30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Penyaluran Gas Berkurang

Stok per Maret Sekitar 7 mmscfd per Hari

MEDAN- Mulai Maret mendatang, penyaluran stok gas di Sumut diperkirakan akan kembali mengalami pengurangan dari biasanya sebesar 12 mmscfd perhari menjadi 7 mmscfd perharinya. Hal ini dikarenakan pasokan gas yang tersedia sudah tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan di Sumut. Selain itu pemenuhan gas juga terhambat dengan regulasi.

“Kita sudah melakukan semaksimal mungkin untuk memenuhi kebutuhan gas di Sumut. Tetapi sekali lagi, kita terhambat dengan berbagai regulasi, dan peraturan,” ujar Vice Presiden Corporate Communication PT Perusahaan Gas Negara, Ridha Ababil saat dihubungin via telpon kemarin (14/1).

Dijelaskannya, dengan existing sebesar 7 mmscfd tersebut sudah menjadi perjuangan bagi PGN Sumbangut. Mengingat fasilitas yang dimiliki juga tidak memungkinkan untuk mendapatkan gas dari daerah lain. “Kemarin, saat ada perencanaan pembangun FSRU (Floating Storage Regasification Units ), bisa saja kita mengimpor gas dari negara lain. Seperti dari India atau dari Afrika. Tetapi, karena tidak ada fasilitas lagi, jadi kita hanya bisa berharap gas dari wilayah sekitarnya,” ungkapnya.

Saat ini, fasilitas yang dimiliki oleh PGN Sumbangut hanya berupa pipa penyaluran dari Belawan ke pelanggan existing. Karena itu, untuk memenuhi gas di Sumut diharapkan sumbernya dekat dengan Sumut juga. Misalnya dari daerah Aceh atau Riau. “Untuk fasilitas ini, saya tegaskan kita kembali terkendala dengan regulasi pusat. Bukan kita yang tidak ingin menambah penyaluran.” tambahnya.

Untuk Aceh, regulasi kemarin menyatakan gas akan diperoleh dari PT Arun, dimana pipa penyaluran gas akan dibangun oleh PT Pertamina. Sedangkan dari Riau (Duri) sudah tidak memungkinkan, karena gas yang tersedia sudah memiliki alokasi.

Sementara itu, Ketua  Asosiasi Perusahaan Pemakai Gas (Apigas), Johan Brien, mengatakan terkait dengan stok gas sudah menjadi masalah yang biasa dihadapi. “Kita mau bilang apa lagi?. FSRU kemarin sudah dipindahin. Dan pemprovsu juga tidak dapat melakukan apapun lagi. Karena itu, saat ini kita hanya bisa menerima saja,” ungkapnya.

Johan menyatakan, saat ini dirinya hanya berharap agar ada solusi terkait dengan kekurangan energi di Sumut ini. Apalagi, akan berdirinya Bandara Kualanamu dan Sei Mangke. Jadi, seharusnya sudah ada solusi. “Kedatangan pak Dahlan ke Medan kemarin, kita anggap sebagai angin segar. Agar beliau setidaknya memiliki solusi untuk kita para pengusaha,” paparnya. (ram)

Stok per Maret Sekitar 7 mmscfd per Hari

MEDAN- Mulai Maret mendatang, penyaluran stok gas di Sumut diperkirakan akan kembali mengalami pengurangan dari biasanya sebesar 12 mmscfd perhari menjadi 7 mmscfd perharinya. Hal ini dikarenakan pasokan gas yang tersedia sudah tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan di Sumut. Selain itu pemenuhan gas juga terhambat dengan regulasi.

“Kita sudah melakukan semaksimal mungkin untuk memenuhi kebutuhan gas di Sumut. Tetapi sekali lagi, kita terhambat dengan berbagai regulasi, dan peraturan,” ujar Vice Presiden Corporate Communication PT Perusahaan Gas Negara, Ridha Ababil saat dihubungin via telpon kemarin (14/1).

Dijelaskannya, dengan existing sebesar 7 mmscfd tersebut sudah menjadi perjuangan bagi PGN Sumbangut. Mengingat fasilitas yang dimiliki juga tidak memungkinkan untuk mendapatkan gas dari daerah lain. “Kemarin, saat ada perencanaan pembangun FSRU (Floating Storage Regasification Units ), bisa saja kita mengimpor gas dari negara lain. Seperti dari India atau dari Afrika. Tetapi, karena tidak ada fasilitas lagi, jadi kita hanya bisa berharap gas dari wilayah sekitarnya,” ungkapnya.

Saat ini, fasilitas yang dimiliki oleh PGN Sumbangut hanya berupa pipa penyaluran dari Belawan ke pelanggan existing. Karena itu, untuk memenuhi gas di Sumut diharapkan sumbernya dekat dengan Sumut juga. Misalnya dari daerah Aceh atau Riau. “Untuk fasilitas ini, saya tegaskan kita kembali terkendala dengan regulasi pusat. Bukan kita yang tidak ingin menambah penyaluran.” tambahnya.

Untuk Aceh, regulasi kemarin menyatakan gas akan diperoleh dari PT Arun, dimana pipa penyaluran gas akan dibangun oleh PT Pertamina. Sedangkan dari Riau (Duri) sudah tidak memungkinkan, karena gas yang tersedia sudah memiliki alokasi.

Sementara itu, Ketua  Asosiasi Perusahaan Pemakai Gas (Apigas), Johan Brien, mengatakan terkait dengan stok gas sudah menjadi masalah yang biasa dihadapi. “Kita mau bilang apa lagi?. FSRU kemarin sudah dipindahin. Dan pemprovsu juga tidak dapat melakukan apapun lagi. Karena itu, saat ini kita hanya bisa menerima saja,” ungkapnya.

Johan menyatakan, saat ini dirinya hanya berharap agar ada solusi terkait dengan kekurangan energi di Sumut ini. Apalagi, akan berdirinya Bandara Kualanamu dan Sei Mangke. Jadi, seharusnya sudah ada solusi. “Kedatangan pak Dahlan ke Medan kemarin, kita anggap sebagai angin segar. Agar beliau setidaknya memiliki solusi untuk kita para pengusaha,” paparnya. (ram)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/