PERBAUNGAN- Bus Pinem jurusan Ujung Batu Rokan-Medan BK 7772 LC bermuatan 32 orang terbalik. Akibatnya enam orang tewas dari kecelakaan tunggal di Tikungan Maut Simpang Obang Abeng di Desa Pasar Bengkel, tepatnya di Km 41-42 Dusun I Desa Bengkel Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), Minggu (29/9) sekira pukul 05.30 WIB itu.
Bus Pinem terbalik tiga kali dan menabrak sebuah doorsmeer dan tiang baliho di pinggir jalan. Selain enam orang tewas, 21 penumpang lainnya mengalami luka, 19 di antaranya mengalami lukah parah. Korban luka kini dirawat di RS Trianda Pasar Bengkel Sergai dan di RS Melati Perbaungan.
Dugaan sementara penyebab kecelakaan tunggal disebabkan sopir bus yang mengantuk memacu bus dalam kecepatan tinggi. Adalah sopir kedua bus, Heri Tarigan (43), warga Kampung Lalang Pinang Baris yang mengemudi bus naas tersebut. Heri menggantikan sopir utama, Tunas Ginting, di SPBU Kota Pinang Labuhanbatu Selatan. Setelah kecelakaan Heri Tarigan langsung melarikan diri. “Memang kondisi bus rusak yaitu per mobil bagian depan putus tapi dipaksa jalan karena harus cepat sampai Medan. Tiba di lokasi kejadian, kondisi bus kencang dan langsung terbalik,” kata kernet bus, Memori Siregar (31) di RS Melati Perbaungan.
Menurut Memori, bus berangkat dari Loket CV Pinem Kabun Ujung Batu Rokan jam 03.00 WIB, dari loket berjumlah 7 orang dan penumpang makin bertambah saat di perjalanan (lihat grafis). “Saya memang sedang terjaga, posisi bus kencang kemudian terbalik dengan tiba-tiba dan menghantam doorsmeer serta tiang baliho,” jelasnya Memori.
Korban meninggal, Idas (53) wanita dan suaminya, Syahri (70) serta anaknya Rodiah (45) warga Dusun Suka Makmur Desa Rambah Baru Kecamatan Ramba Samu Riau. Amni (51) dan anaknya, Desta (5), warga Dusun Baoertem Desa Bangkao Sampurna Kecamatan Bangko Pusaka Riau. Kelimanya tewas di tempat. Sedangkan Bintang Br Sihombing (52) Warga Jalan Pancing Medan meninggal di RS Melati Perbaungan.
“Sudah saya bilang pelan-pelan saja tetapi malah tancap gas,” kata seorang penumpang, Zukarnain (28) warga Duri Riau.
Hingga tadi malam korban meninggal masih disemayamkan di RS Trianda Pasar Bengkel dan RS Melati Perbaungang menunggu pihak keluarga korban. “Korban meninggal belum diambil pihak keluarga dan masih disemayamkan di kamar mayat,” bilang petugas RS Melati, Erna.
Alfian pemilik doorsmeer mengaku melihat kejadian pagi itu. Setelah selesai salat subuh dia duduk di depan jalan, tiba-tiba melihat bus yang melaju kencang di tikungan langsung terbalik dan menghantam doorsmeer dan tiang baliho. “Saya lihat bus terbalik sebanyak tiga kali dan menghantam tiang baliho, untung saya sempat kabur,” cetus Alfian.
Kasat Lantas Polres Sergai, AKP Hasan Basri membenarkan kejadian tersebut. Pihak kepolisian sudah menangani kasus lakalantas tunggal tersebut dengan melakukan pendataan korban meninggal, korban luka-luka di dua rumah sakit. Sopir yang sudah dikantongi namanya masih dalam pengejaran petugas. “Kami masih melakukan pendataan, penyebab kecelakaan masih dalam penyidikan lebih lanjut,” jelasnya.
Petugas di Pool Pinem di Medan saat didatangi tampat sibuk dan repot. Petuga yang tak ingin disebutkan namanya itu langsung memberikan nomor kontak perwakilan mereka di Perbaungan. “Sudah kita tanya sama perwakilan yang di sana Bang, 5 orang katanya meninggal. Untuk lebih pastinya coba tanya langsung ke perwakilan kita di Perbaungan,” katanya.
Sementara saat dikonformasike perwakilan Pool Pinem di Perbaungan melalui telepon, sang petugas terdengar panik. “Sekarang korban meninggal ada 6 orang Bang. Nanti saja ya lanjutkan teleponnya, saya sedang mengurus jenazah yang mau dipulangkan ke Pasir Pangarayan (Riau),” katanya dengan tergesa-gesa.
Istri dan Kedua Mertua Tewas
Di sisi lain, Kiyak(50) warga Kebun Ujung, Rokan Hulu, Riau, merasakan kesedihan berlipat. Rencana menjenguk cucunya yang baru lahir di Kutacane, Aceh, berbuntut maut. Rodiah (istrinya) dan kedua mertuanya Sahri(70) dan Idas (56) tewas di lokasi.
“Kami berangkat berempat, aku, isteri, dan kedua mertuaku. Kami mau mengjenguk anak perempuan kami Nurjanah yang baru melahirkan anak kedua. Dan kami juga sudah lama tidak ke Kutacane makanya kami berniat kesana. Padahal, istriku telah membelikan pakaian bayi buat cucu kami yang baru lahir,” isak Kiyak yang merupakan karyawan kebun di PT Padaso Enam Utama, Ujung Batu Rokan Hilir ini.
Sementara itu Riadi(18) yang tubuhnya sempat terjepit warga Dusun VI, Desa Cengal Barat, Kecamatan Tanjungpura, Langkat mengaku sangat bersyukur selamat. “Aku sudah sebulan kerja di PT Padaso Enam Utama dan karena telah rindu dengan orangtuaku aku berniat pulang. Saat itu aku duduk di bangku nomor 2 samping kiri, sedangkan korban yang meningga aku lihat saat itu mereka duduk di bangku barisan nomor dua di belakang supir,” jelasnya.
“Saat kejadian aku sedang tertidur dan tak mengetahui secara pasti apa penyebab kejadian tersebut. Tiba-tiba aku merasakan tubuhku terhimpit benda berat,” tambahnya.
Sebelumnya, proses evakuasi korban Bus Pinem cukup dramatis.Pasalnya evakuasi korban tewas dan luka-luka dalam peristiwa itu dilakukan secara manual sambil menunggu mobil derek yang datang membantu. Sementara posisi yang terbalik, dengan posisi ban di atas, menyulitkan warga dan petugas mengeluarkan korban. Hingga pukul 07.30 semua korban baru bisa dievakuasi. (ian/mag-2/lik/smg)