SIDIKALANG, SUMUTPOS.CO – Harga bawang putih di pusat pasar Sidikalang mencapai Rp80 ribu per kilogram pada Minggu (5/4). Harga ini naik 50 persen bila dibandingkan dengan harga sebelumnya yang mencapai Rp40 ribu per kilo. Karena harga yang naik tersebut, para pedagang merugi karena tidak adanya pembeli.
Pedagang bumbu di Pusat Pasar Sidikalang, Marni boru Sagala (45) menyatakan dirinya merugi karena tidak ada yang membeli. Padahal, untuk memenuhi permintaan, dirinya harus keluar modal yang cukup besar. “Bawang nya sekarang hanya dipajang saja, karena tidak ada pembeli. Padahal aku sudah keluar modal banyak,” ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Resmina boru Silalahi (51) yang merasakan dampak dari harga bawang putih yang mahal. Padahal, niat untuk menjual bawang putih ini hanya untuk pelanggan tetap saja yang pada umumnya adalah pengusaha makanan.
“Tapi mereka pun membelinya sedikit, mengurangi pembelian karena takut menaikkan harga. Ya, kamilah yang jadi korban,” ungkapnya.
Pemilik rumah makan dibilangan kota Sidikalang, Posman Simanjuntak (56) menyatakan harga bawang putih saat ini memberikan dampak pada bisnisnya. Karena, bawang putih menjadi bumbu utama dalam masakannya.
“Nanti kalau aku naikkan harga, tidak ada yang beli. Aku buat harganya tetap, aku yang rugi. Aku harap, pemerintah segera bertindak,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Dairi, Rahmatsyah Munthe membenarkan, jika sejumlah bahan pokok yang berasal dari luar Dairi mengalami kenaikan harga dan salahsatunya bawang putih. Tetapi kata Rahmatsyah, untuk bahan pangan lainya jelang bulan Ramadhan masih kondisi belum mengalami kenaikan yang signifikan.
“Hanya yang tidak berasal dari Dairi yang naik. Kalau asli dari sini, ya tetap. Yang pasti, harga bawang putih yang mahal ini bukan hanya di Sidikalang saja,” pungkasnya. (mag-10/ram)