26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Polmed Dorong Pengembangan Usaha Konveksi Batik di Medan

PERALATAN PRODUKSI: 
Dosen Polmed saat memberikan peralatan produksi mesin jahit dan mesin obras untuk mendorong pengembangan usaha konveksi batik di Medan Denai.
PERALATAN PRODUKSI: Dosen Polmed saat memberikan peralatan produksi mesin jahit dan mesin obras untuk mendorong pengembangan usaha konveksi batik di Medan Denai.

Politeknik Negeri Medan (Polmed) mendorong pengembangan usaha ekonomi mikro khususnya konveksi batik di Medan untuk meningkatkan bisnisnya. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari pengabdian kepada masyarakat untuk mewujudkan fungsi tridharma perguruan tinggi.

Abdul Rahman SE Ak MSi CA selaku ketua tim pengabdian mengatakan, usaha konveksi batik yang didorong peningkatan bisnisnya adalah milik Hari, yang terletak di Jalan Bromo Ujung, Kecmatan Medan Denai. Bisnis tersebut telah berjalan selama 2 tahun dengan jumlah permintaan batik berupa pakaian jadi. Jumlah permintaan yang besar belum semua bisa dipenuhi karena keterbatasan modal dan juga peralatan produksi serta sumber daya manusia (SDM) yang hanya 4 tenang kerja.

“Itulah yang menjadi ketertarikan tim pengabdian untuk mendorong pengembangan bisnisnya, karena memiliki potensi bisnis yang prospektif.,” ungkap Abdul Rahman didampingi anggota tim pengabdian, Riswanto SE MM dan Cahyoginarti SE MSi, Minggu (8/12).

Dijelaskan Abdul, dalam seminggu usaha konveksi batik tersebut menerima permintaan lebih dari 500 potong. Lantaran adanya keterbatasan, maka hanya mampu dipenuhi 500 potong. “Biaya produksi yang dikeluarkan dalam 1 minggu adalah Rp 23,32 juta untuk 500 potong. Setiap potongnya dihargai Rp 75 ribu, sehingga bila dikalikan maka omset satu minggu mencapai Rp 37,5 juta,” terangnya.

Abdul melanjutkan, jika dihitung dari omset yang didapat lalu dikurangi dengan modal yang dikeluarkan, maka bisa meraup keuntungan Rp 14,18 juta. Hal ini berarti keuntungan yang diperoleh adalah sekitar 60,8 persen. “Dari sini terlihat bahwa usaha ini sangat prospektif apabila dibina dan dikembangkan dapat menyerap tenaga kerja lebih untuk memenuhi permintaan konsumen, mula dari sekolah, perkantoran maupun perorangan. Tentunya, dapat meningkatkan pendapatan keluarga,” papar Abdul.

Untuk itu, kata Abdul, sebagai upaya pengembangan bisnis ekonomi mikro tersebut maka diberikan peralatan produksi berupa mesin jahit dan mesin obras. Hal ini untuk dapat meningkatkan kuantitas produksi kemeja batik yang dihasilkan. Selain itu, diberikan pelatihan pembukuan sederhana untuk menghitung tingkat keuntungan usaha berdasarkan biaya yang dikeluarkan. Kemudian, diberikan juga pelatihan pemasaran produk agar permintaan konsumen terhadap batik semakin meningkat.

Sementara, Riswanto, anggota tim menambahkan, tim pengabdian akan melakukan pemantauan untuk mengevaluasi sejauh mana tindak lanjutnya. Tak hanya itu, akan terus memberi motivasi dan berbagi informasi, terus bersemangat menjalankan usahanya.

“Kami akan terus melakukan pemantauan dan pendampingan terhadap permasalahan yang dihadapi. Direncanakan akan meneruskannya terhadap kelompok usaha bersama yang ada di sekitar Medan Denai. Alasannya, karena banyak menemukan pelaku usaha mikro yang masih sangat membutuhkan bantuan,” imbuhnya. (ris/ram)

PERALATAN PRODUKSI: 
Dosen Polmed saat memberikan peralatan produksi mesin jahit dan mesin obras untuk mendorong pengembangan usaha konveksi batik di Medan Denai.
PERALATAN PRODUKSI: Dosen Polmed saat memberikan peralatan produksi mesin jahit dan mesin obras untuk mendorong pengembangan usaha konveksi batik di Medan Denai.

Politeknik Negeri Medan (Polmed) mendorong pengembangan usaha ekonomi mikro khususnya konveksi batik di Medan untuk meningkatkan bisnisnya. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari pengabdian kepada masyarakat untuk mewujudkan fungsi tridharma perguruan tinggi.

Abdul Rahman SE Ak MSi CA selaku ketua tim pengabdian mengatakan, usaha konveksi batik yang didorong peningkatan bisnisnya adalah milik Hari, yang terletak di Jalan Bromo Ujung, Kecmatan Medan Denai. Bisnis tersebut telah berjalan selama 2 tahun dengan jumlah permintaan batik berupa pakaian jadi. Jumlah permintaan yang besar belum semua bisa dipenuhi karena keterbatasan modal dan juga peralatan produksi serta sumber daya manusia (SDM) yang hanya 4 tenang kerja.

“Itulah yang menjadi ketertarikan tim pengabdian untuk mendorong pengembangan bisnisnya, karena memiliki potensi bisnis yang prospektif.,” ungkap Abdul Rahman didampingi anggota tim pengabdian, Riswanto SE MM dan Cahyoginarti SE MSi, Minggu (8/12).

Dijelaskan Abdul, dalam seminggu usaha konveksi batik tersebut menerima permintaan lebih dari 500 potong. Lantaran adanya keterbatasan, maka hanya mampu dipenuhi 500 potong. “Biaya produksi yang dikeluarkan dalam 1 minggu adalah Rp 23,32 juta untuk 500 potong. Setiap potongnya dihargai Rp 75 ribu, sehingga bila dikalikan maka omset satu minggu mencapai Rp 37,5 juta,” terangnya.

Abdul melanjutkan, jika dihitung dari omset yang didapat lalu dikurangi dengan modal yang dikeluarkan, maka bisa meraup keuntungan Rp 14,18 juta. Hal ini berarti keuntungan yang diperoleh adalah sekitar 60,8 persen. “Dari sini terlihat bahwa usaha ini sangat prospektif apabila dibina dan dikembangkan dapat menyerap tenaga kerja lebih untuk memenuhi permintaan konsumen, mula dari sekolah, perkantoran maupun perorangan. Tentunya, dapat meningkatkan pendapatan keluarga,” papar Abdul.

Untuk itu, kata Abdul, sebagai upaya pengembangan bisnis ekonomi mikro tersebut maka diberikan peralatan produksi berupa mesin jahit dan mesin obras. Hal ini untuk dapat meningkatkan kuantitas produksi kemeja batik yang dihasilkan. Selain itu, diberikan pelatihan pembukuan sederhana untuk menghitung tingkat keuntungan usaha berdasarkan biaya yang dikeluarkan. Kemudian, diberikan juga pelatihan pemasaran produk agar permintaan konsumen terhadap batik semakin meningkat.

Sementara, Riswanto, anggota tim menambahkan, tim pengabdian akan melakukan pemantauan untuk mengevaluasi sejauh mana tindak lanjutnya. Tak hanya itu, akan terus memberi motivasi dan berbagi informasi, terus bersemangat menjalankan usahanya.

“Kami akan terus melakukan pemantauan dan pendampingan terhadap permasalahan yang dihadapi. Direncanakan akan meneruskannya terhadap kelompok usaha bersama yang ada di sekitar Medan Denai. Alasannya, karena banyak menemukan pelaku usaha mikro yang masih sangat membutuhkan bantuan,” imbuhnya. (ris/ram)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/