25 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Mamin Impor Malaysia Melesat

Semakin Kuat Kuasai Pasar RI

JAKARTA- Pelaku industri sektor makanan minuman (mamin) perlu mewaspadai impor dari negara-negara di Asia Tenggara terutama Malaysia. Karena sampai Mei 2011, impor dari negeri Jiran tersebut mengalami peningkatan sangat pesat.

Data Gabungan Pengusaha Makanan Minuman Indonesia (Gapmmi) menunjukkan nilai impor mamin periode Januari-Mei tahun ini meningkat sebesar 76,17 persen. Rincian dari kenaikan tersebut, nilai impor mamin dari Malaysia pada periode Januari-Mei tahun lalu USD11,735 juta. Kemudian pada periode sama tahun ini sudah naik sebesar 76,17 persen menjadi USD20,675 juta. Sedangkan sepanjang 2010 lalu nilai impor dari Malaysia menembus USD36,560 juta atau 16,92 persen dari total impor. “Selama daya saing tidak ditangani optimal, Malaysia akan semakin kuat menguasai pasar dalam negeri,” kata Sekjen Gapmmi Franky Sibarani kemarin (14/6).

Berdasar kontribusi, nilai impor dari Malaysia mencapai 23,08 persen dari total impor mamin Januari-Mei 2011 sejumlah USD 89,569 juta. Padahal pada periode sama tahun lalu porsi impor asal Malaysia hanya 15,33 persen dari total impor USD76,542 juta.

Selain Malaysia, impor mamin asal Thailand juga membanjiri pasar domestik. Dari total impor, persentasenya mencapai 10 persen dengan nilai USD8,961 juta. Namun, dibandingkan 2010 mengalami penurunan 23,22 persen dengan nilai USD11,671 juta. Sedangkan urutan berikutnya dari Singapura dengan nilai impor USD7,479 juta atau 8,35 persen dari total impor dengan kenaikan 29,08 persen dibandingkan Januari-Mei tahun lalu.

Kemudian, nilai impor mamin dari Filipina sampai Mei 2011 sebesar USD5,509 juta atau naik 6,15 persen dibandingkan periode sama tahun lalu senilai USD3,849 juta. Ditambah Vietnam pun mulai membidik pasar Indonesia sebagai target market industri mamin dengan nilai impor USD1,221 juta atau 1,36 persen.
Sampai Mei, total impor dari negara Asean menembus USD 43,846 juta atau 48,95 persen dari total impor mamin,’ lanjut dia. Sedangkan kenaikan impor mamin dari negara di Asean mencapai 32,67 persen dari periode Januari-Mei 2010. Selama 2010 lalu impor dari Asean senilai USD 99,541 juta atau 46,07 persen.

Sedangkan dari Tiongkok untuk kurun waktu yang sama malah turun 6,66 persen dengan nilai USD11,369 juta dari tahun lalu USD12,180 juta. Data mamin dari Hongkong juga menurun 76,32 persen dengan nilai USD647 ribu. Total, impor mamin USD89,569 juta atau naik 17,02 persen.

Secara terpisah Dirjen Perdagangan Luar Negeri Deddy Saleh mengatakan, sepanjang memenuhi persyaratan label, impor mamin tidak bisa dicegah. Selain label, mamim impor tersebut sudah sesuai dengan aturan kepabeanan dan dilakukan verifikasi. Apalagi dengan bea masuk nol persen, sehingga potensi mamin impor masuk ke pasar domestik kian besar.  Diduga lonjakan tajam impor mamin legal tersebut karena sebelumnya produk ilegal yang terpaksa melakukan verifikasi. (res/jpnn)

Semakin Kuat Kuasai Pasar RI

JAKARTA- Pelaku industri sektor makanan minuman (mamin) perlu mewaspadai impor dari negara-negara di Asia Tenggara terutama Malaysia. Karena sampai Mei 2011, impor dari negeri Jiran tersebut mengalami peningkatan sangat pesat.

Data Gabungan Pengusaha Makanan Minuman Indonesia (Gapmmi) menunjukkan nilai impor mamin periode Januari-Mei tahun ini meningkat sebesar 76,17 persen. Rincian dari kenaikan tersebut, nilai impor mamin dari Malaysia pada periode Januari-Mei tahun lalu USD11,735 juta. Kemudian pada periode sama tahun ini sudah naik sebesar 76,17 persen menjadi USD20,675 juta. Sedangkan sepanjang 2010 lalu nilai impor dari Malaysia menembus USD36,560 juta atau 16,92 persen dari total impor. “Selama daya saing tidak ditangani optimal, Malaysia akan semakin kuat menguasai pasar dalam negeri,” kata Sekjen Gapmmi Franky Sibarani kemarin (14/6).

Berdasar kontribusi, nilai impor dari Malaysia mencapai 23,08 persen dari total impor mamin Januari-Mei 2011 sejumlah USD 89,569 juta. Padahal pada periode sama tahun lalu porsi impor asal Malaysia hanya 15,33 persen dari total impor USD76,542 juta.

Selain Malaysia, impor mamin asal Thailand juga membanjiri pasar domestik. Dari total impor, persentasenya mencapai 10 persen dengan nilai USD8,961 juta. Namun, dibandingkan 2010 mengalami penurunan 23,22 persen dengan nilai USD11,671 juta. Sedangkan urutan berikutnya dari Singapura dengan nilai impor USD7,479 juta atau 8,35 persen dari total impor dengan kenaikan 29,08 persen dibandingkan Januari-Mei tahun lalu.

Kemudian, nilai impor mamin dari Filipina sampai Mei 2011 sebesar USD5,509 juta atau naik 6,15 persen dibandingkan periode sama tahun lalu senilai USD3,849 juta. Ditambah Vietnam pun mulai membidik pasar Indonesia sebagai target market industri mamin dengan nilai impor USD1,221 juta atau 1,36 persen.
Sampai Mei, total impor dari negara Asean menembus USD 43,846 juta atau 48,95 persen dari total impor mamin,’ lanjut dia. Sedangkan kenaikan impor mamin dari negara di Asean mencapai 32,67 persen dari periode Januari-Mei 2010. Selama 2010 lalu impor dari Asean senilai USD 99,541 juta atau 46,07 persen.

Sedangkan dari Tiongkok untuk kurun waktu yang sama malah turun 6,66 persen dengan nilai USD11,369 juta dari tahun lalu USD12,180 juta. Data mamin dari Hongkong juga menurun 76,32 persen dengan nilai USD647 ribu. Total, impor mamin USD89,569 juta atau naik 17,02 persen.

Secara terpisah Dirjen Perdagangan Luar Negeri Deddy Saleh mengatakan, sepanjang memenuhi persyaratan label, impor mamin tidak bisa dicegah. Selain label, mamim impor tersebut sudah sesuai dengan aturan kepabeanan dan dilakukan verifikasi. Apalagi dengan bea masuk nol persen, sehingga potensi mamin impor masuk ke pasar domestik kian besar.  Diduga lonjakan tajam impor mamin legal tersebut karena sebelumnya produk ilegal yang terpaksa melakukan verifikasi. (res/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/