MEDAN- PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) mengalokasikan Urea bersubsidi ke petani di Sumatera Utara (Sumut) sesuai SK Gubsu untuk musim tanam Oktober 2012 hingga Maret 2013.
Direktur Komersial PT PIM Husni A Zaki kepada wartawan, Senin (1/10) di sela-sela acara Kesiapan PT PIM dalam menghadapi musim tanam rendeng (Okmar) Sumut, di Hotel Kanaya, Jalan Darussalam, Medan mengatakan jika dirinci per bulan, maka alokasi Urea subsidi yang akan disalurkan sesuai SK Gubsu untuk Oktober 2012 sebanyak 21.695 ton, November 22.327 ton, Desember 21.034 ton. Selanjutnya, untuk Januari 2013 sebanyak 12.510 ton, Februari 13.484 ton dan Maret 14.575 ton.
“Dalam penyalurannya, kami menyesuaikan dengan SK Gubsu dan inilah yang akan ditebus oleh para distributor yang telah menjadi mitra kerja kami,” katanya.
Zaki mengakui, pada kenyataannya, realisasi penyerapan pupuk oleh petani selalu di bawah dari angka alokasi yang ditetapkan. Sebagai contoh, realisasi penyerapan Urea bersubsidi oleh petani untuk September 2012 hanya berkisar 14.369 ton atau 66,71 persen dari yang dialokasikan 21.539 ton. Total realiasi Urea selama Januari hingga September 2012, berkisar 116.040 ton atau 81,41 persen dari yang dialokasikan sebanyak 142.540 ton.
Dia menyebutkan, secara rata-rata realisasi di bawah 100 persen kecuali untuk bulan Februari dan Maret realisasinya di atas 100 persen masing-masing 14.400 ton dari alokasi 13.484 ton untuk Februari dan 17.043,15 ton dari alokasi 14.574 ton atau 116,94 ton untuk Maret. “Tingkat kebutuhan pupuk sepanjang Oktober hingga Maret biasanya lebih tinggi dari bulan-bulan sebelumnya,” sebutnya.
Zaki membeberkan, rendahnya penyerapan urea, karena tidak hanya terjadi di Sumut, melainkan hampir seluruh wilayah di tanah air. “Tapi, itulah data yang sebenar-benarnya kebutuhan pupuk oleh petani kita,” sebut Zaki.
Ketika disinggung mengenai sanksi terhadap distributor yang tidak bisa menebus sesuai alokasi, menurut Zaki, pihaknya tidak memaksa distributor harus menebus pupuk sesuai alokasi SK Gubsu.
“Kami sudah mempelajari alasan petani tak memakai pupuk, alasannya ada pergeseran musim, sehingga penggunaannya tak sesuai alokasi,” jelasnya.
Lebih lanjut, Zaki mengatakan penggunaan pupuk di tingkat petani saat ini mulai baik, dalam arti kata berimbang, tidak hanya Urea saja misalnya, tetapi juga menggunakan ZA, KCl, TSP dan pupuk organik.
Mengenai stok Urea bersubsidi, menurut Zaki, per September 2012 stok di gudang lini II (Belawan) sebanyak 4.173 ton. Sedangkan di gudang lini III totalnya ada 17.255 ton yang berada di Gudang Tanah Karo sebanyak 2.818 ton, Gudang Simalugun 2.470 ton, Gudang Rantau Prapat 2.412 ton, Gudang padangsidempuan 1.827 ton, Gudang Balige 2.182 ton, Gudang Asahan 827 ton dan Gudang Sidikalang sebanyak 546 ton ton.
“Stok ini cukup untuk kebetuhan tiga minggu ke depan. Stok ini belum termasuk yang ada di gudang distributor maupun yang ada di kios-kios pengecer resmi dan stok dalam perjalanan dari lini I (pabrik),” tandas Zaki.(ril)