29 C
Medan
Tuesday, July 2, 2024

Dahlan Puji Langkah Berani Direksi PLN Tambah Pasokan 150 MW di Sumbagut

JAKARTA-Menteri BUMN Dahlan Iskan mengaku senang atas langkah berani yang diambil Direksi PLN untuk mengatasi krisis listrik di Sumatera Utara. Sebab, PLN Wilayah Sumbagut akan menambah pasokan listriknya 150 MW pada akhir bulan ini dan 150 MW lagi akhir bulan depan.

“Saya juga sudah minta dengan keras agar Direksi PLN segera menambah daya secara darurat untuk Padang. PLN yang semula takut mengambil langkah itu akhirnya juga sudah menuruti instruksi itu dengan menambah 50 MW yang akan beroperasi akhir bulan ini,” kata Dahlan Iskan kepada wartawan koran ini melalui sambungan telepon, Senin (2/9), kemarin.

Menurut Dahlan, dengan langkah ini PLN memang akan dipersoalkan karena melakukan pemborosan. “Tapi keadaan di Padang dan Medan sudah sangat darurat. Biar saja PLN dipersoalkan seperti dulu saya juga dipersoalkan sewaktu menjabat Dirut PLN. Masalahnya, rakyat Sumut dan Sumbar sudah sangat menderita,” tambah Dahlan.

Dipaparkan Dahlan, krisis listrik di Sumbar berbeda dengan krisisi listrik di Sumut, khususnya Medan. Krisisi listrik di Sumbar hanya sementara karena pembangkit diperbaiki hingga memakan waktu tiga bulan, maka langkah darurat harus dilakukan oleh PLN. “Mestinya satu dua bulan ini pembangkit baru di Teluk Sirih juga sudah beroperasi. Namun biasanya pembangkit baru tidak bisa langsung lancar. Karena itu harus berani mengambil langkah darurat. Kalau pun akan dibilang in-efisiensi hanya akan berlangsung sekitar tiga bulan,” bilang Dahlan.

Sedangkan krisis listrik di Sumut krisisnya lebih parah sehingga langkahnya juga harus lebih radikal. “Saya senang Direksi PLN akhirnya membuat langkah darurat yang sangat berani di Medan,” kata Dahlan.

Terpisah, Direktur Operasional Listrik Jawa, Bali, dan Sumatera PLN, Ngurah Adnyana mengatakan, pemadaman listrik bergilir (byar pet) saat ini terus terjadi di wilayah Sumatera, akibat defisit listrik serta telatnya pembangunan listrik oleh sejumlah kontraktor asal China.

Setidaknya ada tiga pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbahan bakar batubara yang telat pembangunannya, yakni PLTU Nagan Raya (2 x 110 MW) di Meulaboh, Aceh, PLTU Pangkalansusu (2 x 200 MW) di Sumatera Utara serta PLTU Teluk Sirih (2 x 112 MW) di Sumatera Barat.”Ada sejumlah pembangkit yang mau dibangun ternyata belum selesai. Contohnya PLTU Nagan Raya. Itu kontraktornya dari China, mereka terlambat pembangunannya. Harusnya tahun lalu sudah selesai,” kata Adnyana di kantor pusat PLN, Jakarta, Senin (2/9).
Untuk PLTU Pangkalansusu, Adnyana mengatakan, harusnya sudah selesai sejak Juni 2013. PLTU berkapasitas 2 x 200 MW ini belum juga selesai. “Kami tidak bisa memutus kontraknya, karena nanti makin tidak bisa selesai proyeknya,” ujar Adnyana.

Untuk menyelamatkan sementara krisis listrik di Sumatera Utara ini, Adnyana mengatakan PLN akan menyewa genset 150 MW yang diharapkan segera masuk. Kemudian juga meminta tambahan pasokan listrik dari Inalum. “Saat ini konsumsi listrik di Sumatera naik 14 persen dibandingkan tahun lalu. Kami tidak bisa menghentikan permintaan listrik ini. Apalagi orang kan tidak bisa disetop beli kulkas atau AC,” ujar Adnyana.

Hal yang sama dikatakan Direktur Konstruksi dan Energi Terbarukan PLN Nasri Sebayang, krisis listrik di Sumatera karena terlambatnya pembangunan sejumlah pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di wilayah tersebut. “Memang proyek-proyek ini sudah mengalami keterlambatan sejak 2007-2008, karena biasanya pekerjaan proyek ini adalah 40 bulan. Ada beberapa hal yang mengganggu, seperti masalah tanah dan pendanaan. Ini awalnya ada bantuan dari bank-bank China, ternyata bank-bank itu minta jaminan pemerintah. Tapi itu sudah lewat masanya,” kata Nasri, Senin (2/9).

Menurut Nasri, konstruksi sejumlah PLTU tersebut memang mengalami keterlambatannya. Alasan lain selain faktor internal, China memang baru pertama kali ini membangun pembangkit listrik di luar negeri. “Jadi mereka (China) baru berkenalan dengan Indonesia. Di sana sini mengalami keterlambatan. Tapi tahun ini diusahakan semua tuntas,” janji Nasri.

Nasri mengatakan, dari pembangunan sejumlah pembangkit listrik di Sumatera, ada yang akan selesai dan mulai memasok listrik akhir tahun ini dengan kapasitas 200 megawatt (MW). “Di triwulan I-2013 juga ada yang mulai beroperasi seperti Pangkalansusu. Lalu triwulan II-2013 juga akan ada tambahan 300 MW,” papar Nasri.

Saat ini, ujar Nasri, wilayah Sumatera Tengah dan Utara memang seringkali mengalami byarpet atau pemadaman bergilir karena defisit listrik. “Kami kejar habis-habisan. Di Sumatera Barat listrik kurang karena Dana Maninjau dan Singkarak lagi kering, curah hujannya rendah. Ini mengganggu operasional PLTA,” kata Nasri.
Sementara itu, Manager PT PLN Wilayah Sumut, Dayanto yang dikonfirmasi melalui telepon terkait sewa genset berdaya 150 MW, ponselnya tidak diangkat. Sedangkan di SMS, tidak membalas. (ila/bbs/jpnn)

JAKARTA-Menteri BUMN Dahlan Iskan mengaku senang atas langkah berani yang diambil Direksi PLN untuk mengatasi krisis listrik di Sumatera Utara. Sebab, PLN Wilayah Sumbagut akan menambah pasokan listriknya 150 MW pada akhir bulan ini dan 150 MW lagi akhir bulan depan.

“Saya juga sudah minta dengan keras agar Direksi PLN segera menambah daya secara darurat untuk Padang. PLN yang semula takut mengambil langkah itu akhirnya juga sudah menuruti instruksi itu dengan menambah 50 MW yang akan beroperasi akhir bulan ini,” kata Dahlan Iskan kepada wartawan koran ini melalui sambungan telepon, Senin (2/9), kemarin.

Menurut Dahlan, dengan langkah ini PLN memang akan dipersoalkan karena melakukan pemborosan. “Tapi keadaan di Padang dan Medan sudah sangat darurat. Biar saja PLN dipersoalkan seperti dulu saya juga dipersoalkan sewaktu menjabat Dirut PLN. Masalahnya, rakyat Sumut dan Sumbar sudah sangat menderita,” tambah Dahlan.

Dipaparkan Dahlan, krisis listrik di Sumbar berbeda dengan krisisi listrik di Sumut, khususnya Medan. Krisisi listrik di Sumbar hanya sementara karena pembangkit diperbaiki hingga memakan waktu tiga bulan, maka langkah darurat harus dilakukan oleh PLN. “Mestinya satu dua bulan ini pembangkit baru di Teluk Sirih juga sudah beroperasi. Namun biasanya pembangkit baru tidak bisa langsung lancar. Karena itu harus berani mengambil langkah darurat. Kalau pun akan dibilang in-efisiensi hanya akan berlangsung sekitar tiga bulan,” bilang Dahlan.

Sedangkan krisis listrik di Sumut krisisnya lebih parah sehingga langkahnya juga harus lebih radikal. “Saya senang Direksi PLN akhirnya membuat langkah darurat yang sangat berani di Medan,” kata Dahlan.

Terpisah, Direktur Operasional Listrik Jawa, Bali, dan Sumatera PLN, Ngurah Adnyana mengatakan, pemadaman listrik bergilir (byar pet) saat ini terus terjadi di wilayah Sumatera, akibat defisit listrik serta telatnya pembangunan listrik oleh sejumlah kontraktor asal China.

Setidaknya ada tiga pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbahan bakar batubara yang telat pembangunannya, yakni PLTU Nagan Raya (2 x 110 MW) di Meulaboh, Aceh, PLTU Pangkalansusu (2 x 200 MW) di Sumatera Utara serta PLTU Teluk Sirih (2 x 112 MW) di Sumatera Barat.”Ada sejumlah pembangkit yang mau dibangun ternyata belum selesai. Contohnya PLTU Nagan Raya. Itu kontraktornya dari China, mereka terlambat pembangunannya. Harusnya tahun lalu sudah selesai,” kata Adnyana di kantor pusat PLN, Jakarta, Senin (2/9).
Untuk PLTU Pangkalansusu, Adnyana mengatakan, harusnya sudah selesai sejak Juni 2013. PLTU berkapasitas 2 x 200 MW ini belum juga selesai. “Kami tidak bisa memutus kontraknya, karena nanti makin tidak bisa selesai proyeknya,” ujar Adnyana.

Untuk menyelamatkan sementara krisis listrik di Sumatera Utara ini, Adnyana mengatakan PLN akan menyewa genset 150 MW yang diharapkan segera masuk. Kemudian juga meminta tambahan pasokan listrik dari Inalum. “Saat ini konsumsi listrik di Sumatera naik 14 persen dibandingkan tahun lalu. Kami tidak bisa menghentikan permintaan listrik ini. Apalagi orang kan tidak bisa disetop beli kulkas atau AC,” ujar Adnyana.

Hal yang sama dikatakan Direktur Konstruksi dan Energi Terbarukan PLN Nasri Sebayang, krisis listrik di Sumatera karena terlambatnya pembangunan sejumlah pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di wilayah tersebut. “Memang proyek-proyek ini sudah mengalami keterlambatan sejak 2007-2008, karena biasanya pekerjaan proyek ini adalah 40 bulan. Ada beberapa hal yang mengganggu, seperti masalah tanah dan pendanaan. Ini awalnya ada bantuan dari bank-bank China, ternyata bank-bank itu minta jaminan pemerintah. Tapi itu sudah lewat masanya,” kata Nasri, Senin (2/9).

Menurut Nasri, konstruksi sejumlah PLTU tersebut memang mengalami keterlambatannya. Alasan lain selain faktor internal, China memang baru pertama kali ini membangun pembangkit listrik di luar negeri. “Jadi mereka (China) baru berkenalan dengan Indonesia. Di sana sini mengalami keterlambatan. Tapi tahun ini diusahakan semua tuntas,” janji Nasri.

Nasri mengatakan, dari pembangunan sejumlah pembangkit listrik di Sumatera, ada yang akan selesai dan mulai memasok listrik akhir tahun ini dengan kapasitas 200 megawatt (MW). “Di triwulan I-2013 juga ada yang mulai beroperasi seperti Pangkalansusu. Lalu triwulan II-2013 juga akan ada tambahan 300 MW,” papar Nasri.

Saat ini, ujar Nasri, wilayah Sumatera Tengah dan Utara memang seringkali mengalami byarpet atau pemadaman bergilir karena defisit listrik. “Kami kejar habis-habisan. Di Sumatera Barat listrik kurang karena Dana Maninjau dan Singkarak lagi kering, curah hujannya rendah. Ini mengganggu operasional PLTA,” kata Nasri.
Sementara itu, Manager PT PLN Wilayah Sumut, Dayanto yang dikonfirmasi melalui telepon terkait sewa genset berdaya 150 MW, ponselnya tidak diangkat. Sedangkan di SMS, tidak membalas. (ila/bbs/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/