ACEH, SUMUTPOS.CO – Kementerian Pertanian melakukan sosialisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada pemangku kepentingan di Aceh khususnya yang bergerak di bidang pertanian. Dalam sosialisasi ini, terungkap Aceh mendapat alokasi KUR sebesar Rp 3 triliun.
Serangkaian sosialisasi ini dilakukan Kementan dengan pihak Bank Syariah Aceh, Bank Syariah Indonesia (BSI), dan beberapa koperasi serta perusahaan, Senin (8/2).
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, terobosan itu diimplementasikan tidak hanya dengan penyaluran bantuan fisik atau input produksi dan pendampingan tetapi juga fasilitas dana KUR yang benar-benar membantu permodalan dan kemajuan pertanian.
“KUR ini salah satu kekuatan di bidang pertanian sesuai yang Bapak Presiden jokowi minta. Negara benar-benar hadir memfasilitasi menumbuhkan kekuatan stok pangan nasional, dilakukan secara merata di seluruh daerah,” ujar Mentan SYL.
Mentan SYL mengajak para petani dan pimpinan daerah untuk memanfaatkan layanan KUR demi meningkatkan kinerja sektor pertanian dari hulu hingga hilir.
“Kalau ini termanfaatkan dengan baik, maka tidak perlu lagi petani ngambil pinjaman dari mana-mana yang bunganya besar-besar. Tentu saja, semua penerima KUR masuk dalam kelompok-kelompok tani yang dikendalikan bersama-sama,” ujar Mentan SYL.
KUR untuk sektor pertanian dialokasikan mencapai Rp 70 triliun. Dana ini bisa dimanfaatkan para petani di seluruh Indonesia. Dalam jangka pendek, penyaluran KUR juga diharapkan dapat menangkal dampak pandemi Covid-19.
“Sektor pertanian tidak boleh goyah akibat Covid-19. KUR ini juga sebagai upaya agar dampaknya tidak sampai memukul perekonomian petani,” kata Mentan Syahrul.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy menjelaskan, penyerapan KUR pertanian masih didominasi sektor hulu. Kementan akan mendorong juga pemanfaatan KUR di sektor hilir, seperti untuk pembelian alat pertanian.
“Sektor hulu selama ini dianggap lebih mudah diakses karena tidak memerlukan agunan. Padahal KUR dengan plafon besar pun sebenarnya akan mudah diakses jika digunakan untuk pembelian alat,” ungkap Sarwo Edhy.
Realisasi serapan KUR 2020 tersebar di sejumlah Provinsi. Tertinggi serapannya adalah Jawa Timur sebesar Rp 114 triliun. Disusul Jawa tengah sebesar Rp 8,2 triliun, Sulawesi Selatan sebesar Rp 4 triliun, Jawa Barat Rp 3,2 triliun, dan Lampung Rp 2,8 triliun.
“Kami akan tingkatkan serapan di Provinsi yang lainnya. Karena belum semua petani tau proses mengakses KUR ini,” tambahnya.
Direktur Pembiayaan Ditjen PSP, Indah Megahwati mengatakan, dari jumlah tersebut Aceh mendapat alokasi dana sebesar Rp 3 triliun. Sebesar Rp 2 triliun dipergunakan untuk pengembangan tanaman pangan hortikultura dan peternakan, sementara Rp 1 triliun lagi untuk KUR alat dan mekanisme pertanian.
“Dalam waktu dekat Kementerian Pertanian akan mengeluarkan Permentan KUR 2021 yang merincikan secara teknis sistem pencairan KUR ini,” katanya.
Indah mengatakan, salah satu model yang akan diterapkan adalah adanya lembaga off taker yang menjembatani proses antara perbankkan dan petani. Kebijakan ini diambil berdasarkan hasil evaluasi seluruh proses pencairan KUR Pertanian di Indonesia.
Sementara itu, Direktur Utama Bank Aceh Syariah, Haizir Sulaiman, dalam pertemuan itu menyambut baik program ini, dan berharap ada margin subsidi dari pemerintah dari proses selama ini secara konvensional menuju syariah.
Dalam sosialisasi di Bank Aceh Syariah berhasil dilakukan perjanjian awal (MoU) antara pihak BAS dengan calon off taker, yakni Koperasi Produsen Maju Jaya Beusare, Aceh Agro Creatif Coops, dan PT Mitra Agro Kreatif.
“MoU ini ikut ditandatangani oleh Ibu Direktur Indah Megahwati. Kami berharap dana ini bisa segera dicairkan agar bisa segera dipergunakan untuk pengembangan pertanian di Aceh,” ujarnya.
Dalam pertemuan tersebut juga hadir Bupati Simeulue Erly Hasyim. Erly meminta KUR untuk alsintan bisa segera dikucurkan.(*)