Target BI Medan Tahun 2012
MEDAN-Bank Indonesia Medan menargetkan inflasi di Sumatera Utara (Sumut) pada tahun 2012 bisa ditekan sebesar 5 persen dengan plus minus 1 persen. Kepercayaan Bank Indonesia Medan didasari perbaikan prekonomian di Sumut dalam program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
Hal itu tertuang dalam pertemuan tahunan perbankan Sumatera Utara di Bank Indonesia Medan di Jalan Putri Hijau Medan, Selasa (13/12).
Menurut Pimpinan Bank Indonesia Kantor Wilayah Sumut-Aceh, Nasser Atroft, rujukan pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara itu bisa dilihat pada 2011 yang mencapai 6,70 persen plus minus 1 persen, atau lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada 2010 yang lalu sebesar 6,30 persen.
Keberhasilan Bank Indonesia Medan menekan inflasi dari tahun ke tahun ditopang oleh neraca perdagangan Sumut, dimana ekspornya (data hingga Oktober 2011) diperkirakan mencapai USD9,41 miliar atau meningkat 10,10 persen dibandingkan nilai ekspor pada tahun 2010 sebesar USD8,55 miliar, walau pun peningkatan ekspor disebabkan peningkatan harga komoditas di pasar internasional.”Pertumbuhan ekonomi Sumut yang terus berkembang membuat kita optimis, bahwa pertumbuhan ekonomi pada tahun 2012 mendatang masih menjanjikan,” yakin Nasser Atroft.
Selain itu, kata Nasser, berbagai pembangunan dalam program MP3EI Sumut, seperti di daerah Seimangke Kabupaten Simalungun yang diharap menjadi kawasan industri, jalan tol Belawan dan lainnya. Jelas ini akan menjadikan Sumut sebagai incaran para investor. Bahkan saat ini, Bappeda (Badan Percepatan Pembanguan Daerah) juga akan mengucurkan dana sekitar 2 kali lipat untuk pembangunan Sumut.
“Hal lain dapat dilihat, saat ini sudah di lelang proyek untuk pembangunan jalan tol Kualanamu, bila berhasil, maka akan semakin banyak investor yang masuk,” timpal Peneliti Madya Senior BI Sumut-Aceh, Mikael Budisatryo. Dirinya menyadarai, bahwa saat ini infrastruktur merupakan kendala nomor 1 di Sumut, sehingga membuat investor enggan untuk berinvestasi.
Bukan hanya jalan, listrik yang sering padam dan izin-izin lainnya termasuk menjadi kendala dalam berinvestasi. “Investasi kan harus menyediakan fasilitas, itu masalahnya yang menjadi kendala oleh sumut. Karena itu, MP3EI menjadi semangat bagi kita” imbuh Mikael. Optimisnya Sumut dalam mencapai target inflasi tersebut dapat dilihat pada pertumbuhan ekonomi yang meningkat, diiringi dengan level inflasi yang terkendali selama 2011.
Inflasi Sumut pada November 2011 tercatat sebesar 4,88 persen year on year (yoy) atau 3,21 persen year to date (ytd). Berdasarkan disagredasinya, inflasi inti sumut tercatat sebesar 5,15 persen (yoy). Sementara itu, inflasi volatile foods sebesar 4,67 persen (yoy) dan inflasi administered price (harga tertinggi) sebesar 3,86 persen (yoy). Mencermati pencapaian tersebut dan perkembangan harga, target inflasi Sumut 2011 sebesar 5,50 persen + 1 persen optimis dapat tercapai.
Dari penelitian Bank Indonesia Medan diketahui bahwa sebagian besar bahan makanan memiliki struktur pasar persaingan sempurna, namun derajat pengambilan keputusan di pelaku pasarnya, khususnya pedagang besar menyebabkan komoditas di pertanian bergeser menjadi peralihan pasar persaingan sempurna menjadi pasar oligopoli. Ditambah lagi, beberapa komoditas seperti jeruk, daging sapi, dan telur ayam ras bersifat downward price rigidity, atau kenaikan di tingkat produsen akan diikuti kenaikan harga di tingkat ritel atau pedagang eceran, tetapi bila ada penurunan harga dari produsen (petani atau peternak) tidak akan diikuti oleh pedagang eceran. (ram)