30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Ekonomi Sumut Peringkat Ketiga di Pulau Sumatera

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pertumbuhan ekomoni di Sumatera Utara (Sumut) di triwulan IV tahun 2019 sebesar 5,21 persen atau menduduki posisi ketiga tertinggi di pulau Sumatera dan lebih tinggi dari nasional yang mencapai 4,97 persen dan pulau Sumatera 4,57 persen.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sumut, Wiwiek Sisto Widayat mengatakan dengan kondisi pertumbuhan ekonomi yang baik memberikan dampak positif bagi investasi di provinsi ini.

“Pertumbuhan ekonomi Sumut yang mencapai 5,21 persen tertinggi ke 3 di Pulau Sumatera setelah Sumatera Selatan (Sumsel) yang mencapai 5,69 persen, Bangka Belitung (Babel) dengan 3,99 persen dan Provinsi Jambi 3,59 persen,” jelas Wiwiek.

Wiwiek mengungkapkan perekonomian Sumut pada triwulan IV ditopang oleh perbaikan investasi seiring dengan penyelesaian proyek-proyek infrastruktur multiyears di daerah. Sementara dari sisi eksternalnya, kinerja ekspor sedikit membaik sejalan dengan mulai membaiknya harga CPO global yang juga ditopang oleh peningkatan produktifitas tanaman kelapa sawit sejalan dengan peningkatan Lapangan Usaha (LU) Pertanian.

“Yang menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Sumut tahun 2019 lalu dikarenakan faktor investasi seiring dengan berlanjutnya proyek strategis infrastruktur dan pariwisata pemerintah, yang tercermin juga pada peningkatan LU Konstruksi,” jelas Wiwiek.

Di sisi lain, kontraksi impor yang lebih dalam dibandingkan ekspor, turut mendorong perbaikan ekonomi. Begitu juga, konsumsi rumah tangga tumbuh melambat seiring dengan stagnasi harga CPO hingga triwulan III.

Di sisi penawaran, Wiwiek mengatakan LU pertanian tumbuh meningkat didorong oleh peningkatan produksi padi dan kelapa sawit. Sementara itu, LU industri pengolahan tumbuh melambat, dipengaruhi oleh penurunan permintaan global akan CPO serta masih tertahannya daya beli masyarakat.

Mengenai stagnasi permintaan Tiongkok serta penurunan permintaan global, Wiwiek juga menjelaskan ekspor Sumut ke Tiongkok cenderung mengalami stagnasi sebagai dampak dari perang dagang, di sisi lain ekspor Sumut cenderung menurun ke AS, Jepang, serta India. ”Impor Sumut juga mengalami penurunan khususnya dari Singapura, Tiongkok dan Malaysia, “ tandasnya. (gus/ram)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pertumbuhan ekomoni di Sumatera Utara (Sumut) di triwulan IV tahun 2019 sebesar 5,21 persen atau menduduki posisi ketiga tertinggi di pulau Sumatera dan lebih tinggi dari nasional yang mencapai 4,97 persen dan pulau Sumatera 4,57 persen.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sumut, Wiwiek Sisto Widayat mengatakan dengan kondisi pertumbuhan ekonomi yang baik memberikan dampak positif bagi investasi di provinsi ini.

“Pertumbuhan ekonomi Sumut yang mencapai 5,21 persen tertinggi ke 3 di Pulau Sumatera setelah Sumatera Selatan (Sumsel) yang mencapai 5,69 persen, Bangka Belitung (Babel) dengan 3,99 persen dan Provinsi Jambi 3,59 persen,” jelas Wiwiek.

Wiwiek mengungkapkan perekonomian Sumut pada triwulan IV ditopang oleh perbaikan investasi seiring dengan penyelesaian proyek-proyek infrastruktur multiyears di daerah. Sementara dari sisi eksternalnya, kinerja ekspor sedikit membaik sejalan dengan mulai membaiknya harga CPO global yang juga ditopang oleh peningkatan produktifitas tanaman kelapa sawit sejalan dengan peningkatan Lapangan Usaha (LU) Pertanian.

“Yang menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Sumut tahun 2019 lalu dikarenakan faktor investasi seiring dengan berlanjutnya proyek strategis infrastruktur dan pariwisata pemerintah, yang tercermin juga pada peningkatan LU Konstruksi,” jelas Wiwiek.

Di sisi lain, kontraksi impor yang lebih dalam dibandingkan ekspor, turut mendorong perbaikan ekonomi. Begitu juga, konsumsi rumah tangga tumbuh melambat seiring dengan stagnasi harga CPO hingga triwulan III.

Di sisi penawaran, Wiwiek mengatakan LU pertanian tumbuh meningkat didorong oleh peningkatan produksi padi dan kelapa sawit. Sementara itu, LU industri pengolahan tumbuh melambat, dipengaruhi oleh penurunan permintaan global akan CPO serta masih tertahannya daya beli masyarakat.

Mengenai stagnasi permintaan Tiongkok serta penurunan permintaan global, Wiwiek juga menjelaskan ekspor Sumut ke Tiongkok cenderung mengalami stagnasi sebagai dampak dari perang dagang, di sisi lain ekspor Sumut cenderung menurun ke AS, Jepang, serta India. ”Impor Sumut juga mengalami penurunan khususnya dari Singapura, Tiongkok dan Malaysia, “ tandasnya. (gus/ram)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/