BELAWAN- Sejumlah pengelola SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) di Kota Medan mengaku penjualan Pertamax mengalami penurunan. Ini disebabkan harga jual BBM non subsidi tersebut mengalami kenaikan Rp10.500 per liter dari sebelumnya cuma Rp10.080 per liter.
Salah seorang petugas SPBU di Jalan Platina Raya Kecamatan Medan Deli mengatakan, adanya kenaikan harga pertamax April lalu membuat tingkat penjualan pertamax di tempatnya turun drastis. Bahkan mencapai 100 liter dalam sehari dibandingkan kondisi sebelumnya 200 liter sehari.
“Diperkirakan turunnya tingkat penjualan pertamax sebesar itu bisa disebabkan beberapa faktor, salah satunya penyebab utama adalah melambungnya harga BBM jenis ini,” kata Yapto.
Ungkapan senada juga dikatakan Purwadi. Menurut petugas Pengawas BBM di SPBU Coco di Jalan Merak Jingga, Medan ini, target penjualan pertamax 2.600 liter per hari kini tak tercapai. Saat ini penjualan pertamax di SPBU milik Pertamina Ritel tersebut hanya mampu terjual 1.800 liter untuk setiap harinya.
Di tempat terpisah sejak Rabu pagi (2/5) kemarin, beberapa SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) di Medan terlihat antrean panjang dari kendaraan roda dua. Hal ini dikarenakan, bahan bakar premium sulit untuk didapatkan. Tercatat, SPBU yang terletak di Jalan AH Nasution tepat di depan Asrama Haji, dan SPBU yang berada di Jalan Juanda.
“Jenis premium kosong, karena itu banyak antraan kereta di sini,” ujar salah satu karyawan SPBU Juanda Ria.
Dia menambahkan, saat ini SPBU ini sedang mengisi bahan bakar ulang, dan ada kemungkinan sedang saat ini sedang dalam perjalanan.
Asisten Customer Relation PT Pertamina Fuel Retail Marketing Region Sumatera Utara, Sonny Mirath mengatakan bahwa kekosongan BBM untuk jenis premium tersebut dimungkinkan karena tingginya permintaan untuk jenis ini saat awal bulan, sementara pasokan belum masuk karena belum sesuai dengan jadwal. “Kita akan salurkan BBM sesuai jadwal yang telah diatur,” katanya.(mag-17/ram)