30 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Pemerintah Berencana Mengganti LPG ke DME

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pemerintah berencana untuk melakukan hilirisasi industri salah satunya melalui perubahan penggunaan LPG (Liquified Petroleum Gas) yang saat ini digunakan untuk kebutuhan rumah tangga, menjadi DME atau gasifikasi batubara (Dimethyl Ether).

SOSIALISASI: Pemerintah sosialisasi penggunaan DME.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, proyek investasi yang akan dimulai pada Januari 2022 tersebut akan dilakukan oleh Air Products and Chemicals dengan Pertamina dan beberapa perusahaan lainnya.

“Sudah akan jalan 2022 Januari itu Pertamina dengan PTBA (PT Bukit Asam) dan Air Products dengan pengusaha nasional membangun DME. Air Products melakukan investasi dengan beberapa perusahaan BUMN kita dan swasta nasional untuk melakukan hilirisasi dalam rangka bagaimana mendapatkan pengganti LPG dari batu bara, yaitu DME,” kata Bahlil dalam konferensi pers virtual kemarin, Jumat (12/11).

Selain untuk hilirisasi industri, proyek DME ini juga akan menekan angka impor LPG. Bahlil mencatat, untuk impor LPG per tahunnya mencapai 5,5 sampai 6 juta.

“Ini cadangan devisa kita keluar kalau kita begini terus. Itu tidak kurang dari Rp 55-70 triliun. Maka kita akan perlahan-perlahan mengurangi impor LPG kita dan kita gantikan dengan DME,” jelasnya.

Lalu seperti apa DME itu?

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Dirjen Minyak dan Bumi Gas dalam laman resminya menjelaskan, karakteristik DME memiliki kesamaan baik dari sifat kimia maupun fisika dengan LPG.

Dengan karakteristik yang sama, maka DME dapat menggunakan infrastruktur LPG yang ada sekarang, seperti tabung, storage dan handling eksisting. Artinya, meskipun nanti akan digantikan dengan DME, kemungkinan besar komponen yang digunakan dalam LPG masih dapat digunakan kembali.

DME juga memiliki kelebihan lain yaitu bisa diproduksi dari berbagai sumber energi, termasuk bahan yang dapat diperbarui. Antara lain biomassa, limbah dan Coal Bed Methane (CBM). Namun saat ini, batu bara kalori rendah dinilai sebagai bahan baku yang paling ideal untuk pengembangan DME. (dtc/ram)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pemerintah berencana untuk melakukan hilirisasi industri salah satunya melalui perubahan penggunaan LPG (Liquified Petroleum Gas) yang saat ini digunakan untuk kebutuhan rumah tangga, menjadi DME atau gasifikasi batubara (Dimethyl Ether).

SOSIALISASI: Pemerintah sosialisasi penggunaan DME.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, proyek investasi yang akan dimulai pada Januari 2022 tersebut akan dilakukan oleh Air Products and Chemicals dengan Pertamina dan beberapa perusahaan lainnya.

“Sudah akan jalan 2022 Januari itu Pertamina dengan PTBA (PT Bukit Asam) dan Air Products dengan pengusaha nasional membangun DME. Air Products melakukan investasi dengan beberapa perusahaan BUMN kita dan swasta nasional untuk melakukan hilirisasi dalam rangka bagaimana mendapatkan pengganti LPG dari batu bara, yaitu DME,” kata Bahlil dalam konferensi pers virtual kemarin, Jumat (12/11).

Selain untuk hilirisasi industri, proyek DME ini juga akan menekan angka impor LPG. Bahlil mencatat, untuk impor LPG per tahunnya mencapai 5,5 sampai 6 juta.

“Ini cadangan devisa kita keluar kalau kita begini terus. Itu tidak kurang dari Rp 55-70 triliun. Maka kita akan perlahan-perlahan mengurangi impor LPG kita dan kita gantikan dengan DME,” jelasnya.

Lalu seperti apa DME itu?

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Dirjen Minyak dan Bumi Gas dalam laman resminya menjelaskan, karakteristik DME memiliki kesamaan baik dari sifat kimia maupun fisika dengan LPG.

Dengan karakteristik yang sama, maka DME dapat menggunakan infrastruktur LPG yang ada sekarang, seperti tabung, storage dan handling eksisting. Artinya, meskipun nanti akan digantikan dengan DME, kemungkinan besar komponen yang digunakan dalam LPG masih dapat digunakan kembali.

DME juga memiliki kelebihan lain yaitu bisa diproduksi dari berbagai sumber energi, termasuk bahan yang dapat diperbarui. Antara lain biomassa, limbah dan Coal Bed Methane (CBM). Namun saat ini, batu bara kalori rendah dinilai sebagai bahan baku yang paling ideal untuk pengembangan DME. (dtc/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/