25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Pertumbuhan Ekonomi di Sumut Mulai Pulih

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Bank Indonesia (BI) mencatat ekonomi mulai menunjukan tren baik pada triwulan III di tengah pandemi Covid-19 ini. Meski bertumbuh dengan terbatas. Namun, sudah terlihat permintaan barang domestik untuk terus mendorong pertumbuhan ekonomi di provinsi ini.

“Adanya permintaan domestik dan eksternal diperkirakan mulai picking up pada triwulan III ini seiring dengan pelonggaran lockdown di negara- negara mitra dagang serta penerapan adaptasi kebiasaan baru,” ungkap Kepala Perwakilan BI Sumut, Wiwiek Sisto Widayat, Kamis (8/10).

Wiwiek menjelaskan bahwa kondisi itu katanya disebabkan beberapa hal, seperti permintaan pada konsumsi rumahtangga dikarenakan sebagian tenaga kerja telah kembali bekerja seiring dengan pelonggaran pembatasan sosial dan adanya penyaluran bantuan sosial dari pemerintah.

“Kemudian, pada sisi investasi yang realisasi untuk maintenance rutin dan replanting masih berjalan on track dan berlanjutnya pembangunan infrastruktur strategis pemerintah yang multiyears,” ungkap Wiwiek.

Sedangkan, Wiwiek mengatakan dari sisi ekspor adanya peningkatan permintaan eksternal pasca penundaan akibat lockdown di beberapa negara mitra dagang dan peningkatan impor barang modal seiring dengan kenaikan investasi  serta kelonggaran PPh2.

“Untuk pemulihan ekonomi itu juga perlunya diperkuat upaya penanganan kesehatan,” kata Wiwiek.

Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara masih berpotensi untuk tumbuh lebih kuat lagi dengan kebijakan pemulihan ekonomi yang tepat sasaran dibarengi dengan penanganan kesehatan yang optimal.

Pada penanganan kesehatan, katanya perlunya diperkuat kebijakan untuk mencegah risiko terhambatnya kegiatan ekonomi. Kebijakan pemulihan ekonomi itu akan optimal apabila dibarengi dengan penerapan protokol kesehatan dan meningkatkan kegiatan 3 T (testing, tracing dan treatment)

Dalam  upaya pemulihan ekonomi, kata Wiwiek telah dijalankan kebijakan untuk meminimalisir dampak pelemahan daya beli masyarakat yang terjadi akibat PHK.

“ Kebijakan tersebut antara lain melalui kebijakan restrukturisasi kredit UMKM serta penyaluran social safety net bagi masyarakat terdampak melalui refocusing APBD,” ujarnya.

Namun demikian, dengan perkembangan capaian perekonomian di triwulan II dan tracking triwulan III, katanya diperlukan upaya ekstra untuk mendorong ekonomi terutama pada triwulan IV agar keseluruhan tahun masih dapat tumbuh positif.

Meskipun Wiwiek optimis pertumbuhan ekonomi Sumut di triwulan III diprediksi mulai pulih namun diakuinya sejalan dengan global dan nasional, ekonomi Sumut terkontraksi.

 “Pertumbuhan ekonomi Sumut pada triwulan II 2020 tercatat -2,37% (yoy), terkontraksi untuk pertama kalinya sejak krisis 1998. Meski demikian, dibandingkan dengan nasional dan daerah lain, pertumbuhan Sumut masih lebih baik dari beberapa daerah lain di Sumatera, seperti Riau, Lampung, Sumbar, Babel, dan Kepri,” katanya.

Wiwiek menyebutkan kontraksi dipengaruhi penurunan permintaan domestik seiring dengan pembatasan sosial untuk mengurangi penyebaran covid-19.

Menurutnya penguncian wilayah di negara – negara mitra dagang turun menurunkan permintaan eksternal. Seluruh Lapangan Usaha (LU) utama terdampak hingga kontraksi, kecuali LU Pertanian.

“Adanya upaya stimulus fiskal menanggulangi dampak covid-19 mengakselerasi pertumbuhan konsumsi pemerintah dan menahan penurunan ekonomi lebih lanjut,” pungkas Wiwiek.(gus/ram)

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Bank Indonesia (BI) mencatat ekonomi mulai menunjukan tren baik pada triwulan III di tengah pandemi Covid-19 ini. Meski bertumbuh dengan terbatas. Namun, sudah terlihat permintaan barang domestik untuk terus mendorong pertumbuhan ekonomi di provinsi ini.

“Adanya permintaan domestik dan eksternal diperkirakan mulai picking up pada triwulan III ini seiring dengan pelonggaran lockdown di negara- negara mitra dagang serta penerapan adaptasi kebiasaan baru,” ungkap Kepala Perwakilan BI Sumut, Wiwiek Sisto Widayat, Kamis (8/10).

Wiwiek menjelaskan bahwa kondisi itu katanya disebabkan beberapa hal, seperti permintaan pada konsumsi rumahtangga dikarenakan sebagian tenaga kerja telah kembali bekerja seiring dengan pelonggaran pembatasan sosial dan adanya penyaluran bantuan sosial dari pemerintah.

“Kemudian, pada sisi investasi yang realisasi untuk maintenance rutin dan replanting masih berjalan on track dan berlanjutnya pembangunan infrastruktur strategis pemerintah yang multiyears,” ungkap Wiwiek.

Sedangkan, Wiwiek mengatakan dari sisi ekspor adanya peningkatan permintaan eksternal pasca penundaan akibat lockdown di beberapa negara mitra dagang dan peningkatan impor barang modal seiring dengan kenaikan investasi  serta kelonggaran PPh2.

“Untuk pemulihan ekonomi itu juga perlunya diperkuat upaya penanganan kesehatan,” kata Wiwiek.

Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara masih berpotensi untuk tumbuh lebih kuat lagi dengan kebijakan pemulihan ekonomi yang tepat sasaran dibarengi dengan penanganan kesehatan yang optimal.

Pada penanganan kesehatan, katanya perlunya diperkuat kebijakan untuk mencegah risiko terhambatnya kegiatan ekonomi. Kebijakan pemulihan ekonomi itu akan optimal apabila dibarengi dengan penerapan protokol kesehatan dan meningkatkan kegiatan 3 T (testing, tracing dan treatment)

Dalam  upaya pemulihan ekonomi, kata Wiwiek telah dijalankan kebijakan untuk meminimalisir dampak pelemahan daya beli masyarakat yang terjadi akibat PHK.

“ Kebijakan tersebut antara lain melalui kebijakan restrukturisasi kredit UMKM serta penyaluran social safety net bagi masyarakat terdampak melalui refocusing APBD,” ujarnya.

Namun demikian, dengan perkembangan capaian perekonomian di triwulan II dan tracking triwulan III, katanya diperlukan upaya ekstra untuk mendorong ekonomi terutama pada triwulan IV agar keseluruhan tahun masih dapat tumbuh positif.

Meskipun Wiwiek optimis pertumbuhan ekonomi Sumut di triwulan III diprediksi mulai pulih namun diakuinya sejalan dengan global dan nasional, ekonomi Sumut terkontraksi.

 “Pertumbuhan ekonomi Sumut pada triwulan II 2020 tercatat -2,37% (yoy), terkontraksi untuk pertama kalinya sejak krisis 1998. Meski demikian, dibandingkan dengan nasional dan daerah lain, pertumbuhan Sumut masih lebih baik dari beberapa daerah lain di Sumatera, seperti Riau, Lampung, Sumbar, Babel, dan Kepri,” katanya.

Wiwiek menyebutkan kontraksi dipengaruhi penurunan permintaan domestik seiring dengan pembatasan sosial untuk mengurangi penyebaran covid-19.

Menurutnya penguncian wilayah di negara – negara mitra dagang turun menurunkan permintaan eksternal. Seluruh Lapangan Usaha (LU) utama terdampak hingga kontraksi, kecuali LU Pertanian.

“Adanya upaya stimulus fiskal menanggulangi dampak covid-19 mengakselerasi pertumbuhan konsumsi pemerintah dan menahan penurunan ekonomi lebih lanjut,” pungkas Wiwiek.(gus/ram)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/