24 C
Medan
Friday, July 5, 2024

Apindo: Efek Kenaikan BBM Hanya Sesaat

JAKARTA- Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi menilai, dampak kenaikan BBM diperkirakan tidak akan terlalu signifikan. Memang akan ada efek misal kenaikan harga. Namun itu merupakan risiko yang wajar. Ia yakin daya beli masyarakat saat ini sudah cukup tinggi. ”Kenaikan harga akibat BBM tidak akan lebih dari lima persen,” kata Sofjan, Kamis (30/5).

Malahan, jika BBM tidak dinaikkan, sementara dana subsidi BBM diambil dari utang, dalam jangka panjang justru akan menyengsarakan. Dunia usaha dan masyarakat sama-sama rugi.”Dalam jangka panjang kenaikan BBM ini menguntungkan. Tidak bisa terus menerus duit negara habis untuk subsidi sementara ongkos subsidi itu dari utang,” tegas dia.

Bagi pengusaha, akan lebih baik subsidi BBM dialihkan sektor lain seperti infrastruktur sehingga bisa mendorong pertumbuhan ekonomi.  Perbaikan infrastruktur pada akhirnya akan meningkatkan daya saing ekonomi sehingga pengusaha bisa lebih efisien berkaitan dengan ongkos transportasi. Alhasil, dunia usaha makin efisien. “Pemerintah harus cepat menaikkan harga BBM bersubsidi, juga menyiapkan sebagian dana alokasi subsidi untuk masyarakat miskin,” harapnya. 

Sementara itu, anggota Komisi XI DPR dari Fraksi Demokrat Achsanul Qosasi menegaskan, rencana pemerintah menaikan harga BBM untuk menyehatkan postur APBN yang sudah terlalu besar dengan beban subsidi.

Menurutnya, subsidi BBM sudah tidak sehat lagi sehingga harus dikurangi. “Subsidi sekarang rata-rata 20 persen, itu sudah tidak sehat terhadap postur APBN,” katanya. (rel/ila)

JAKARTA- Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi menilai, dampak kenaikan BBM diperkirakan tidak akan terlalu signifikan. Memang akan ada efek misal kenaikan harga. Namun itu merupakan risiko yang wajar. Ia yakin daya beli masyarakat saat ini sudah cukup tinggi. ”Kenaikan harga akibat BBM tidak akan lebih dari lima persen,” kata Sofjan, Kamis (30/5).

Malahan, jika BBM tidak dinaikkan, sementara dana subsidi BBM diambil dari utang, dalam jangka panjang justru akan menyengsarakan. Dunia usaha dan masyarakat sama-sama rugi.”Dalam jangka panjang kenaikan BBM ini menguntungkan. Tidak bisa terus menerus duit negara habis untuk subsidi sementara ongkos subsidi itu dari utang,” tegas dia.

Bagi pengusaha, akan lebih baik subsidi BBM dialihkan sektor lain seperti infrastruktur sehingga bisa mendorong pertumbuhan ekonomi.  Perbaikan infrastruktur pada akhirnya akan meningkatkan daya saing ekonomi sehingga pengusaha bisa lebih efisien berkaitan dengan ongkos transportasi. Alhasil, dunia usaha makin efisien. “Pemerintah harus cepat menaikkan harga BBM bersubsidi, juga menyiapkan sebagian dana alokasi subsidi untuk masyarakat miskin,” harapnya. 

Sementara itu, anggota Komisi XI DPR dari Fraksi Demokrat Achsanul Qosasi menegaskan, rencana pemerintah menaikan harga BBM untuk menyehatkan postur APBN yang sudah terlalu besar dengan beban subsidi.

Menurutnya, subsidi BBM sudah tidak sehat lagi sehingga harus dikurangi. “Subsidi sekarang rata-rata 20 persen, itu sudah tidak sehat terhadap postur APBN,” katanya. (rel/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/