31 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Indonesia Ancam Keluar dari IMT-GT

MEDAN- Melalui rapat koordinasi yang dilakukan oleh IMT-GT (Indonesia Malaysia Thailand-Growth Triagle) di JW Marriot, 5 hingga 7 Desember 2011, perwakilan Indonesia mengancam akan keluar dari program kerjasama ini.

Alasannya, karena tidak adanya perhatian pemerintah akan joint business council (JBC), sehingga JBC bekerja sendiri. “Kita bukan hanya tidak diperhatikan, tetapi tidak dianggap, dan ini yang membuat kita bertekad untuk keluar,” ujar Chairman HRD JBC IMT-GT, Viator Butar-butar.

Menurutnya, ketidakpedualian pemerintah akan JBC Indonesia dapat dilihat dari mangkirnya pemerintah akan kewajibannya sebagai fasilitator dan regulator. “Seharusnya, dalam rapat seperti ini pemerintah yang mendanai, tetapi pada kenyataannya, bagi nasional sekretari harus membiayai sendiri,” ujarnya.

Seperti diketahui, kerjasama antara 3 negara ini membangun dunia usaha yang relevan dalam pembangunan tiap negara, seperti tourism, ekspor impor dan lainnya. Dan untuk Indonesia, IMT-GT ini masuk pada kawasan Sumatera.

Berbagai kinerja yang telah dihasilkan, seperti perdagangan luar negeri Sumatera Malaysia, infrastruktur Roro Malaka-Dumai, pemberian beasiswa bagi mahasiswa, training program dan join pendidikan.   “Tetapi apa yang kita lakukan tidak dianggap sama sekali, bahkan proyek untuk kita tidak ada, jangan kita kasih ide, setelah itu disia-siakan, kapan kita akan maju?” tambah Viator.

Menurutnya, sebagai Private Sektor End, pemerintah harus bertindak bijak, antara swasta dan pemerintah. “Tetapi pada kenyataanya, tidak ada yang kita dapatkan, malah kita harus mengeluarkan kocek sendiri untuk ini,” ungkap Viator.

Sementara itu, ADB (Asian Developmen Bank), telah menyiapkan dana sebesar US$5,3 miliar. Dan 60 persen dari dana tersebut akan dikucurkan untuk pembangunan Sumatera. (ram)

MEDAN- Melalui rapat koordinasi yang dilakukan oleh IMT-GT (Indonesia Malaysia Thailand-Growth Triagle) di JW Marriot, 5 hingga 7 Desember 2011, perwakilan Indonesia mengancam akan keluar dari program kerjasama ini.

Alasannya, karena tidak adanya perhatian pemerintah akan joint business council (JBC), sehingga JBC bekerja sendiri. “Kita bukan hanya tidak diperhatikan, tetapi tidak dianggap, dan ini yang membuat kita bertekad untuk keluar,” ujar Chairman HRD JBC IMT-GT, Viator Butar-butar.

Menurutnya, ketidakpedualian pemerintah akan JBC Indonesia dapat dilihat dari mangkirnya pemerintah akan kewajibannya sebagai fasilitator dan regulator. “Seharusnya, dalam rapat seperti ini pemerintah yang mendanai, tetapi pada kenyataannya, bagi nasional sekretari harus membiayai sendiri,” ujarnya.

Seperti diketahui, kerjasama antara 3 negara ini membangun dunia usaha yang relevan dalam pembangunan tiap negara, seperti tourism, ekspor impor dan lainnya. Dan untuk Indonesia, IMT-GT ini masuk pada kawasan Sumatera.

Berbagai kinerja yang telah dihasilkan, seperti perdagangan luar negeri Sumatera Malaysia, infrastruktur Roro Malaka-Dumai, pemberian beasiswa bagi mahasiswa, training program dan join pendidikan.   “Tetapi apa yang kita lakukan tidak dianggap sama sekali, bahkan proyek untuk kita tidak ada, jangan kita kasih ide, setelah itu disia-siakan, kapan kita akan maju?” tambah Viator.

Menurutnya, sebagai Private Sektor End, pemerintah harus bertindak bijak, antara swasta dan pemerintah. “Tetapi pada kenyataanya, tidak ada yang kita dapatkan, malah kita harus mengeluarkan kocek sendiri untuk ini,” ungkap Viator.

Sementara itu, ADB (Asian Developmen Bank), telah menyiapkan dana sebesar US$5,3 miliar. Dan 60 persen dari dana tersebut akan dikucurkan untuk pembangunan Sumatera. (ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/