30 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Indeks Konsumen Meningkat, Tren Ekonomi Positif

MEDAN-Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Sumatera Utara pada triwulan IV tahun 2011 mencatat poin positif, sebesar 109,57. Yang artinya kondisi ekonomi konsumen pada triwulan III tahun 2011 meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (ITK sebesar 106,26).

Naiknya indeks pada triwulan III ini dikarenakan berbagai variabel pembentukan ITK. Diantaranya, rendahnya inflasi terhadap konsumsi makanan sehari-hari, dan meningkatnya konsumsi beberapa komoditi makanan dan bukan makanan. “Inflasi pada berbagai bahan kebutuhan makanan tidak terlalu tinggi, sementara konsumsi masyarakat juga tinggi,” ujar Kepala BPS Sumut, Suharno. Meningkatnya indeks ini juga sebagai penunjuk sikap optimisnya masyarakat akan pergerakkan ekonomi.

Dosen Ekonomi Unimed, M Ishak, melihat ITK triwulan ini tidak dapat dikatakan berkualitas, karena variabel penunjang kenaikan indeks adalah konsumsi masyarakat yang tinggi. “Pada triwulan III tahun ini jatuh pada pertumbuhan bulan Juli, Agustus dan September. Bulan ini banyak pengeluaran karena liburan, masuk sekolah, puasa dan lebaran, jadi banyak pengeluaran masyarakat,” ucapnya.

Selain pengeluaran, pendapatan yang paling dominan untuk menentukan penghasilan masyarakat. Variabel ITK juga ditentukan pendapatan rumah tangga dan kaitan inflasi dengan konsumsi makanan sehari-hari. Tetapi pada triwulan ke III ini, pendapatan rumah tangga menurun, dibandingkan dengan triwulan ke II.

“Itu dia, pendapatan masyarakat habis untuk berbelanja memenuhi kebutuhan pada bulan tersebut, sehingga pendapatannya ada, jadi tidak ada simpanan, atau dengan kata lain tidak memiliki investasi,” tambah Ishak. (mag-9)

MEDAN-Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Sumatera Utara pada triwulan IV tahun 2011 mencatat poin positif, sebesar 109,57. Yang artinya kondisi ekonomi konsumen pada triwulan III tahun 2011 meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (ITK sebesar 106,26).

Naiknya indeks pada triwulan III ini dikarenakan berbagai variabel pembentukan ITK. Diantaranya, rendahnya inflasi terhadap konsumsi makanan sehari-hari, dan meningkatnya konsumsi beberapa komoditi makanan dan bukan makanan. “Inflasi pada berbagai bahan kebutuhan makanan tidak terlalu tinggi, sementara konsumsi masyarakat juga tinggi,” ujar Kepala BPS Sumut, Suharno. Meningkatnya indeks ini juga sebagai penunjuk sikap optimisnya masyarakat akan pergerakkan ekonomi.

Dosen Ekonomi Unimed, M Ishak, melihat ITK triwulan ini tidak dapat dikatakan berkualitas, karena variabel penunjang kenaikan indeks adalah konsumsi masyarakat yang tinggi. “Pada triwulan III tahun ini jatuh pada pertumbuhan bulan Juli, Agustus dan September. Bulan ini banyak pengeluaran karena liburan, masuk sekolah, puasa dan lebaran, jadi banyak pengeluaran masyarakat,” ucapnya.

Selain pengeluaran, pendapatan yang paling dominan untuk menentukan penghasilan masyarakat. Variabel ITK juga ditentukan pendapatan rumah tangga dan kaitan inflasi dengan konsumsi makanan sehari-hari. Tetapi pada triwulan ke III ini, pendapatan rumah tangga menurun, dibandingkan dengan triwulan ke II.

“Itu dia, pendapatan masyarakat habis untuk berbelanja memenuhi kebutuhan pada bulan tersebut, sehingga pendapatannya ada, jadi tidak ada simpanan, atau dengan kata lain tidak memiliki investasi,” tambah Ishak. (mag-9)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/