27 C
Medan
Monday, June 24, 2024

Harga Pangan Mengalami Penurunan, Deflasi Sumut Tercatat 0,01 Persen pada Bulan September

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) di Sumatera Utara (Sumut) mengalami deflasi 0,01 persen, pada September 2020. Hal itu dipicu harga pangan yang mengalami penurunan.

Dinar Butar-butar

Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Sumut, Dinar Butar-butar menjelaskan, ada 3 kota di Sumut yang mengalami inflasi, yakni Sibolga sebesar 0,29 persen, Pematangsiantar 0,29 persen, dan Gunungsitoli 1,00 persen. Sementara itu, 2 kota lainnya mengalami deflasi, yakni Medan dengan 0,05 persen, dan Padangsidimpuan 0,12 persen.

“Dengan demikian, gabungan IHK dari 5 kota di Sumut pada September lalu, deflasi tercatat mencapai 0,01 persen,” ungkap Dinar, dalam keterangan pers yang disampaikan secara virtual, Kamis (1/10).

Dinar juga mengatakan, pada September lalu, Medan tercatat deflasi 0,05 persen, atau terjadi penurunan IHK dari 102,76 pada Agustus, menjadi 102,71 pada September.

“Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan, yakni dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,03 persen. Dari kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,09 persen. Kelompok transportasi sebesar 0,30 persen, serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,55 persen,” bebernya.

Kelompok pengeluaran yang mengalami peningkatan indeks, yakni kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,10 persen, kelompok kesehatan 0,19 persen, serta kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,09 persen.

“Dan 4 kelompok lainnya tidak mengalami perubahan indeks. Yakni kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya, serta kelompok pendidikan,” imbuh Dinar.

Dinar menjelaskan, komoditas utama penyumbang deflasi selama September di Medan, antara lain angkutan udara, cabai rawit, telur ayam ras, parfum, jeruk, kentang, dan celana panjang jeans pria.

Perkembangan harga berbagai komoditas di Medan pada September secara umum, menurut Dinar, menunjukkan adanya penurunan. Berdasarkan hasil pantauan BPS, pada Oktober Medan deflasi 0,05 persen, atau terjadi penurunan IHK dari 102,76 pada Agustus, menjadi 102,71 pada September.

Kemudian, tingkat inflasi tahun kalender September sebesar 0,35 persen, dan tingkat inflasi tahun ke tahun September (2020 terhadap September 2019) inflasi 0,18 persen.

“Dari IHK 24 kota di Pulau Sumatera, 13 kota tercatat inflasi. Inflasi tertinggi di Gunungsitoli, sebesar 1,00 persen, dengan IHK sebesar 104,96. Dan terendah di Pekanbaru sebesar 0,01 persen, dengan IHK sebesar 103,44,” pungkas Dinar. (gus/saz)

Teks Foto

IST

Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Sumut, Dinar Butar-butar

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) di Sumatera Utara (Sumut) mengalami deflasi 0,01 persen, pada September 2020. Hal itu dipicu harga pangan yang mengalami penurunan.

Dinar Butar-butar

Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Sumut, Dinar Butar-butar menjelaskan, ada 3 kota di Sumut yang mengalami inflasi, yakni Sibolga sebesar 0,29 persen, Pematangsiantar 0,29 persen, dan Gunungsitoli 1,00 persen. Sementara itu, 2 kota lainnya mengalami deflasi, yakni Medan dengan 0,05 persen, dan Padangsidimpuan 0,12 persen.

“Dengan demikian, gabungan IHK dari 5 kota di Sumut pada September lalu, deflasi tercatat mencapai 0,01 persen,” ungkap Dinar, dalam keterangan pers yang disampaikan secara virtual, Kamis (1/10).

Dinar juga mengatakan, pada September lalu, Medan tercatat deflasi 0,05 persen, atau terjadi penurunan IHK dari 102,76 pada Agustus, menjadi 102,71 pada September.

“Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan, yakni dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,03 persen. Dari kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,09 persen. Kelompok transportasi sebesar 0,30 persen, serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,55 persen,” bebernya.

Kelompok pengeluaran yang mengalami peningkatan indeks, yakni kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,10 persen, kelompok kesehatan 0,19 persen, serta kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,09 persen.

“Dan 4 kelompok lainnya tidak mengalami perubahan indeks. Yakni kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya, serta kelompok pendidikan,” imbuh Dinar.

Dinar menjelaskan, komoditas utama penyumbang deflasi selama September di Medan, antara lain angkutan udara, cabai rawit, telur ayam ras, parfum, jeruk, kentang, dan celana panjang jeans pria.

Perkembangan harga berbagai komoditas di Medan pada September secara umum, menurut Dinar, menunjukkan adanya penurunan. Berdasarkan hasil pantauan BPS, pada Oktober Medan deflasi 0,05 persen, atau terjadi penurunan IHK dari 102,76 pada Agustus, menjadi 102,71 pada September.

Kemudian, tingkat inflasi tahun kalender September sebesar 0,35 persen, dan tingkat inflasi tahun ke tahun September (2020 terhadap September 2019) inflasi 0,18 persen.

“Dari IHK 24 kota di Pulau Sumatera, 13 kota tercatat inflasi. Inflasi tertinggi di Gunungsitoli, sebesar 1,00 persen, dengan IHK sebesar 104,96. Dan terendah di Pekanbaru sebesar 0,01 persen, dengan IHK sebesar 103,44,” pungkas Dinar. (gus/saz)

Teks Foto

IST

Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Sumut, Dinar Butar-butar

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/