27 C
Medan
Sunday, January 19, 2025

Pesugihan Gagal, Istri Dibantai di Ladang

Usai Membunuh, Suami Bersembunyi di Hutan

SIANTAR-Beginlah jadinya mendalami ilmu sesat. Di Kabupaten Samosir, persisnya di Parlimutan Desa Linttong Nihuta Kecamatan Ronggurnihuta, seorang istri dibantai suaminya sendiri hanya karena gagal mendapat ilmu kekebalan tubuh. Sebelumnya, sempat membacoki Tulang (Paman,red) hanya karena dinasehati untuk tidak belajar ilmu itu.

OTOPSI: Jenazah Marlina br Simbolon usai diotopsi.//Fando/metro siantar/smg
OTOPSI: Jenazah Marlina br Simbolon usai diotopsi.//Fando/metro siantar/smg

Adalah Marlina br Simbolon (28), wanita malang ini ditemukan tewas mengenaskan di areal perladangan yang berjarak 1 kilometer dari rumahnya. Wajah babak belur hingga sulit dikenali, kepala bocor, leher luka koyak, dan pipi serta perut mengalami luka gores dan lebam membiru.

Hanya kerabu dan pakaianlah yang bisa mengenali korban hingga kejadian itu lantas menghebohkan daerah perbukitan Danau Toba itu. Selanjutnya mayat dievakuasi pihak kepolisian ke Rumah Sakit Dr Djasamen Saragih di Pematangsiantar guna kepentingan otopsi, Rabu (30/1).

K Sinaga (53) yang mengaku paman korban menyebut, penyiksaan itu diyakini terjadi Selasa (29/1) dan mayatnya ditemukan sekitar jam 5 sore di areal perladangan kopi. Berawal ketika anak semata wayang korban, Rikky Sinaga (8) sepulang sekolah tidak menemukan ibunya.

Selanjutnya mencari dan menanyakan kepada para tetangga. Tetap saja tidak mengetahui keberadaan korban yang kesehariannya disibukkan dengan bertani ladang itu. Tidak seperti biasa, hingga jam 4 sore korban tetap saja tidak memperlihatkan batang hidungnya. Dibantu warga, Rikky mencari ke ladang yang biasanya korban datangi.

Pencarian tidak membuahkan hasil, barulah setengah jam kemudian kabar menghebohkan penemuan mayati itu terdengar Rikky hingga mendatangi lokasi. Bahkan menyakini kalau sesosok mayat perempuan bertubuh mungil itu tak lain ibu kandungnya.

Mengingat lokasi TKP di areal perbukitan, jenazah baru bisa dievakuasi dua jam berikutnya. Begitupun masih harus menunggu angkutan ambulan kurang lebih satu jam guna membawa jenazah ke Pematangsiantar untuk kepentingan otopsi.

Selama itu pula, petugas yang bergerak cepat dengan memintai keterangan beberapa saksi di lokasi, menyimpulkan kematian korban erat hubungannya dengan Budiman Sinaga (28) tak lain suaminya sendiri.

Karena itu, petugas langsung memburu keberadaan Budiman hingga berhasil menciduknya empat jam kemudian. Pelaku yang memang jarang pulang itu ditangkap di areal perbukitan yang kerab disebut warga sebagai tempat pengasingan Budiman untuk menuntut ilmu kekebalan tubuh. Tanpa perlawan, lantas memboyong ke Mako Polres Samosir di Pangururan.

Kepada petugas, seperti diterangkan Briptu D Pasaribu, pelaku bahkan tidak menyadari telah menghabisi nyawa istrinya sendiri. Dengan entengnya, pria bertubuh kurus dan rambut kriting itu hanya mengaku memukul istrinya lantaran tidak diberi makan.

Merasa diabaikan oleh wanita yang dinikahinya tahun 2004 silam itu. “Kupukuli dia dan kutinggalkan aja di di ladang. Mana tau aku, dia mati,” kata Pasaribu menirukan pengakuan pelaku kepada petugas.

Bak orang kurang waras, begitulah ciri-ciri yang ditonjolkan pelaku sesaat setelah ditangkap petugas. Oleh K Sinaga yang mengenal Budiman justru meyakini kalau Bere (keponakan)-nya itu mengalami depresi setelah gagal mendalami ilmu kekebalan tubuh untuk memperkaya diri. Jauh sebelumnya, Budiman sangat menginginkan hidup di pasaran seperti teman-temannya yang lain.

Kehidupan pasaran dianggapnya mampu memperkaya diri, namun ritual dengan cara mengasingkan diri itu tetap saja gagal. Budiman diyakini stres dan bertingkah aneh bahkan sempat membacok pamannya sendiri yang tujuannya untuk mencoba ilmu tersebut. Beruntung, persoalan itu tidak tercium petuga, mengingat korban sendiri tidak melaporkan peritiwa itu kepihak berwajib.

egitupun, banyak warga menasihati Budiman untuk tidak mendatangi lagi bukit yang dianggap angker itu. “Memang angker tempat pertapaannya itu, itu lah pengakuan warga disitu. Karena itulah Budiman mengasingkan diri kesana,” kata K Sinaga.(mag-20/smg)

Usai Membunuh, Suami Bersembunyi di Hutan

SIANTAR-Beginlah jadinya mendalami ilmu sesat. Di Kabupaten Samosir, persisnya di Parlimutan Desa Linttong Nihuta Kecamatan Ronggurnihuta, seorang istri dibantai suaminya sendiri hanya karena gagal mendapat ilmu kekebalan tubuh. Sebelumnya, sempat membacoki Tulang (Paman,red) hanya karena dinasehati untuk tidak belajar ilmu itu.

OTOPSI: Jenazah Marlina br Simbolon usai diotopsi.//Fando/metro siantar/smg
OTOPSI: Jenazah Marlina br Simbolon usai diotopsi.//Fando/metro siantar/smg

Adalah Marlina br Simbolon (28), wanita malang ini ditemukan tewas mengenaskan di areal perladangan yang berjarak 1 kilometer dari rumahnya. Wajah babak belur hingga sulit dikenali, kepala bocor, leher luka koyak, dan pipi serta perut mengalami luka gores dan lebam membiru.

Hanya kerabu dan pakaianlah yang bisa mengenali korban hingga kejadian itu lantas menghebohkan daerah perbukitan Danau Toba itu. Selanjutnya mayat dievakuasi pihak kepolisian ke Rumah Sakit Dr Djasamen Saragih di Pematangsiantar guna kepentingan otopsi, Rabu (30/1).

K Sinaga (53) yang mengaku paman korban menyebut, penyiksaan itu diyakini terjadi Selasa (29/1) dan mayatnya ditemukan sekitar jam 5 sore di areal perladangan kopi. Berawal ketika anak semata wayang korban, Rikky Sinaga (8) sepulang sekolah tidak menemukan ibunya.

Selanjutnya mencari dan menanyakan kepada para tetangga. Tetap saja tidak mengetahui keberadaan korban yang kesehariannya disibukkan dengan bertani ladang itu. Tidak seperti biasa, hingga jam 4 sore korban tetap saja tidak memperlihatkan batang hidungnya. Dibantu warga, Rikky mencari ke ladang yang biasanya korban datangi.

Pencarian tidak membuahkan hasil, barulah setengah jam kemudian kabar menghebohkan penemuan mayati itu terdengar Rikky hingga mendatangi lokasi. Bahkan menyakini kalau sesosok mayat perempuan bertubuh mungil itu tak lain ibu kandungnya.

Mengingat lokasi TKP di areal perbukitan, jenazah baru bisa dievakuasi dua jam berikutnya. Begitupun masih harus menunggu angkutan ambulan kurang lebih satu jam guna membawa jenazah ke Pematangsiantar untuk kepentingan otopsi.

Selama itu pula, petugas yang bergerak cepat dengan memintai keterangan beberapa saksi di lokasi, menyimpulkan kematian korban erat hubungannya dengan Budiman Sinaga (28) tak lain suaminya sendiri.

Karena itu, petugas langsung memburu keberadaan Budiman hingga berhasil menciduknya empat jam kemudian. Pelaku yang memang jarang pulang itu ditangkap di areal perbukitan yang kerab disebut warga sebagai tempat pengasingan Budiman untuk menuntut ilmu kekebalan tubuh. Tanpa perlawan, lantas memboyong ke Mako Polres Samosir di Pangururan.

Kepada petugas, seperti diterangkan Briptu D Pasaribu, pelaku bahkan tidak menyadari telah menghabisi nyawa istrinya sendiri. Dengan entengnya, pria bertubuh kurus dan rambut kriting itu hanya mengaku memukul istrinya lantaran tidak diberi makan.

Merasa diabaikan oleh wanita yang dinikahinya tahun 2004 silam itu. “Kupukuli dia dan kutinggalkan aja di di ladang. Mana tau aku, dia mati,” kata Pasaribu menirukan pengakuan pelaku kepada petugas.

Bak orang kurang waras, begitulah ciri-ciri yang ditonjolkan pelaku sesaat setelah ditangkap petugas. Oleh K Sinaga yang mengenal Budiman justru meyakini kalau Bere (keponakan)-nya itu mengalami depresi setelah gagal mendalami ilmu kekebalan tubuh untuk memperkaya diri. Jauh sebelumnya, Budiman sangat menginginkan hidup di pasaran seperti teman-temannya yang lain.

Kehidupan pasaran dianggapnya mampu memperkaya diri, namun ritual dengan cara mengasingkan diri itu tetap saja gagal. Budiman diyakini stres dan bertingkah aneh bahkan sempat membacok pamannya sendiri yang tujuannya untuk mencoba ilmu tersebut. Beruntung, persoalan itu tidak tercium petuga, mengingat korban sendiri tidak melaporkan peritiwa itu kepihak berwajib.

egitupun, banyak warga menasihati Budiman untuk tidak mendatangi lagi bukit yang dianggap angker itu. “Memang angker tempat pertapaannya itu, itu lah pengakuan warga disitu. Karena itulah Budiman mengasingkan diri kesana,” kata K Sinaga.(mag-20/smg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/