENDRIAWAN/Metro Siantar/JPNN Bus Raja Jaya Trans yang ringsek setelah terguling di Jalan Besar Siantar-Saribu Dolok, di daerah Kecamatan Panombeian Panei, Rabu (29/7) pagi.
Foto: EKO HENDRIAWAN/Metro Siantar/JPNN
Bus Raja Jaya Trans yang ringsek setelah terguling di Jalan Besar Siantar-Saribu Dolok, di daerah Kecamatan Panombeian Panei, Rabu (29/7) pagi.

SIANTAR, SUMUTPOS.CO – Akibat kebut-kebutan, bus Raja Jaya Trans BK 7449 TL terbalik di Jalinsum Siantar-Seribudolok, tepatnya di Nagori Embong, Kecamatan Panombeian Panei, Rabu (29/7) sekira pukul 09.00 WIB. Kecelakaan ini menyebabkan 3 orang tewas dan 3 orang luka.

Kedua korban tewas adalah Roslina boru Ambarita (65), warga Nagori Sipoldas, Kecamatan Panei Tongah, dan kernet bus, Jawansen Damanik (22) warga Nagori Bulu Pange, Kecamatan Raya. Kedua korban yang sudah dibawa ke Instalasi Jenazah RSUD Djasamen Saragih itu mengalami luka serius di bagian tangan, kaki serta kepala.

Beberapa jam di kamar mayat, keluarga korban pun berdatangan. Isak tangis pun seketika memenuhi lokasi itu. “Kemanalah harus kucari kau anakku. Bapakmu sudah meninggalkan aku, kau juga meninggalkan aku. Begitu baiknya kau anakku. Sedih kali aku anakku. Kekmanalah kau menjerit waktu kau kecelakaan itu ya,” histeris boru Saragih, ibu kandung Jawansen.

Masih di lokasi yang sama, Haposan Purba (26), anak Roslina boru Ambarita juga merasakan kesedihan yang cukup mendalam. Sembari menangis, bungsu dari enam bersaudara ini terus menangis sembari memeluk korban yang sudah terbujur kaku. “Sebulan yang lewat aku pulang dari perantauan mau mengawani mamaku ini ya. Rupanya ditinggalkan aku. Sudah mati mamak. Nggak ada lagi mamak,” lirihnya.

Dalam kondisi menangis, pria yang selama ini menetap di pulau Batam ini mengatakan bahwa sebelum kejadian berlangsung, korban hendak pergi ke Raya. “Mau ngurus surat-suratnya di ke Raya. Nggak tahunya jadi seperti ini,”ujarnya sembari mengatakan bahwa korban selama ini bekerja sebagi petani. Terpisah di RS Vita Insani, terlihat 6 korban lainnya mendapatkan perawatan intensif di Instalasi Gawat Darurat.

Ke enam korban itu yakni Elsa boru Napitupulu (25), warga Jalan Kenari, Siantar Barat yang juga Pegawai Golongan II Pemkab Simalungun, Lina Sari boru Tambunan (26), warga Jalan Ade Irma, Siantar Barat yang juga pegawai Dispenda Simalugun serta dua karyawan PDAM Tirtalihou Simalungun yakni Sumiati Sinaga (40), warga Jalan Farel Pasaribu serta Gusmida boru Purba (39), warga Jalan Medan, Siantar Martoba dan seorang korban lainnya Lerni boru Sidauruk (65), warga Batu 20, Simalungun yang menghembuskan nafas terakhir usai mendapatkan peratawan medis selama 3 jam akibat mengalami luka serius di bagian kepalanya.

“Mau pergi kerjanya tadi kami. Rupanya kencang kali bus itu. Kebut-kebutan sama bus Raya Jaya Trans lainnya. Tiba-tiba sudah menabrak tiang listrik dan langsung berguling-guling bus itu. Ada 3 kali bus itu berguling,”kenang Gusmida.

Keluarga masing-masing korban juga terlihat menyemut di IGD. Tak hanya itu, sekira pukul 12.00 WIB, Bupati Simalungun JR Saragih juga terlihat mengunjungi korban.

JR Saragih didampingi Kapolres Simalungun AKBP Heri Sulesmono serta Danrem Kolonel Broto beserta jajaran masing-masing. Bupati terlihat memberikan semangat maupun doa agar lekas sembuh terhadap 5 korban. Setelah melihat kondisi keseluruhan korban, bupati kemudian mengajukan agar Elsa boru Napitupulu, salah satu korban dibawa ke Rumah Sakit Efarina yang berada di Berastagi lantaran mengalami luka yang cukup serius yakni patah tangan kanan serta leher.

“Pasien ini membutuhkan dokter bedah termasuk beda saraf, kita akan larikan ke Rumah Sakit Efarina di Berastagi. Kami dari Pemkab Simalungun pasti akan membantu perobatan seluruh korban, baik itu PNS maupun masyarakat sipil,” ucap JR Saragih.

Disinggung terkait tindakan yang akan dilakukan terhadap pengusaha bus, JR mengatakan bahwa hal itulah adalah tugas kepolisian.

“Kepolisian seharusnya memberikan efek jera kepada sopir yang ugal-ugalan. Kalau mobilnya layak, tapi kan itu kembali kepada sopirnya sendiri yang terkadang saling kejar-kejaran karena mengejar setoran,”lanjutnya. Masih di lokasi yang sama, Sumiati boru Sinaga (40) yang pada saat kejadian tengah mengandung 8 bulan terlihat menjalani pemeriksaan intensif di RS Vita Insani.

Ibu 3 anak ini terlihat terbaring di ruangan IGD. Pegawai PDAM Tirtalihou itu sesekali terlihat menahan rasa sakit.

“Belum tahu gimana keadaan kandungannya, belum ada keterangan dari dokter,”ucap sumai korban, H Nainggolan. Tak hanya ke delapan korban itu, 2 korban lainnya yakni Hetti Rosneli (36), warga Jalan Perwira, Kelurahan Siantar Timur yang juga PNS Pemkab Simalungun serta Rohan (37), warga Jalan Asahan, Kecamatan Siantar, Simalungun juga mendaparkan perawatan medis di RS Tentara.

Meski ada 10 korban dalam kejadian ini, namun, sopir bus Tegar Saragih (22), tidak mengalami luka yang cukup berarti. Dan ternyata setelah kejadian naas itu berlangsung, warga Batu 20, Sirpang Sigodang, Kecamatan Panei Tongah, Simalungun itu menyerahkan diri ke kantor Satlantas Polres Simalungun, Jalan Asahan, Siantar Timur.Ia menyerahkan diri hanya beberapa menit usai mengantarkan penumpangnya yang luka-luka ke Rumah Sakit Tentara
Hal ini dikatakannya ketika ditemui di Kantor Satlantas Polres Simalungun, Rabu (29/7) sore. Pria yang mengaku sebagai sopir serap ini mengatakan bahwa pagi itu sekira pukul 08.30 WIB, dia berangkat dari Siantar menuju Raya, Simalungun.

Dan, lantaran hendak mengejar setoran, ia pun mengemudikan kendaraannya dengan kecepatan tinggi. Ia juga makin mempercepat laju kendaraannya lantaran melihat bus Raja Jaya Trans lainnya menguntit di belakangnya.

“Memang kami saling kejar-kejaran karena memang kami mencari penumpang. Karena kami juga kan mengejar setoran,”ujarnya tanpa merinci berapa setorannya setiap hari.

Saat kedua bus saling mendahului, ia mengaku tidak bisa mengendalikan kendaraannya dan akhirnya menabrak tiang listrik. Akibatnya, bus itu terguling-guling sebanyak tiga kali. “Waktu bus itu berbalik-balik, aku ada di dalam bus itunya. Aku juga ikut membantu warga lainnya yang memberikan pertolongan kepada penumpamg-penumpang itu. Aku juga ikutnya mengantarkan penumpang yang luka-luka itu ke Rumah Sakit Tentara. Habis dari situ, barulah aku datang kesini,”ujarnya.

Sementara itu, menanggapi hal tersebut, Kapolres Simalungun AKBP Heri Sulesmono mengatakan bahwa dugaan sementara terjadinya kecelakaan karena bus yang saling kejar-kejaran untuk mengejar setoran. “Untuk sementara kita masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait penyebab kejadian ini,”ucapnya. (mag 05/smg/deo)

Exit mobile version