26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Mendorong Budaya Tempat Waktu dan Disiplin, Grab Kampanyekan #AntiNgaret di Medan

BAGUS SYAHPUTRA/Sumut Pos
BERSAMA: Para pembicara diskusi #Antingaret yang diselenggarakan oleh Grab berfoto bersama di Medan, Selasa (13/8).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ngaret menjadi perilaku kebiasaan yang tidak baik sebagian besar manusia. Perilaku ini, harus diubah, karena akan menimbulkan dampak negatif. Grab menjadi pelopor untuk mengkampanyekan antingaret di Kota Medan dan 7 kota besar di Indonesia.

Ngaret sendiri, menjadi sesuatu yang sangat familiar didengar, lewat telinga masyarakat Indonesia. Ngaret berasal dari kata dasar ‘karet’ yang digunakan oleh kalangan anak muda untuk menggambarkan sesuatu yang ‘molor’ dari waktu yang telah direncanakan. Istilah ini memang sering dipakai dalam menggambarkan seseorang yang tidak tepat waktu.

Sayangnya, ngaret kerap dikaitkan sebagai budaya yang begitu melekat dengan orang Indonesia. Budaya tersebut menciptakan kebiasaan di mana banyak orang merasa terlalu nyaman dalam mengulur waktu dan hal ini menyebabkan berkurangnya produktivitas.

Untuk meningkatkan produktivitas masyarakat Indonesia dan menjadi pendukung bagi para pejuang #AntiNgaret, layanan transportasi roda dua milik Grab, GrabBike menghadirkan kampanye #AntiNgaret selain di Medan, akan diselanggara juga Semarang, Yogyakarta, Medan, Bandung, Makassar, Surabaya, Palembang dan Jabodetabek.

“Ngaret ini, merupakan budaya yang sudah tumbuh lama. Bahwa jelang waktu, merupakan waktu luang. Banyak kerugian, bila tidak tepat waktu. Kali ini, Grab menjadi pelopor anti ngaret, untuk merubah budaya ini,” ucap Ketua Departemen Antropologi Sosial FISIP Universitas Sumatera Utara (USU), Dr. Fikarwin Zuska, M.Ant, Antropolog dalam diskusi digelar di Medan, Selasa (13/9) sore.

Fikarwin menjelaskan ngaret telah menjadi kebiasaan sebagian besar masyarakat Indonesia dan dianggap menjadi ‘tradisi’ yang sulit untuk ditinggalkan. Asumsi bahwa orang Indonesia tak bisa lepas dari ngaret, kini sudah menjadi stereotype, khususnya ketika membuat janji dalam sebuah pertemuan.

“Dampaknya, produktivitas bisa terganggu. Untuk bisa meminimalisir kebiasaan yang sudah menjamur sebagai fenomena sosial ini, masyarakat perlu mawas diri untuk mengubah kebiasaan ini. Selain itu, mereka juga bisa memanfaatkan transportasi online sebagai armada pendukung mereka dalam mencapai tempat tujuan dengan nyaman dan cepat,” jelasnya.

Ken Pratama, City Manager 2-Wheel, Medan, Grab Indonesia menjelaskan ada juga sebagian masyarakat lainnya yang justru tak ingin terjebak dalam kebiasaan terus-terusan mengulur waktu. Mereka yang kami sebut sebagai pejuang #AntiNgaret ini selalu berusaha semaksimal mungkin agar bisa mencapai tujuan dengan on time.

“Karenanya, Grab menjadikan GrabBike sebagai armada pendukung untuk mereka yang terus mengejar berbagai hal yang berarti, tentunya dengan ketepatan waktu penjemputan,” tutur Ken.

Dengan jumlah armada yang memadai serta informasi mengenai estimasi waktu kedatangan mitra pengemudi saat memesan. Ken mengatakan pengguna dapat tiba di tujuan dengan lebih cepat.

“Hal ini sejalan dengan misi baru kami untuk mendorong Indonesia maju dengan meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan menciptakan akses kepada layanan harian berkualitas tinggi dan juga aman,” tandasnya.

Sebagai bentuk dukungan penuh kepada para pejuang #AntiNgaret, Grab menawarkan lima kemudahan dari GrabBike agar pelanggan dapat lebih memaksimalkan waktu mereka, dan mendapatkan armada GrabBike lebih cepat, yakni 5 Juta Titik Jemput untuk penjemputan lebih akurat, Venues untuk mendapatkan panduan visual menuju titik jemput terdekat. Kemudian, Alamat Tersimpan, Kirim Pesan Suara & Foto dari GrabChat

“Grab juga memiliki lebih dari 90 orang tim pemetaan di Indonesia yang akan membuat perjalanan para pejuang #AntiNgaret dengan GrabBike menjadi lebih optimal. Tim tersebut bertugas membangun point of interest (POI) dan titik hijau sebagai lokasi penjemputan untuk memudahkan proses perjalanan mitra pengemudi dan penumpang Grab. Dengan demikian, rute yang diarahkan juga lebih efisien dan estimasi waktu tiba menjadi lebih akurat dan akan menambah ketepatan waktu,” tambah Ken.(gus/ram)

BAGUS SYAHPUTRA/Sumut Pos
BERSAMA: Para pembicara diskusi #Antingaret yang diselenggarakan oleh Grab berfoto bersama di Medan, Selasa (13/8).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ngaret menjadi perilaku kebiasaan yang tidak baik sebagian besar manusia. Perilaku ini, harus diubah, karena akan menimbulkan dampak negatif. Grab menjadi pelopor untuk mengkampanyekan antingaret di Kota Medan dan 7 kota besar di Indonesia.

Ngaret sendiri, menjadi sesuatu yang sangat familiar didengar, lewat telinga masyarakat Indonesia. Ngaret berasal dari kata dasar ‘karet’ yang digunakan oleh kalangan anak muda untuk menggambarkan sesuatu yang ‘molor’ dari waktu yang telah direncanakan. Istilah ini memang sering dipakai dalam menggambarkan seseorang yang tidak tepat waktu.

Sayangnya, ngaret kerap dikaitkan sebagai budaya yang begitu melekat dengan orang Indonesia. Budaya tersebut menciptakan kebiasaan di mana banyak orang merasa terlalu nyaman dalam mengulur waktu dan hal ini menyebabkan berkurangnya produktivitas.

Untuk meningkatkan produktivitas masyarakat Indonesia dan menjadi pendukung bagi para pejuang #AntiNgaret, layanan transportasi roda dua milik Grab, GrabBike menghadirkan kampanye #AntiNgaret selain di Medan, akan diselanggara juga Semarang, Yogyakarta, Medan, Bandung, Makassar, Surabaya, Palembang dan Jabodetabek.

“Ngaret ini, merupakan budaya yang sudah tumbuh lama. Bahwa jelang waktu, merupakan waktu luang. Banyak kerugian, bila tidak tepat waktu. Kali ini, Grab menjadi pelopor anti ngaret, untuk merubah budaya ini,” ucap Ketua Departemen Antropologi Sosial FISIP Universitas Sumatera Utara (USU), Dr. Fikarwin Zuska, M.Ant, Antropolog dalam diskusi digelar di Medan, Selasa (13/9) sore.

Fikarwin menjelaskan ngaret telah menjadi kebiasaan sebagian besar masyarakat Indonesia dan dianggap menjadi ‘tradisi’ yang sulit untuk ditinggalkan. Asumsi bahwa orang Indonesia tak bisa lepas dari ngaret, kini sudah menjadi stereotype, khususnya ketika membuat janji dalam sebuah pertemuan.

“Dampaknya, produktivitas bisa terganggu. Untuk bisa meminimalisir kebiasaan yang sudah menjamur sebagai fenomena sosial ini, masyarakat perlu mawas diri untuk mengubah kebiasaan ini. Selain itu, mereka juga bisa memanfaatkan transportasi online sebagai armada pendukung mereka dalam mencapai tempat tujuan dengan nyaman dan cepat,” jelasnya.

Ken Pratama, City Manager 2-Wheel, Medan, Grab Indonesia menjelaskan ada juga sebagian masyarakat lainnya yang justru tak ingin terjebak dalam kebiasaan terus-terusan mengulur waktu. Mereka yang kami sebut sebagai pejuang #AntiNgaret ini selalu berusaha semaksimal mungkin agar bisa mencapai tujuan dengan on time.

“Karenanya, Grab menjadikan GrabBike sebagai armada pendukung untuk mereka yang terus mengejar berbagai hal yang berarti, tentunya dengan ketepatan waktu penjemputan,” tutur Ken.

Dengan jumlah armada yang memadai serta informasi mengenai estimasi waktu kedatangan mitra pengemudi saat memesan. Ken mengatakan pengguna dapat tiba di tujuan dengan lebih cepat.

“Hal ini sejalan dengan misi baru kami untuk mendorong Indonesia maju dengan meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan menciptakan akses kepada layanan harian berkualitas tinggi dan juga aman,” tandasnya.

Sebagai bentuk dukungan penuh kepada para pejuang #AntiNgaret, Grab menawarkan lima kemudahan dari GrabBike agar pelanggan dapat lebih memaksimalkan waktu mereka, dan mendapatkan armada GrabBike lebih cepat, yakni 5 Juta Titik Jemput untuk penjemputan lebih akurat, Venues untuk mendapatkan panduan visual menuju titik jemput terdekat. Kemudian, Alamat Tersimpan, Kirim Pesan Suara & Foto dari GrabChat

“Grab juga memiliki lebih dari 90 orang tim pemetaan di Indonesia yang akan membuat perjalanan para pejuang #AntiNgaret dengan GrabBike menjadi lebih optimal. Tim tersebut bertugas membangun point of interest (POI) dan titik hijau sebagai lokasi penjemputan untuk memudahkan proses perjalanan mitra pengemudi dan penumpang Grab. Dengan demikian, rute yang diarahkan juga lebih efisien dan estimasi waktu tiba menjadi lebih akurat dan akan menambah ketepatan waktu,” tambah Ken.(gus/ram)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/