NIAS UTARA, SUMUTPOS.CO – Komoditi asal Kabupaten Nias Utara, Sumatera Utara berupa 74 ton kelapa tembus pasar internasional. Dengan melakukan ekspor ke Kota Hainan, Tiongkok. Pengiriman kelapa tersebut, dilepas melalui Pelabuhan Angin, Kota Gunungsitoli, Rabu (8/3) kemarin.
Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi mengaku bangga hasil pertanian di Kabupaten Nias Utara mampu bersaing di pasar global. Hal ini, tidak lepas memberikan kontribusi dalam peningkatan ekonomi bagi masyarakat atau petani sendiri.
“Tujuan kita untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat kita, saat ini kelapa segar, nanti ke depan kita harus bisa mengekspor bukan barang mentah lagi, kita ekspor kopra jadi masyarakat saya di sini mendapat pekerjaan,” sebut Gubernur Edy dalam keterangan tertulis, Kamis (9/3).
Kelapa segar yang diekspor ke Tiongkok merupakan hasil dari BUMDes Nias Utara binaan Desa Sejahtera Astra (DSA) di Nias Utara. Setelah ekspor perdana ini, Nias Utara akan menyediakan sekitar 8 juta butir kelapa segar untuk di ekspor ke Tiongkok.
“Selamat kepada Nias Utara, terima kasih Pak Bupati, PT Astra dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yang membina desa-desa di sini, mudah-mudahan ke depan kita bisa lebih menggali potensi lain dari Nias,” ucap Mantan Pangkostrad itu Edy.
Selain itu, Gubsu Edy juga memberikan perhatian khusus kepada Pulau Nias soal infrastruktur jalan. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut mengalokasikan anggaran Rp200 Miliar untuk membenahi infrastruktur jalan di pulau Nias.
“Rp200 Miliar kita siapkan untuk pembangunan infrastruktur jalan di Pulau Nias dan tahun ini harus selesai karena ini sangat penting untuk menunjang perkembangan Nias, logistik, dan memakmurkan rakyat di sini,” jelas mantan Ketua Umum PSSI itu.
Gurbernur Edy berharap potensi-potensi di Pulau Nias terus digali, apalagi Nias terpisah lautan dari Pulau Sumatera. Kondisi geografis ini, menurut Edy Rahmayadi, membuat Nias harus bisa mandiri pangan agar bisa berkembang lebih cepat.
“Kondisi geografis Nias terpisah dengan Sumatera, karena itu Nias harus bisa mandiri secara pangan, kalau tidak untuk mengimpor bahan pangan ke Nias, costnya sangat mahal,” pungkas mantan Pangdam I Bukit Barisan itu.(gus)