33.6 C
Medan
Tuesday, June 25, 2024

Rupiah Menguat karena Ekspor Mineral Dilarang

JAKARTA – Nilai tukar mata uang Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat. Hal ini akibat dampak pemberlakukan UU Minerba Nomor 4 Tahun 2009 yang baru saja diterapkan oleh pemerintah pada 12 Januari 2014.

RUPIAH: Seorang memegang uang kertas Rupiah. Kemarin, nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat.//ADEK BERRY/AFP PHOTO
RUPIAH: Seorang memegang uang kertas Rupiah. Kemarin, nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat.//ADEK BERRY/AFP PHOTO

Dapat diketahui, rupiah sempat menduduki Rp12.050 pada kemarin sore, dan pagi ini menguat di angka Rp11.990.”Perlemahan kemarin yang menyentuh Rp12.200 itu karena market ekspektasinya ada pengurangan ekspor minerba itu,” kata Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Samual di  Jakarta, Selasa (14/1).

Penguatan Rupiah juga, lanjut David, dikarenakan berlakunya larangan ekspor mineral di Indonesia. Di mana, ekonomi Indonesia diprediksi akan kehilangan nilai ekspor hingga USD6 miliar atau 0,6 persen terhadap PDB.

Selain itu, penguatan Rupiah juga lantaran ekspor mineral tidak seluruhnya dilakukan secara full. Di mana, untuk nikel dan bauksit  dilakukan secara full tapi tidak untuk mineral lainnya. “Larangan itu tidak berlaku full, nikel dan bauksit saja yang full, sekitar 48 persen total ekspor kita, kalau kita hitung 0,2 persen. Yang lain itu kecil,” tambahnya.

Kendati demikian, sambung David, dirinya menilai, prediksi yang terbilang meleset ini pun yang menjadi salah satu penyebab menguatnya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar pagi ini.”Prediksi yang awalnya berkurang USD6 bilion (miliar) atau 0,6 persen itu, ternyata hanya 0,2 persen yang terjadi atau sekira USD3 bilion (miliar), jadi itu yang menyebabkan menguatnya rupiah,” tutupnya. (bbs/ila)

JAKARTA – Nilai tukar mata uang Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat. Hal ini akibat dampak pemberlakukan UU Minerba Nomor 4 Tahun 2009 yang baru saja diterapkan oleh pemerintah pada 12 Januari 2014.

RUPIAH: Seorang memegang uang kertas Rupiah. Kemarin, nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat.//ADEK BERRY/AFP PHOTO
RUPIAH: Seorang memegang uang kertas Rupiah. Kemarin, nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat.//ADEK BERRY/AFP PHOTO

Dapat diketahui, rupiah sempat menduduki Rp12.050 pada kemarin sore, dan pagi ini menguat di angka Rp11.990.”Perlemahan kemarin yang menyentuh Rp12.200 itu karena market ekspektasinya ada pengurangan ekspor minerba itu,” kata Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Samual di  Jakarta, Selasa (14/1).

Penguatan Rupiah juga, lanjut David, dikarenakan berlakunya larangan ekspor mineral di Indonesia. Di mana, ekonomi Indonesia diprediksi akan kehilangan nilai ekspor hingga USD6 miliar atau 0,6 persen terhadap PDB.

Selain itu, penguatan Rupiah juga lantaran ekspor mineral tidak seluruhnya dilakukan secara full. Di mana, untuk nikel dan bauksit  dilakukan secara full tapi tidak untuk mineral lainnya. “Larangan itu tidak berlaku full, nikel dan bauksit saja yang full, sekitar 48 persen total ekspor kita, kalau kita hitung 0,2 persen. Yang lain itu kecil,” tambahnya.

Kendati demikian, sambung David, dirinya menilai, prediksi yang terbilang meleset ini pun yang menjadi salah satu penyebab menguatnya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar pagi ini.”Prediksi yang awalnya berkurang USD6 bilion (miliar) atau 0,6 persen itu, ternyata hanya 0,2 persen yang terjadi atau sekira USD3 bilion (miliar), jadi itu yang menyebabkan menguatnya rupiah,” tutupnya. (bbs/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/