27 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Desember, Nilai Tukar Petani Turun

MEDAN- Badan Pusat Statistik (BPS) merilis Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Sumut di Desember 2011 sebesar 103,13 atau mengalami penurunan 0,30 persen dibandingkan NTP November 2011 sebesar 103,44.

Berdasarkan keterangan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut Suharno, ketika dikonfirmasi kemarin (4/1), mengatakan, meski terjadi penurunan NTP, tapi indeks harga yang diterima petani (It) mengalami kenaikan, walaupun subsektor pertanian di Sumut fluktuatif.

Adapun subsektor pertanian Sumut masing-masing, subsektor padi dan palawija (NTPP) sebesar 99,65 persen, subsektor hortikultura (NTPH) 112,89 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTPR) 103,96, subsektor peternakan (NTPT) 105,05, dan subsektor perikanan (NTN) 99,94 persen.

“It Sumut pada Desember mengalami kenaikan, jadi tidak masalah itu,” ujar Suharno.

Kenaikan It petani (Desember) sebesar 0,11 persen dibanding dengan It November 2011, yaitu dari 139,36 menjadi 139,51. Dan kenaikan It ini terjadi pada 2 subsektor, yaitu subsektor tanaman pangan (padi dan palwija) sebesar 0,38 persen dan subsektor hortikultura sebesar 0,09 persen. Sedangkan untuk subsektor tanaman perkebunan rakyat, subsektor peternakan, dan subsektor perikanan, turun masing-masing 0,17 persen, 0,16 persen, dan 0,25 persen.

Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib), dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan yang mayoritas merupakan petani. Pada Desember 2011, Ib Sumut naik sebesar 0,41 persen bila dibandingkan dengan Ib November 2011, yaitu dari 134,72 menjadi 135,27. Dan kenaikan terjadi pada seluruh subsektor.

Kasubdis Program Dinas Pertanian Sumatera Utara, Lusyantini mengatakan, terjadi penurunan NTP ini wajar, karena nilai tukar petani didapat melalui indeks yang diterima dibagi dengan nilai tukar, dan nilai tukar ini mencakup keseluruhan pengeluaran petani, mulai dari masa produksi, kebutuhan rumah tangga, dan lainnya. Dan mengingat bulan Desember 2011 merupakan bulan perayaan keagamaan.

“Jadi pengeluaran petani berupa makanan, pakaian, dan lainnya tercatat dalam hal ini, jadi wajar bila NTP petani bisa menurun,” ungkap Lusyantini.

Kewajaran ini, menurutnya, juga tidak perlu dirisaukan karena pada umumnya menjelang perayaan keagamaan NTP petani akan turun. Karena banyaknya pengeluaran yang dilakukan oleh petani dalam menyambut perayaan tersebut.
“Wajar dan tidak perlu dirisaukan, karena menjelang lebaran NTP petani juga akan turun, nah kalau Desember juga kejadiannya sama,” tegas Lusyantini. (ram)

MEDAN- Badan Pusat Statistik (BPS) merilis Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Sumut di Desember 2011 sebesar 103,13 atau mengalami penurunan 0,30 persen dibandingkan NTP November 2011 sebesar 103,44.

Berdasarkan keterangan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut Suharno, ketika dikonfirmasi kemarin (4/1), mengatakan, meski terjadi penurunan NTP, tapi indeks harga yang diterima petani (It) mengalami kenaikan, walaupun subsektor pertanian di Sumut fluktuatif.

Adapun subsektor pertanian Sumut masing-masing, subsektor padi dan palawija (NTPP) sebesar 99,65 persen, subsektor hortikultura (NTPH) 112,89 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTPR) 103,96, subsektor peternakan (NTPT) 105,05, dan subsektor perikanan (NTN) 99,94 persen.

“It Sumut pada Desember mengalami kenaikan, jadi tidak masalah itu,” ujar Suharno.

Kenaikan It petani (Desember) sebesar 0,11 persen dibanding dengan It November 2011, yaitu dari 139,36 menjadi 139,51. Dan kenaikan It ini terjadi pada 2 subsektor, yaitu subsektor tanaman pangan (padi dan palwija) sebesar 0,38 persen dan subsektor hortikultura sebesar 0,09 persen. Sedangkan untuk subsektor tanaman perkebunan rakyat, subsektor peternakan, dan subsektor perikanan, turun masing-masing 0,17 persen, 0,16 persen, dan 0,25 persen.

Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib), dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan yang mayoritas merupakan petani. Pada Desember 2011, Ib Sumut naik sebesar 0,41 persen bila dibandingkan dengan Ib November 2011, yaitu dari 134,72 menjadi 135,27. Dan kenaikan terjadi pada seluruh subsektor.

Kasubdis Program Dinas Pertanian Sumatera Utara, Lusyantini mengatakan, terjadi penurunan NTP ini wajar, karena nilai tukar petani didapat melalui indeks yang diterima dibagi dengan nilai tukar, dan nilai tukar ini mencakup keseluruhan pengeluaran petani, mulai dari masa produksi, kebutuhan rumah tangga, dan lainnya. Dan mengingat bulan Desember 2011 merupakan bulan perayaan keagamaan.

“Jadi pengeluaran petani berupa makanan, pakaian, dan lainnya tercatat dalam hal ini, jadi wajar bila NTP petani bisa menurun,” ungkap Lusyantini.

Kewajaran ini, menurutnya, juga tidak perlu dirisaukan karena pada umumnya menjelang perayaan keagamaan NTP petani akan turun. Karena banyaknya pengeluaran yang dilakukan oleh petani dalam menyambut perayaan tersebut.
“Wajar dan tidak perlu dirisaukan, karena menjelang lebaran NTP petani juga akan turun, nah kalau Desember juga kejadiannya sama,” tegas Lusyantini. (ram)

Previous article
Next article

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/