31 C
Medan
Wednesday, July 3, 2024

BUMN Siap Beli Lahan Ternak di Australia

JAKARTA-Sekitar 8.990 ekor sapi impor siap potong telang tiba di Indonesia. Tambahan pasokan itu semestinya sudah cukup untuk membantu menekan harga daging. Namun nyatanya harga daging di pasar masih cukup tinggi. Menteri Pertanian Suswono menduga ada permainan harga daging yang dilakukan spekulan.

“Saya rasa pasokan lebih dari cukup untuk menekan harga saat Lebaran. Pasti ada spekulan yang bermain di balik ini,” terangnya di sela halal bihalal Kementerian Pertanian kemarin (12/8). Selain sekitar delapan ribu sapi siap potong yang didatangkan sebelum 7 Agustus, ada pula 109 ribu ekor sapi siap potong di feedloter atau tempat penggemukan sapi.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, hingga kini ada 2.590 ekor sapi siap potong impor yang telah dipotong. Daging sapi segar tersebut telah didistribusikan ke pasar-pasar di wilayah Jabodetabek. Impor sapi siap potong ini masih terus dilakukan. Pada tanggal 23 Agustus nanti pengapalan terakhir bakal direalisasikan. Sehingga total sapi siap potong yang didatangkan dari Australia mencapai 24.750 ekor.

Suswono mengatakan, pihaknya bersama Kementerian Perdagangan bakal mengevaluasi sistem importasi dan distribusi sapi impor tersebut. Sebab masalah daging bukan hanya menyangkut kebutuhan jangka pendek saat Lebaran saja, tapi juga hingga akhir tahun nanti.

Suswono juga mengkritisi sistem operasi pasar yang dilakukan oleh Perum Bulog. Menurut dia, Bulog semestinya mendistribusikan tiga ribu ton daging sapi yang diimpornya langsung ke konsumen, bukan melalui perantara yang membuat harga mudah dipermainkan.
“Bulog mendapat daging sapi dari Australia dengan harga yang murah. Kalau pun dijual Rp75ribu per kg masih untung kok,” ucapnya.
Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Srie Agustina justru mengklaim saat ini harga daging sudah mulai turun sekitar 16,7 persen.

Misalkan saja di Pasar Senen, Pasar Kranji, Pasar Cakung, dan Pasar Sembung Cirebon. Jika pada minggu lalu harga daging sapi bertengger di level harga Rp 120 ribu per kg, awal pekan ini turun menjadi Rp100 ribu per kg. Sedangkan di ritel modern seperti Giant, Hypermart, dan Carrefour harganya berada di kisaran Rp95 ribuan.

“Semoga akhir Agustus nanti harga bisa kembali normal seperti yang diinginkan yakni Rp 76 ribu per kg,” tutur Srie.

Sementara itu di tempat terpisah diperoleh kabar jika PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) siap ditugaskan oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk membeli lahan ternak sapi seluas 1 juta hektar di Australia.

Direktur Utama RNI Ismed Hasan Putro mengatakan, pihaknya saat ini tengah menunggu persetujuan dari BUMN untuk merealisasikan rencana itu. “Kami sendiri siap, berdua juga siap. Kami tinggal menunggu kebijakan Kementerian BUMN saja,” papar Ismed di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (12/8).

Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menyebut proses pembelian lahan ternak sapi seluas 1 juta hektar di Australia, kini hanya tersisa dua perusahaan BUMN saja.

Dua perseroan itu adalah PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) dan PT Pupuk Indonesia. Sebelumnya, ada tiga perusahaan PT RNI (Persero), Bulog, dan PT Pupuk Indonesia.

“Pembelian satu juta hektar lahan ternak sapi di Australia, sudah mengerucut menjadi dua BUMN. Tinggal Pupuk Indonesia dan RNI,” kata Dahlan di Jakarta, Rabu (31/7).

Selain beniat membeli lahan satu juta hektar ternak sapi di Australia, PT. RNI juga berniat mendatangkan daging sapi dari Nusa Tenggara Timur (NTT) sedikitnya 5 ton per minggu atau 20 ton per bulan. Daging sapi lokal asal NTT itu akan dijual dengan harga Rp 70 ribu per kg.
“Kita sedang menjajaki daging sapi dari NTT, 5 ton per minggu jadi per bulan 20 ton,” kata Ismed.
Dia menjelaskan, daging sapi asal NTT itu didatangkan untuk mengantisipasi lonjakan harga daging sapi saat ini. Ismed menyebutkan, sapi-sapi tersebut akan didatangkan menggunakan pesawat Merpati. (uma/sof/chi/jpnn)

JAKARTA-Sekitar 8.990 ekor sapi impor siap potong telang tiba di Indonesia. Tambahan pasokan itu semestinya sudah cukup untuk membantu menekan harga daging. Namun nyatanya harga daging di pasar masih cukup tinggi. Menteri Pertanian Suswono menduga ada permainan harga daging yang dilakukan spekulan.

“Saya rasa pasokan lebih dari cukup untuk menekan harga saat Lebaran. Pasti ada spekulan yang bermain di balik ini,” terangnya di sela halal bihalal Kementerian Pertanian kemarin (12/8). Selain sekitar delapan ribu sapi siap potong yang didatangkan sebelum 7 Agustus, ada pula 109 ribu ekor sapi siap potong di feedloter atau tempat penggemukan sapi.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, hingga kini ada 2.590 ekor sapi siap potong impor yang telah dipotong. Daging sapi segar tersebut telah didistribusikan ke pasar-pasar di wilayah Jabodetabek. Impor sapi siap potong ini masih terus dilakukan. Pada tanggal 23 Agustus nanti pengapalan terakhir bakal direalisasikan. Sehingga total sapi siap potong yang didatangkan dari Australia mencapai 24.750 ekor.

Suswono mengatakan, pihaknya bersama Kementerian Perdagangan bakal mengevaluasi sistem importasi dan distribusi sapi impor tersebut. Sebab masalah daging bukan hanya menyangkut kebutuhan jangka pendek saat Lebaran saja, tapi juga hingga akhir tahun nanti.

Suswono juga mengkritisi sistem operasi pasar yang dilakukan oleh Perum Bulog. Menurut dia, Bulog semestinya mendistribusikan tiga ribu ton daging sapi yang diimpornya langsung ke konsumen, bukan melalui perantara yang membuat harga mudah dipermainkan.
“Bulog mendapat daging sapi dari Australia dengan harga yang murah. Kalau pun dijual Rp75ribu per kg masih untung kok,” ucapnya.
Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Srie Agustina justru mengklaim saat ini harga daging sudah mulai turun sekitar 16,7 persen.

Misalkan saja di Pasar Senen, Pasar Kranji, Pasar Cakung, dan Pasar Sembung Cirebon. Jika pada minggu lalu harga daging sapi bertengger di level harga Rp 120 ribu per kg, awal pekan ini turun menjadi Rp100 ribu per kg. Sedangkan di ritel modern seperti Giant, Hypermart, dan Carrefour harganya berada di kisaran Rp95 ribuan.

“Semoga akhir Agustus nanti harga bisa kembali normal seperti yang diinginkan yakni Rp 76 ribu per kg,” tutur Srie.

Sementara itu di tempat terpisah diperoleh kabar jika PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) siap ditugaskan oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk membeli lahan ternak sapi seluas 1 juta hektar di Australia.

Direktur Utama RNI Ismed Hasan Putro mengatakan, pihaknya saat ini tengah menunggu persetujuan dari BUMN untuk merealisasikan rencana itu. “Kami sendiri siap, berdua juga siap. Kami tinggal menunggu kebijakan Kementerian BUMN saja,” papar Ismed di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (12/8).

Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menyebut proses pembelian lahan ternak sapi seluas 1 juta hektar di Australia, kini hanya tersisa dua perusahaan BUMN saja.

Dua perseroan itu adalah PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) dan PT Pupuk Indonesia. Sebelumnya, ada tiga perusahaan PT RNI (Persero), Bulog, dan PT Pupuk Indonesia.

“Pembelian satu juta hektar lahan ternak sapi di Australia, sudah mengerucut menjadi dua BUMN. Tinggal Pupuk Indonesia dan RNI,” kata Dahlan di Jakarta, Rabu (31/7).

Selain beniat membeli lahan satu juta hektar ternak sapi di Australia, PT. RNI juga berniat mendatangkan daging sapi dari Nusa Tenggara Timur (NTT) sedikitnya 5 ton per minggu atau 20 ton per bulan. Daging sapi lokal asal NTT itu akan dijual dengan harga Rp 70 ribu per kg.
“Kita sedang menjajaki daging sapi dari NTT, 5 ton per minggu jadi per bulan 20 ton,” kata Ismed.
Dia menjelaskan, daging sapi asal NTT itu didatangkan untuk mengantisipasi lonjakan harga daging sapi saat ini. Ismed menyebutkan, sapi-sapi tersebut akan didatangkan menggunakan pesawat Merpati. (uma/sof/chi/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/